Dalam sebuah pernyataan, EUCOM mengatakan insiden itu terjadi pada malam 10 November (waktu setempat) tetapi tidak memberikan informasi mengenai nasib awaknya, menurut AFP. EUCOM bertanggung jawab atas operasi militer AS di Eropa serta sebagian Asia, Timur Tengah, Arktik, dan Atlantik.
Pernyataan itu tidak menyebutkan jenis pesawat atau dari mana pesawat itu lepas landas, tetapi AS telah mengerahkan kelompok penyerang kapal induk ke Mediterania timur dalam upaya untuk mencegah konflik Hamas-Israel meningkat menjadi perang yang lebih luas di wilayah tersebut.
Sebuah pesawat militer Amerika
"Kami dapat memastikan dengan pasti bahwa penerbangan ini murni terkait pelatihan dan tidak ada indikasi aktivitas permusuhan," demikian pernyataan tersebut. EUCOM juga menyatakan bahwa penyebab insiden tersebut sedang diselidiki.
"Demi menghormati keluarga yang terdampak, kami tidak akan merilis informasi lebih lanjut tentang personel yang terlibat saat ini," demikian pernyataan tersebut.
AS telah memberikan dukungan militer kepada Israel dan meningkatkan pasukannya di kawasan tersebut sejak Hamas menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober dan negara itu membalas dengan kampanye serangan di Jalur Gaza yang berlangsung hingga sekarang.
USS Gerald R. Ford dan kapal perang AS lainnya dikerahkan ke Mediterania timur beberapa hari setelah pecahnya permusuhan. Sementara itu, gugus tugas tempur kapal induk USS Dwight D. Eisenhower dikirim ke Teluk Persia, alih-alih ke Mediterania timur seperti yang direncanakan semula.
Minggu lalu, dua kapal induk AS, dengan sekitar 11.000 prajurit AS, meluncurkan pesawat dan melakukan latihan pertahanan rudal selama latihan tiga hari di kawasan tersebut.
Selain kapal angkatan laut, AS juga telah mengerahkan serangkaian pasukan pertahanan darat ke Timur Tengah untuk melindungi pasukan AS di kawasan tersebut serta mencegah perang menyebar.
Sejak pertengahan Oktober, kelompok-kelompok yang terkait dengan Iran telah berulang kali menyerang pangkalan-pangkalan AS di Irak dan Suriah, melukai lebih dari 50 tentara AS, menurut Pentagon.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)