
Tiongkok mengerahkan armada truk tambang listrik otonom di tambang batu bara terbuka Yimin di wilayah otonomi Mongolia Dalam pada bulan Mei, menurut Interesting Engineering. Proyek yang dipimpin oleh perusahaan energi raksasa milik negara Huaneng Group ini mencakup 100 truk tanpa pengemudi yang ditenagai oleh sistem kemudi otonom Huawei.

Proyek ini mencakup "Huaneng Ruichi", truk listrik tanpa awak pertama di dunia yang beroperasi di sektor pertambangan batu bara, menandai lompatan signifikan dalam bidang pertambangan cerdas. Menurut Huaneng Mengdong, Ketua, ini merupakan penerapan truk tambang listrik tanpa awak terbesar di dunia hingga saat ini.

Inisiatif ini mencerminkan tren Tiongkok yang lebih luas dalam mendigitalkan industri tradisional, memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), 5G-Lanjutan (5G-A), dan komputasi awan.

Kendaraan-kendaraan ini dirancang untuk beroperasi di lingkungan yang keras. Setiap kendaraan dapat mengangkut hingga 90 ton dan beroperasi pada suhu serendah -40°C. Armada ini beroperasi dengan efisiensi 120% lebih tinggi daripada kendaraan berawak, sehingga mengurangi biaya operasional dan meningkatkan produktivitas.

Dibandingkan dengan kendaraan konvensional, armada ini telah membantu meningkatkan efisiensi transportasi secara keseluruhan sebesar 20 persen, ujar Huaneng Mengdong, Presiden. Kendaraan ini juga dilengkapi dengan sistem penggantian baterai pintar, peta presisi tinggi, dan kemampuan koordinasi berbasis cloud.

Ini adalah kendaraan pertambangan otonom pertama China tanpa kokpit, yang sepenuhnya menghilangkan kehadiran manusia dari area berbahaya, sehingga meningkatkan keselamatan.

Sistem Commercial Vehicle Autonomous Driving Cloud Service (CVADCS) Huawei memungkinkan pelacakan dan pengoptimalan rute secara real-time. Sistem ini menggunakan peta crowdsourced dan membantu mengurangi waktu henti kendaraan.

Dengan berbagai peningkatan ini, Tambang Batubara Yimin telah menjadi titik awal bagi masa depan pertambangan otomatis, menandai langkah maju yang besar dalam hal keselamatan kerja dan modernisasi industri. Proyek ini merupakan kolaborasi antara Huaneng Group, Xuzhou Construction Machinery Group (XCMG), Universitas Sains dan Teknologi Beijing, dan Perusahaan Internet of Things Cerdas milik State Grid Corporation of China.

Khususnya, jaringan 5G-Advanced yang diterapkan di tambang Yimin memastikan koneksi yang lancar antara kendaraan dan platform cloud. Jaringan ini memiliki kecepatan unggah 500 Mbps dan latensi hanya 20 milidetik. Hal ini memungkinkan armada beroperasi 24/7 dan melakukan streaming video definisi tinggi untuk pemantauan dan koordinasi.

Algoritma AI khusus tambang terbuka Huawei meningkatkan akurasi sensor dan memungkinkan koordinasi yang lancar antar kendaraan melalui cloud. Kemampuan ini dirancang untuk mendukung transisi dari operasi manual ke operasi cerdas, dengan teknologi 5G-A berperan penting dalam respons real-time dan peningkatan efisiensi operasional.

Tiongkok mengganti truk berbahan bakar fosil dengan kendaraan listrik sebagai bagian dari strategi penambangan nol karbonnya. Tambang Yimin terletak di dekat lahan basah, padang rumput, dan semak belukar, sehingga pengurangan emisi gas rumah kaca memiliki manfaat lingkungan yang jelas.

Proyek ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk memodernisasi produksi batu bara sekaligus memastikan ketahanan energi nasional. Menurut Asosiasi Batu Bara Nasional Tiongkok, negara ini akan memiliki lebih dari 5.000 kendaraan tambang otonom pada akhir tahun ini, dan jumlah tersebut diperkirakan akan mencapai 10.000 pada tahun 2026. Tambang Yimin berencana untuk menambah armada menjadi 300 dalam waktu tiga tahun. Huawei dan mitranya bertujuan untuk mereplikasi model ini di pasar internasional, termasuk Afrika dan Amerika Latin.
Sumber: https://khoahocdoisong.vn/lo-dien-xe-tai-dien-tu-lai-am-tham-khai-khoang-247-tai-trung-quoc-post2149043975.html
Komentar (0)