Ini bukan pertama kalinya Romelu Lukaku menunjukkan ketidakberuntungannya di depan gawang dalam pertandingan-pertandingan besar. Tim-tim yang pernah ia bela, seperti Chelsea, Man United, Inter, dan kini AS Roma, sudah muak. Namun, setiap kali bintang Belgia itu tampil buruk di depan gawang, ia menjadi sasaran ejekan dan kritik.
Lukaku memang menyedihkan, tetapi juga patut disalahkan. Seorang striker yang pernah mengklaim dirinya termasuk dalam 5 striker terbaik dunia, terus-menerus menyia-nyiakan peluang emas di depan gawang. Lukaku bisa saja menyalahkan takdir ketika VAR menganulir golnya, tetapi bagaimana dengan situasi sebelumnya?
Striker berusia 31 tahun ini datang ke EURO 2024 dengan rekor sebagai pemain dengan gol terbanyak sepanjang sejarah babak kualifikasi. Pencapaian itu diraih karena Lukaku ditempatkan dalam sistem yang dijalankannya di bawah kendali kapten Domenico Tedesco. Namun sekali lagi, pertandingan melawan Slovakia bagaikan pukulan telak bagi kepercayaan diri sang striker yang telah mencetak 85 gol untuk "Setan".
Ketika Lukaku terjepit dan kurang beruntung, Tedesco mencoba menukar posisi Trossard dan Doku, tetapi gagal. Ia mendorong De Bruyne lebih tinggi untuk menebus kesalahannya, tetapi juga gagal. Lukaku bagaikan penghalang yang nyata bagi rekan-rekannya. Setelah pertandingan, Kevin De Bruyne sangat marah hingga menangis. Ini bisa menjadi EURO terakhir dalam karier gelandang ini dan ia mungkin tidak akan meraih kemenangan.
Usai pertandingan, ketika membaca ratusan ribu komentar mengejek di media sosial tentang muridnya, kapten Tedesco hanya bisa menghibur. Perjalanan Belgia di turnamen tahun ini belum berakhir setelah kekalahan dari Slovakia, tetapi akan jauh lebih sulit.
Dia sudah lama bermain untuk Belgia dan tahu cara mencetak gol. Hal itu juga terlihat di pertandingan hari ini.
Lukaku mencetak dua gol, tetapi semuanya dianulir. Jika dia butuh dukungan, saya di sini. Tapi saya rasa Lukaku tidak membutuhkannya karena dia punya keberanian dan profesionalisme untuk menghadapi hal-hal seperti ini," ungkap Tedesco.
Lukaku memahami betapa pentingnya bermain bagus di EURO 2024. Ini bisa menjadi EURO terakhir dalam kariernya karena di tahun berikutnya, ia akan berusia 35 tahun. Lagipula, ketika Chelsea tidak ingin memasukkan namanya ke dalam skuad dan AS Roma kehabisan uang untuk meminjam striker ini dari The Blues, Lukaku menyadari bahwa ia harus berusaha lebih keras agar diminati di bursa transfer musim panas 2024.
Peluang melawan Ukraina dan Rumania masih ada, Lukaku dan rekan-rekannya perlu memanfaatkannya. Ketidaknyamanan bisa terjadi kapan saja, tetapi begitu parah hingga membuat De Bruyne menangis, sungguh tidak sepadan.
[iklan_2]
Sumber: https://laodong.vn/bong-da-quoc-te/mot-ngay-vua-buon-vua-uat-uc-cua-lukaku-va-doi-tuyen-bi-truoc-slovakia-1354502.ldo
Komentar (0)