Berbicara di lokakarya tersebut, Profesor Madya, Dr. Nguyen Dao Tung, Direktur Akademi Keuangan, menekankan: "Dalam proses pembangunan nasional, sektor swasta secara bertahap telah menegaskan perannya dan merupakan penggerak penting perekonomian." Menurutnya, kebijakan dan pedoman Partai yang tepat waktu telah menciptakan penggerak yang kuat bagi perkembangan sektor ini. Khususnya, Resolusi No. 10-NQ/TW dari Konferensi Pusat ke-5 periode ke-12 dan khususnya Resolusi 68-NQ/TW, dianggap sebagai penegasan kuat akan peran kunci sektor swasta.
Suasana konferensi. (Foto: Majalah Keuangan) |
Praktik setelah hampir 40 tahun renovasi telah membuktikan semakin pentingnya peran sektor ekonomi swasta. Saat ini, negara ini memiliki lebih dari 940.000 perusahaan swasta yang beroperasi dan lebih dari 5 juta rumah tangga bisnis perorangan. Sektor ini menyumbang sekitar 50% PDB, 30% dari total pendapatan anggaran, dan menciptakan lebih dari 80% lapangan kerja bagi seluruh masyarakat. Vietnam menargetkan memiliki lebih dari 2 juta perusahaan pada tahun 2030, di mana setidaknya 20 perusahaan besar berpartisipasi dalam rantai nilai global.
Namun, pengembangan sektor ekonomi swasta masih menghadapi banyak keterbatasan dan tantangan. Oleh karena itu, Lokakarya FASPS7 berfokus pada diskusi mendalam mengenai solusi untuk mengatasi kesulitan dan menciptakan momentum pembangunan. Panitia penyelenggara menerima lebih dari 180 artikel dan memilih 168 artikel berkualitas untuk diikutsertakan dalam prosiding.
Selain menegaskan peran sektor swasta, konferensi ini juga memberikan perspektif internasional tentang jalan menuju pembangunan berkelanjutan. Profesor Madya, Dr. Kanitsorn Terdpaopong, Profesor Madya Akuntansi, Direktur Program Magister Akuntansi, Universitas Rangsit, Thailand, mengatakan bahwa kunci pembangunan berkelanjutan terletak pada "pemisahan" antara pertumbuhan PDB dan konsumsi sumber daya. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa suatu perekonomian telah keluar dari orbit "pembangunan dengan segala cara".
Profesor Madya, Dr. Kanitsorn Terdpaopong, berbicara. (Foto: Surat Kabar Industri dan Perdagangan) |
Untuk mencapai tujuan ini, Associate Professor, Dr. Kanitsorn Terdpaopong, merekomendasikan agar negara-negara mempromosikan model ekonomi sirkular, berinvestasi dalam teknologi hijau, dan bertransisi ke energi bersih. Dalam hal kebijakan, langkah-langkah seperti pajak karbon atau persyaratan pengungkapan laporan keberlanjutan (ESG) akan menciptakan insentif bagi bisnis. Meskipun biaya investasi awal mungkin tinggi, manfaat jangka panjangnya dalam hal kinerja, reputasi merek, dan kemampuan untuk menarik modal sangat luar biasa.
Profesor Madya, Dr. Kanitsorn Terdpaopong, juga menekankan peran negara dalam menciptakan kerangka hukum, menyediakan kredit hijau, dan mendukung bisnis. Bagi Vietnam, mewujudkan komitmen nol emisi bersih pada tahun 2050 membutuhkan promosi energi terbarukan dan transformasi model ekonomi. Beliau menyimpulkan bahwa investasi jangka panjang dalam pembangunan berkelanjutan adalah satu-satunya cara untuk menjamin keselamatan planet dan masa depan.
Sesi diskusi mengusulkan berbagai solusi spesifik dan rekomendasi kebijakan. Pokok bahasannya meliputi penyempurnaan peraturan perundang-undangan perpajakan, akuntansi, dan audit; serta peningkatan transparansi informasi keuangan perusahaan. Selain itu, para ahli juga menekankan pentingnya mempromosikan pelatihan sumber daya manusia keuangan dan akuntansi yang berkualitas tinggi, meningkatkan akses modal, dan menghubungkan penelitian ilmiah dengan praktik manajemen bisnis. Lokakarya ini diharapkan dapat membuka sumber daya dan menciptakan ruang pengembangan baru bagi sektor ekonomi swasta Vietnam.
Sumber: https://thoidai.com.vn/kinh-te-tu-nhan-dong-luc-quan-trong-cho-su-phat-trien-ben-vung-216566.html
Komentar (0)