Sebuah video yang direkam di Cagar Alam Phinda di Afrika Selatan telah mengungkap momen dramatis perjuangan bertahan hidup seekor antelop muda. Hewan malang itu dikejar tanpa henti oleh seekor antelop jantan dewasa, memaksanya melompat ke danau untuk melarikan diri.
Namun, bahaya tidak berhenti sampai di situ. Di bawah permukaan air, seekor buaya sedang menunggu dan, memanfaatkan kesempatan itu, langsung menerkam untuk menyerang antelop muda tersebut.
Untungnya bagi antelop muda itu, buaya tersebut belum sepenuhnya dewasa, sehingga tidak mudah membunuh mangsanya. Setelah perjuangan sengit, antelop muda itu berhasil lolos dari rahang buaya dan berenang menuju pantai.
Tepat ketika tampaknya ia telah lolos dari bahaya, sesuatu yang lebih tak terduga dan kejam terjadi: antelop muda itu didorong kembali ke dalam air oleh jenisnya sendiri.
Antelop dengan kejam mendorong anaknya ke dalam rahang buaya (Video: Kruger).
Lebih tepatnya, antelop jantan tetap mengamati seluruh kejadian. Begitu antelop muda menginjakkan kaki di tepi pantai, ia tiba-tiba menerjang ke depan, menggunakan tanduknya untuk melemparkan anak antelop itu kembali ke danau, mendorongnya ke dalam kepungan buaya sekali lagi.
Namun, takdir kembali tersenyum pada antelop muda itu karena ia berhasil lolos dari rahang buaya dan melarikan diri. Kali ini, hewan itu memilih untuk bergerak ke arah yang berlawanan, menjauh dari tempat antelop jantan menunggu.
Adapun buaya itu, tampaknya ia tidak terlalu lapar dan tidak terlalu tertarik untuk berburu. Meskipun demikian, gigitannya tetap meninggalkan luka yang cukup besar di punggung antelop muda itu.
Alasan di balik perilaku kejam antelop jantan terhadap sesamanya masih menjadi misteri. Para ahli percaya bahwa antelop jantan kemungkinan besar mencoba mengusir antelop muda dari induknya agar dapat kawin dengan betina.
Waterbuck adalah spesies antelop umum yang ditemukan di wilayah sub-Sahara Afrika. Mereka biasanya hidup di dekat sumber air, berukuran sedang, dengan panjang tubuh berkisar antara 1,7 hingga 2,3 meter dan berat antara 140 hingga 270 kg. Jantan biasanya lebih besar daripada betina.
Hanya antelop air jantan yang memiliki tanduk dengan panjang 50 hingga 80 cm. Tanduk ini bukan hanya alat untuk membela diri, tetapi juga digunakan oleh jantan dalam pertempuran memperebutkan wilayah dan pasangan.
Sumber makanan utama bagi antelop air adalah rumput, dedaunan, dan semak rendah. Mereka adalah hewan yang bergantung pada air dan tidak dapat bertahan hidup dalam jangka waktu lama dalam kondisi kering karena kebutuhan air harian mereka.
Sumber: https://dantri.com.vn/khoa-hoc/linh-duong-tan-nhan-day-con-non-vao-ham-ca-sau-20250620163826233.htm






Komentar (0)