Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Joao Felix dan harga untuk mimpi kembali

Joao Felix ingin kembali ke Benfica, tempat ia pernah bersinar dan mengukir namanya. Namun, gaji lebih dari 10 juta euro per tahun menjadi penghalang terbesar, memaksa bintang Portugal itu untuk memilih antara emosi dan kenyataan.

ZNewsZNews18/06/2025

Ada perpisahan yang sunyi, dan ada pula perjalanan pulang yang penuh aspirasi namun terhambat oleh kenyataan pahit. Felix hidup dalam paradoks: ia ingin meninggalkan Chelsea untuk kembali ke tempat yang telah membawanya ke puncak kejayaan - Benfica - tetapi rintangan terbesar bukan datang dari urusan profesional, melainkan dari... gajinya sendiri yang selangit.

Pernah dianggap sebagai "anak emas" sepak bola Portugal, Felix meninggalkan Benfica pada tahun 2019 dengan rekor transfer hampir 130 juta euro, pindah ke Atletico Madrid sebagai pernyataan ambisinya. Namun sejak itu, ia tidak pernah benar-benar memenuhi harapan. Naik turun di La Liga, lalu terus memudar di Chelsea dan bahkan di AC Milan dengan status pinjaman, Felix perlahan-lahan menjadi salah satu contoh khas dari ungkapan "bakat yang tidak tumbuh cukup cepat".

Kini, di usia 25 tahun – masih cukup muda untuk memulai kembali, tetapi cukup dewasa untuk menyadari bahwa waktu tak menunggu siapa pun – Felix ingin kembali ke Lisbon, tempat semua aspirasinya bermula. Benfica siap menyambutnya dengan tangan terbuka. Mantan pelatihnya, Bruno Lage, yang juga membantunya meraih sukses di masa lalu, kini memimpin tim dan secara terbuka mendukung reuni ini. Namun, sepak bola profesional bukanlah dongeng.

"Kami butuh dua hal: kemauan dan kemampuan," ujar Bruno Lage dengan nada samar setelah hasil imbang 2-2 dengan Boca Juniors di Piala Dunia Antarklub FIFA 2025™. "Felix ingin kembali, Benfica terbuka. Namun, antara kemauan dan kenyataan, terdapat kesenjangan finansial yang sangat besar."

Joao Felix anh 1

Memang, kendala terbesar adalah gaji. Felix saat ini mengantongi £8,84 juta per tahun di Chelsea (setara dengan lebih dari €10,5 juta). Angka tersebut jauh melampaui batas finansial Benfica – klub dengan tradisi yang kaya tetapi tidak dapat menghabiskan uang secara berlebihan seperti klub-klub besar Eropa. Mempertahankan Di María musim lalu saja sudah merupakan upaya besar, dan bagi Felix, segalanya akan jauh lebih sulit.

Bruno Lage sendiri tak ragu menyarankan agar mantan muridnya itu "berkorban secara finansial" jika ia benar-benar ingin kembali. Pernyataan ini bukan sekadar nasihat, melainkan pesan yang jelas: Benfica siap untuk reuni, tetapi tanpa syarat apa pun. Felix perlu mengambil inisiatif, dengan komitmen tidak hanya di lapangan tetapi juga... gaji.

Pertanyaannya: Beranikah Felix berjudi untuk memulai kembali? Bersediakah ia merelakan gaji tinggi di Liga Primer demi menemukan jati dirinya di tim utama Benfica—tempat ia pernah mengejutkan seantero Eropa?

Kisah Felix mengingatkan kita pada kenyataan pahit dalam sepak bola modern: uang selalu menjadi penghalang terbesar untuk "mimpi indah". Bukan hal yang aneh bagi pemain untuk kehilangan performa terbaiknya tetapi tidak dapat bersatu kembali dengan tim lamanya karena gaji yang tinggi—akibat kontrak yang "di luar kemampuan mereka".

Joao Felix anh 2

Secara teori, Felix masih merupakan nama yang menarik, seorang pemain dengan kualitas istimewa. Namun kenyataan telah membuktikan: bakat saja tidak cukup. Ketika kepercayaan klub-klub besar memudar, dan gaji menjadi beban alih-alih jaminan, pemain seperti Felix hanya punya satu jalan: mundur secara sukarela untuk mencari peluang naik kelas.

Jika Felix benar-benar serius dengan keinginannya untuk pulang, ia harus bertindak – bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata, dimulai dengan menerima gaji yang sesuai. Karena terkadang, untuk menulis lembaran baru yang lebih cerah, seseorang harus tahu bagaimana menutup lembaran lama dengan kerendahan hati.

Sementara itu, Benfica juga sedang mempersiapkan masa transisi besar, dengan Ange Di María yang akan kembali ke Rosario Central setelah Piala Dunia Antarklub FIFA. Bruno Lage merasa kasihan kepada pemain veterannya, yang membantu tim bangkit dari ketertinggalan melawan Boca Juniors dengan gol dan penampilan gemilang. Seorang bintang akan pergi - dan bisakah mantan bintang kembali?

Benfica tidak akan menunggu selamanya. Pintunya terbuka, tapi tidak selamanya. Dan Joao Felix—jika ia benar-benar ingin melakukannya lagi—harus melangkah dengan kedua kakinya sendiri.

Sumber: https://znews.vn/joao-felix-va-cai-gia-cho-giac-mo-tro-ve-post1561764.html


Komentar (0)

No data
No data

Warisan

Angka

Bisnis

MENENGOK KEMBALI PERJALANAN KONEKSI BUDAYA - FESTIVAL BUDAYA DUNIA DI HANOI 2025

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk