Duy mendapat nilai 800/800 untuk Matematika dan Membaca. Ia mengaku sangat senang sekaligus terkejut dengan hasilnya: “Ketika saya meninggalkan ruang ujian, saya merasa bisa mendapatkan nilai sempurna, tetapi saya masih ragu. Sambil menunggu nilai saya, saya terus memikirkan soal-soal yang mungkin bisa saya jawab salah, jadi saya khawatir sekaligus gugup. Ketika saya menerima hasilnya, saya sungguh tidak percaya,” kata Duy.
Menurut siswa laki-laki tersebut, untuk meraih hasil yang baik di SAT, kandidat tidak hanya harus memiliki dasar bahasa Inggris tetapi juga mampu berpikir dan bernalar. Namun, soal-soal dalam tes ini tidak sesulit beberapa soal ujian kelulusan SMA.
Duy percaya bahwa untuk menaklukkan ujian SAT, kandidat tidak perlu memiliki tingkat kemampuan bahasa Inggris yang sangat tinggi. Di akhir tahun lalu, Duy meraih skor IELTS 7,0, dengan kemampuan membaca hanya 6,5. Mahasiswa pria ini percaya bahwa rahasia di balik hasil impresifnya sebagian besar berkat ketekunan, usaha, dan terutama "tidak menyerah".

Nguyen Le Duy (siswa kelas 12A6 di SMA Nguyen Thi Minh Khai, Hanoi ) membuat semua orang terkesan ketika ia meraih skor SAT sempurna, 1600/1600. Foto: NVCC
Pada tes SAT pertama, Duy hanya mendapat skor 1.250 poin. “Saya aktif berlatih dengan contoh soal dan jenis pertanyaan. Untuk soal yang saya jawab salah atau sulit, saya membuat berkas terpisah untuk meninjau bagian mana yang masih kurang pengetahuan, kesalahan yang saya buat, atau salah memahami artinya. Ketika saya menemukan kesalahan atau bagian yang belum saya selesaikan dengan baik, saya fokus mempelajari dan mengerjakan latihan untuk bagian tersebut dengan lebih detail. Semakin detail saya mengerjakannya, semakin sensitif kemampuan saya untuk mengenali dan bereaksi terhadap jenis pertanyaan dan bidang pengetahuan,” ujar Duy.
Semangat "pantang menyerah" pun membuahkan hasil manis bagi Duy pada ujian masuk kelas 10 beberapa tahun lalu.
Duy mengatakan bahwa orang tuanya ingin ia memiliki "masa kecil yang sesungguhnya" sehingga mereka tidak memaksakannya belajar dan terlalu menekankan nilai di tahun-tahun awal sekolah menengah pertama. Untuk masuk ke Sekolah Menengah Pertama Nguyen Thi Minh Khai, ia harus mendapatkan nilai sekitar 8,5 poin pada ujian kelas 10 untuk setiap mata pelajaran. Di awal kelas 9, ketika guru-guru menempatkannya di kelompok yang dianggap tidak mungkin masuk ke sekolah negeri terbaik, Duy cukup sedih. "Saya bertekad untuk mengabdikan seluruh waktu saya untuk belajar dan kemudian dipindahkan ke kelompok yang lebih baik. Dengan tujuan masuk ke sekolah negeri terbaik di daerah itu, saya berusaha sangat keras, terutama di Matematika, dan pada akhirnya, saya mendapatkan hasil yang sepadan," kata Duy.
Siswa laki-laki tersebut mengatakan bahwa selama periode evaluasi SAT, sulit untuk mendapatkan nilai tinggi di kelas dan mempertahankan persiapan ujian. Duy pun tak luput dari tekanan tersebut. Untuk mempertahankan nilai bagus di kelasnya, Duy berfokus untuk memahami materi pelajaran di kelas dan memanfaatkan waktu untuk mengerjakan PR. Dengan begitu, ia dapat menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencapai tujuan-tujuan prioritasnya.
Untuk menambah kosakata bahasa Inggrisnya, Duy yakin cara tercepat baginya adalah mendengarkan klip pendek di YouTube dan media sosial. "Saya suka belajar melalui video karena mudah dipahami dan tidak membosankan. Ketika saya mendengar kata baru atau tidak mengerti artinya, saya mencarinya dan mencatat untuk belajar lebih banyak setiap hari," ujar Duy.
Saat menggunakan media sosial, Duy mengatur bahasa tampilan ke Bahasa Inggris untuk menciptakan lingkungan komunikasi sehari-hari. Berkat itu, ia terpapar banyak kosakata dalam berbagai situasi dan belajar cara menggunakan kata-kata secara lebih alami.

Foto: NVCC
Siswa laki-laki itu mengatakan bahwa dia mungkin salah satu dari sedikit orang yang memperoleh nilai sempurna pada SAT tetapi tidak pernah memenangkan penghargaan atau medali apa pun dari kompetisi di tingkat mana pun.
"Kisah pribadi saya juga menunjukkan bahwa kesempatan dan kemampuan untuk menaklukkan skor SAT absolut tidak hanya datang kepada siswa dari sekolah khusus atau siswa berprestasi dalam ujian di semua tingkatan. Dengan tekad dan usaha, setiap anak muda dapat 'menyentuh' hal-hal yang tak pernah mereka duga," ujar Duy.
Duy percaya bahwa, baginya, selain keluarga, memiliki pendamping juga merupakan cara yang efektif untuk memberi semangat. "Kata-kata penyemangat dan sharing dari seorang sahabat yang istimewa telah membantu saya untuk kembali bersemangat dalam menghadapi kesulitan, bahkan ketika saya ingin menyerah," kata Duy.
Dengan skor SAT yang sempurna, Duy bermimpi kuliah di luar negeri jika ia bisa diterima di universitas internasional dan mendapatkan beasiswa yang berharga. Namun, untuk mewujudkannya, saat ini ia masih harus memprioritaskan menyelesaikan SMA dengan target Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi untuk semester pertama kelas 12. Di saat yang sama, Duy juga sedang sibuk menyelesaikan esai untuk aplikasi kuliahnya di luar negeri.
Mahasiswa laki-laki tersebut berencana mendaftar untuk mempelajari Teknologi Informasi di berbagai universitas di AS dan Finlandia. "Tujuan saya bukan hanya diterima, tetapi juga berharap mendapatkan beasiswa, jadi tugas saya akan semakin berat. Semakin berat, semakin besar tekad saya," ujar Duy.
Sumber: https://vietnamnet.vn/nam-sinh-ha-noi-dat-diem-sat-lot-so-hiem-the-gioi-nho-tinh-than-khong-bo-cuoc-2470417.html










Komentar (0)