SGGPO
15 sampel roti dan ham yang diambil dari sisa makanan pasien dan fasilitas produksi semuanya negatif, tidak terdeteksi bakteri C. botulinum.
Dokter yang merawat pasien dengan keracunan botulinum |
Pada malam tanggal 25 Mei, Ibu Pham Khanh Phong Lan, Kepala Badan Manajemen Keamanan Pangan Kota Ho Chi Minh, mengatakan bahwa 15 sampel, termasuk roti dan sosis babi, yang diambil dari sisa makanan pasien dan fasilitas produksi, semuanya negatif, tidak terdeteksi bakteri C. botulinum. Saat ini, belum dapat dipastikan sumber keracunan botulinum pada pasien baru-baru ini.
Menurut Ibu Pham Khanh Phong Lan, saat mencatat 3 anak di Kota Thu Duc terinfeksi botulinum, unit ini hanya memiliki petunjuk bahwa anak-anak tersebut telah memakan roti isi daging babi. Dari sana, mereka menemukan penjual roti isi daging babi tersebut.
Orang ini mengaku membeli gulungan daging babi dari seorang pedagang kaki lima perempuan. Beberapa hari kemudian, pihak berwenang menemukan perempuan tersebut dan mendapatkan informasi tentang fasilitas produksi gulungan daging babi di Kota Thu Duc.
Selama inspeksi, pihak berwenang menetapkan bahwa fasilitas tersebut beroperasi tanpa izin dan meminta agar ditutup. Pada saat yang sama, sampel daging babi gulung dari fasilitas tersebut dan sisa makanan pasien diambil untuk diuji.
"Sebelumnya, keracunan makanan yang umum adalah bakteri seperti E. coli... yang menyebabkan gangguan pencernaan, diare, dan sakit perut. Toksin botulinum lebih berbahaya dan sumbernya belum diketahui. Oleh karena itu, hal terpenting saat ini adalah rumah sakit memiliki antidot yang siap sehingga ketika terjadi keracunan botulinum, obat-obatan darurat dapat segera tersedia," ujar Ibu Pham Khanh Phong Lan.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)