Pada tanggal 2 Agustus, Badan Geologi di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia mengatakan bahwa mereka baru saja mengidentifikasi setidaknya 100 lokasi lagi dengan cadangan nikel yang belum dimanfaatkan.
Hasil survei ini memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen nikel terkemuka dunia, logam kunci dalam produksi baterai kendaraan listrik. (Sumber: Pulitzer Center) |
Muhammad Wafid, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan penemuan terbaru menunjukkan setidaknya terdapat 100 lokasi baru dengan endapan mineral jenis ini, yang membuka peluang penambangan di masa mendatang. Hal ini merupakan pertanda positif karena banyak pihak meyakini cadangan nikel Indonesia akan habis dalam beberapa tahun mendatang.
Tahun lalu, Indonesia memproduksi 1,8 juta ton nikel, setengah dari produksi dunia . Ekspor komoditas ini menghasilkan $33,5 miliar per tahun bagi negara Asia Tenggara tersebut.
Kelangkaan nikel Tipe 1, yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik, diperkirakan akan dimulai pada tahun 2029 dan memburuk pada tahun berikutnya, kata Allan Ray Restauro, analis logam dan mineral di perusahaan riset energi BloombergNEF, pada acara Indonesia Miner di Jakarta pada bulan Juni.
Meskipun pertumbuhannya melambat dalam beberapa tahun terakhir, penjualan kendaraan listrik akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang, mendorong permintaan baterai lithium-ion. Akibatnya, permintaan nikel Tipe 1, atau nikel dengan kemurnian tinggi, bahan baku utama yang digunakan untuk membuat baterai ini, juga akan meningkat.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/indonesia-phat-hien-ha-ng-loat-mo-nickel-tie-m-nang-281122.html






Komentar (0)