Surat Edaran Kementerian Pertahanan Nomor 68/2025 menetapkan warga negara dengan miopia lebih dari 1,5 dioptri atau hiperopia semua derajat tidak akan dipanggil untuk dinas militer.
Kementerian Pertahanan Nasional baru saja menerbitkan Surat Edaran No. 68/2025/TT-BQP, yang melengkapi sejumlah pasal dalam Surat Edaran No. 148/2018/TT-BQP tanggal 4 Oktober 2018 tentang penyeleksian dan pemanggilan warga negara untuk menjadi anggota tentara.
Beberapa amandemen difokuskan pada kondisi, subjek yang memenuhi syarat untuk penangguhan, pengecualian, dan proses pengorganisasian perekrutan militer dan penugasan militer.

Surat Edaran tersebut mengamanatkan: "Warga negara dengan kelainan refraksi miopia lebih dari 1,5 dioptri atau lebih, hiperopia semua derajat; BMI kurang dari 18,0 atau lebih dari 29,9 tidak boleh dipanggil untuk dinas militer" (Poin c, Klausul 3, Pasal 4).
Terkait standar kesehatan, prinsip pemilihan warga negara yang memenuhi kriteria kesehatan tipe 1, tipe 2, dan tipe 3 sesuai dengan Surat Edaran 105/2023/TT-BQP tetap sama. Surat edaran ini dengan jelas menyatakan: "Memilih warga negara yang memenuhi kriteria kesehatan tipe 1, tipe 2, dan tipe 3 sesuai dengan ketentuan Pasal 5 dan Pasal 6 Surat Edaran Menteri Pertahanan No. 105/2023/TT-BQP tanggal 6 Desember 2023" (Poin a, Klausul 3, Pasal 4).
Surat Edaran tersebut mengamanatkan: “Daftar warga negara yang berhak atas penangguhan sementara dan pembebasan dari dinas militer wajib diumumkan kepada umum melalui portal informasi elektronik tingkat kecamatan dan diumumkan kepada umum di kantor-kantor Pemerintah Daerah, instansi, organisasi, dan tempat tinggal masing-masing... dalam waktu paling lama 20 hari sejak tanggal ditandatanganinya Keputusan oleh Ketua DPRD Provinsi” (Pasal 4, Pasal 5).
Selain itu, Surat Edaran tersebut menambahkan ketentuan untuk kasus-kasus dengan tingkat kesulitan khusus: "Sebagai satu-satunya pekerja yang harus secara langsung menafkahi keluarga yang tidak lagi mampu bekerja atau belum mencapai usia kerja; dalam keluarga yang mengalami kerugian serius terhadap jiwa dan harta benda akibat kecelakaan, bencana alam, atau bahaya yang ditetapkan oleh Komite Rakyat di tingkat kelurahan" (Poin b, Klausul 1, Pasal 5).
Komite Rakyat di semua tingkatan bertanggung jawab untuk melaksanakan rekrutmen militer secara komprehensif. Khususnya, Komite Rakyat di tingkat komune harus: "Menyelenggarakan seleksi awal; menyusun daftar orang-orang yang dipanggil untuk pemeriksaan kesehatan wajib militer dan menyerahkannya kepada Dewan Pemeriksaan Kesehatan dan Komando Pertahanan Daerah... untuk meninjau kesiapan warga negara untuk wajib militer" (Poin c, Klausul 3, Pasal 6).
Informasi yang perlu dipublikasikan meliputi: "Kuota rekrutmen militer yang ditetapkan oleh provinsi kepada komune; syarat dan standar rekrutmen militer; kasus penundaan sementara dinas militer dan pengecualian dari dinas militer; daftar warga negara yang memenuhi syarat untuk dinas militer; daftar warga negara yang memenuhi syarat untuk dinas militer; hasil pemeriksaan kesehatan pendahuluan... daftar warga negara yang terpilih untuk dinas militer dan siap untuk bergabung dengan tentara" (Poin d, Klausul 3, Pasal 6).
Surat Edaran tersebut juga menugaskan Komite Rakyat di tingkat komune untuk "mengarahkan Dewan Dinas Militer... untuk mencatat ukuran seragam militer untuk setiap warga negara dan memberi tahu unit penerima militer untuk memastikan distribusi sesuai dengan peraturan" (Poin h, Klausul 3, Pasal 6).
Sesuai dengan Surat Edaran: "Jangka waktu ganti rugi tidak boleh melebihi 15 hari sejak tanggal serah terima militer; besaran ganti rugi tidak boleh melebihi 2% dibandingkan dengan target serah terima militer wilayah dengan kesatuan" (Pasal 3, Pasal 7).
Peninjauan dan penanganan kompensasi dilakukan oleh unit penerima dalam waktu 10 hari sejak tanggal penerimaan pasukan, dan sekaligus "berkoordinasi dengan Komando Pertahanan Daerah dan Komite Rakyat di tingkat komune untuk menyiapkan dokumen dan melaksanakan serah terima pasukan yang menerima kompensasi (jika ada) di unit tersebut" (Pasal 4, Pasal 7).
Sesuai dengan Surat Edaran tersebut, Panitia Rakyat Provinsi memimpin penyelenggaraan upacara pendaftaran militer "untuk menjamin kepatuhan terhadap peraturan, kekhidmatan, kecepatan, keamanan, ekonomis, dan menciptakan suasana yang meriah pada hari pendaftaran militer" (Pasal 2, Pasal 11).
Surat Edaran No. 68/2025/TT-BQP berlaku mulai 1 Juli 2025. Instansi, unit, dan daerah terkait bertanggung jawab untuk melaksanakan dan mengorganisir pelaksanaan sesuai dengan peraturan. Kementerian Pertahanan Nasional menegaskan bahwa amandemen ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas rekrutmen militer, meningkatkan publisitas, transparansi, dan menciptakan konsensus di antara masyarakat.
Sumber: https://baolaocai.vn/khong-goi-nhap-ngu-cong-dan-can-thi-tren-15-diop-vien-thi-cac-muc-do-post648207.html
Komentar (0)