Pada tanggal 2 Juni, forum keamanan terkemuka di Asia, Dialog Shangri-La, resmi dibuka di Singapura.
Dialog Shangri-La ke-20 dianggap sebagai acara yang 'sangat berharga' dengan banyak pertemuan bilateral dan multilateral. |
Dialog Shangri-La ke-20 - sebuah acara yang menarik pejabat militer senior, diplomat , produsen senjata, dan analis keamanan dari seluruh dunia - berlangsung dari tanggal 2-4 Juni.
Lebih dari 600 delegasi dari 49 negara akan menghadiri forum tersebut, yang akan dibuka dengan pidato utama oleh Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada malam tanggal 2 Juni.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan mitranya dari Tiongkok Li Shangfu akan memberikan pidato selama akhir pekan.
Para analis mengatakan acara ini sangat berharga karena membuka banyak pertemuan bilateral dan multilateral di sela-sela sesi pleno dan akan menampilkan pidato oleh para menteri pertahanan.
Namun, pada tanggal 29 Mei, Pentagon mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Tiongkok Li Shangfu menolak untuk bertemu dengan mitranya dari AS Lloyd Austin.
Konflik di Ukraina, Taiwan (Tiongkok), dan program senjata Korea Utara juga menjadi agenda utama bagi banyak delegasi, menurut para analis. Tidak ada delegasi dari Rusia maupun Korea Utara yang menghadiri forum tersebut.
Persaingan yang semakin sengit antara AS dan China diperkirakan akan mendominasi konferensi akhir pekan, Reuters melaporkan.
Lynn Kuok, seorang peneliti senior di Institut Internasional untuk Studi Strategis, lembaga pemikir yang menyelenggarakan Dialog Shangri-La, mengatakan dia tidak optimistis tentang perbaikan hubungan AS-Tiongkok.
Isu penting lainnya yang mungkin dibahas termasuk ketegangan di wilayah Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur.
Hubungan keamanan dalam perjanjian trilateral AS-Inggris-Australia (AUKUS) serta dalam kelompok Quad (AS, Jepang, India, dan Australia) juga diperkirakan akan muncul, terutama di tengah kekhawatiran Tiongkok tentang niat kelompok tersebut.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)