Pasar Gwangjang – surga makanan tradisional Seoul
Pasar Gwangjang adalah tempat yang wajib dikunjungi ketika datang ke Seoul untuk merasakan kuliner Korea yang terkenal dan budaya kuliner yang unik. (Foto: Dikumpulkan)
Pasar Gwangjang dianggap sebagai salah satu tempat makan Korea paling terkenal dengan hidangan tradisional yang kaya seperti bindaetteok (kue kacang hijau goreng), mayak kimbap (nasi gulung kecil), atau sundae (usus babi isi). Saat Anda datang ke sini, Anda akan lebih memahami budaya kuliner Korea melalui setiap hidangan dan pelayanan ramah para penjualnya, yang dijual secara tradisional, dekat, dan tulus. Tak hanya sebagai tempat untuk menikmati kuliner, Pasar Gwangjang juga merupakan persimpangan budaya dan sejarah antara Seoul modern dan tradisional .
Pasar Jagalchi – Nikmati hidangan laut segar yang unik di Busan
Pasar Jagalchi – pasar makanan laut segar yang terkenal di Busan, destinasi wajib dikunjungi bagi para pecinta kuliner. (Foto: Dikumpulkan)
Jika Anda pecinta makanan laut, Pasar Jagalchi di Busan jelas merupakan tempat yang ideal untuk menjelajahi budaya kuliner Korea. Di sini, Anda dapat menikmati hidangan laut segar seperti sashimi, kepiting, atau cumi-cumi yang dimasak langsung di tempat. Suasana pasar yang ramai dan seruan para pedagang yang ramah menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Melalui pengalaman di Pasar Jagalchi, Anda akan memahami dan merasakan dengan jelas identitas dan karakteristik budaya kuliner Korea secara umum, terutama cara menikmati hidangan laut segar dan suasana pasar tradisional.
Festival Bibimbap Jeonju – Festival Makanan Korea Terkenal di Bulan Oktober
Festival Bibimbap Jeonju – Festival kuliner unik yang mempromosikan kuliner Korea yang mendunia. (Foto: Dikumpulkan)
Jeonju adalah rumah bagi bibimbap, salah satu hidangan Korea paling terkenal dan dicintai di seluruh dunia . Setiap tahun di bulan Oktober, Festival Bibimbap Jeonju menarik ribuan pengunjung untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seperti kompetisi memasak, pengalaman rakyat, dan pertunjukan tradisional.
Acara ini tidak hanya menjadi tempat untuk mempromosikan makanan, tetapi juga kesempatan bagi pengunjung internasional untuk menjelajahi kedalaman budaya kuliner Korea melalui kegiatan langsung dan kesenangan di tempat.
Kafe hewan peliharaan dan hidangan penutup kreatif - Tren baru "rempah-rempah" muda dalam budaya kuliner Korea
Golden Piece – Toko hidangan penutup modern dengan hidangan Yakgwa yang kreatif, mewakili tren baru dalam budaya kuliner Korea. (Foto: Koleksi)
Kuliner Korea tak hanya terbatas pada hidangan tradisional, tetapi juga terus berinovasi untuk memenuhi selera anak muda. Dalam beberapa tahun terakhir, kafe hewan peliharaan telah menjadi tempat makan Korea yang sangat populer, tempat Anda dapat menikmati kopi dan bermain dengan hewan peliharaan. Kafe ini bukan hanya tempat bersantai, tetapi juga ruang kreatif, tempat budaya kuliner berpadu harmonis dengan gaya hidup modern dan kecintaan terhadap hewan.
Selain itu, tren hidangan penutup kreatif juga menyebar, terutama di daerah seperti Hongdae atau Ikseon-dong. Kue-kue tradisional seperti yakgwa (kue madu) dan sando (roti lapis Jepang-Korea) kini hadir dengan tampilan modern dan menarik di toko-toko seperti Golden Piece atau Andong House. Di sinilah makanan Korea yang terkenal bertemu dengan gaya menikmati hidangan generasi muda yang canggih. Menikmati sore hari di kafe seperti ini, menikmati kue, dan berfoto-foto "Instagrammable" juga merupakan bagian dari budaya kuliner Korea saat ini.
Perjalanan Anda ke Korea akan benar-benar lengkap jika Anda meluangkan waktu untuk mendalami budaya kuliner Korea melalui hidangan-hidangan khasnya, mengunjungi tempat-tempat makan terkenal seperti Pasar Gwangjang, Pasar Jagalchi, atau berpartisipasi dalam festival kuliner seperti Festival Bibimbap Jeonju. Tak hanya memanjakan lidah, Anda juga berkesempatan untuk sepenuhnya merasakan semangat dan tradisi masyarakat Korea melalui setiap cita rasa dan kisah kulinernya.
Sumber: https://www.vietravel.com/vn/am-thuc-kham-pha/kham-pha-van-hoa-am-thuc-han-quoc-dia-diem-an-uong-va-mon-ngon-v17566.aspx
Komentar (0)