Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan bahwa kepentingan ekonomi AS di Ukraina merupakan jaminan keamanan yang lebih baik daripada mengirim tentara dari negara-negara yang tidak terlibat pertempuran selama bertahun-tahun ke Ukraina.
Dalam wawancara dengan Fox News pada tanggal 3 Maret, Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan bahwa memastikan keamanan nyata, yang dapat membantu mencegah Rusia terus menyerang Ukraina, merupakan kepentingan ekonomi AS di Ukraina.
"Itu jaminan keamanan yang jauh lebih baik daripada 20.000 tentara dari negara acak yang tidak pernah berperang selama 30 atau 40 tahun," tegas Tuan Vance.
Trump menekan Zelensky, Eropa menemukan jalan keluar bagi Ukraina
Washington sebelumnya telah meminta Kyiv untuk menandatangani perjanjian yang memberi AS akses ke sumber daya mineral Ukraina. Kedua belah pihak hampir menandatangani perjanjian tersebut pada 28 Februari, tetapi rencana tersebut gagal setelah perselisihan antara Tuan Vance dan Presiden Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih.
Ukraina menginginkan jaminan keamanan yang lebih jelas, tetapi AS belum memberikan komitmen apa pun. Negara-negara Eropa seperti Inggris dan Prancis telah mengusulkan pengerahan pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina setelah kedua belah pihak berkomitmen untuk gencatan senjata. Namun, Rusia dengan tegas menentang rencana tersebut, sementara AS juga menolak memberikan jaminan akhir.
Wakil Presiden AS JD Vance berbicara di sebuah acara di Maryland pada tanggal 20 Februari.
Menurut Tuan Vance, Tuan Zelensky telah menunjukkan keengganannya untuk berpartisipasi dalam proses perdamaian, tetapi pada akhirnya "ia dipaksa untuk berpartisipasi."
"Yang telah dikatakan Presiden Trump dengan jelas dan konsisten adalah bahwa tentu saja pintunya terbuka, selama Tuan Zelensky bersedia melakukan perundingan damai yang serius. Anda tidak bisa pergi ke Ruang Oval atau ke mana pun dan menolak membahas detail perjanjian damai," ujar Wakil Presiden AS tersebut.
Dalam perkembangan terkait, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa negosiasi antara AS dan Rusia mengenai Ukraina kemungkinan besar tidak akan dimulai jika kedutaan besar kedua negara belum sepenuhnya pulih, menurut Reuters. Di saat yang sama, Rusia akan melanjutkan kampanye militernya di Ukraina untuk mencapai semua tujuan awalnya.
Rusia dan AS telah melakukan beberapa putaran pengusiran diplomatik dalam beberapa tahun terakhir. Namun, setelah menjabat untuk periode kedua, Trump berupaya menormalisasi hubungan dengan Rusia, dan delegasi dari kedua belah pihak telah mengadakan pembicaraan dua kali di Arab Saudi dan Turki.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/pho-tong-thong-my-loi-ich-my-bao-ve-ukraine-tot-hon-20000-quan-185250304112232631.htm
Komentar (0)