| Para migran asal Meksiko di lokasi pemasangan sistem pagar pelampung berkawat berduri di sebagian Sungai Rio Grande - sebuah langkah yang diambil pemerintah negara bagian Texas untuk mencegah arus migran menyeberangi sungai dari Meksiko ke AS. (Sumber: AP) |
Berbicara pada konferensi pers pada pagi hari tanggal 26 Juli, Menteri Luar Negeri Meksiko Alicia Barcena mengatakan rencana tersebut akan menciptakan lebih banyak pilihan bagi para migran yang datang ke AS, termasuk menyediakan program visa kemanusiaan dan meluncurkan aplikasi seluler bernama CBP One untuk pencari suaka.
Menurut Kementerian Luar Negeri Meksiko, jumlah migran yang saat ini tinggal di daerah perbatasan antara kedua negara telah menurun lebih dari 50% dalam periode Mei-Juni, setelah Pasal 42 kebijakan imigrasi yang diterapkan AS selama pandemi Covid-19 berakhir Mei lalu.
Setelah ketentuan tersebut berakhir, Meksiko berencana untuk menciptakan "ruang internasional" yang akan menyediakan "berbagai layanan" bagi para migran Kuba, Haiti, Nikaragua, dan Venezuela yang saat ini terdampar di Meksiko.
Selain membantu pemrosesan visa, pusat tersebut akan menyediakan informasi tentang pekerjaan di Amerika Serikat, serta menetapkan rute migrasi darat yang aman ke Amerika Serikat bagi mereka yang memenuhi syarat untuk mendapatkan visa.
Meksiko dan Amerika Serikat masih dalam proses membahas kebijakan suaka AS yang baru bagi warga non-Meksiko yang terdampar di negara tersebut, sebagai bagian dari upaya Presiden AS Joe Biden untuk memperluas peluang imigrasi bagi warga negara dari Amerika Tengah dan Karibia.
Melalui program pemukiman kembali AS, kebijakan baru ini akan memungkinkan imigran yang memenuhi syarat untuk berimigrasi. Setelah imigrasi, mereka akan diberikan izin kerja dan menikmati tunjangan sosial seperti perumahan dan bantuan pekerjaan.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)