Sekitar bulan November, ketika badai petir membawa air dari hulu Sungai Mekong, ladang-ladang Muong Du di Delta Mekong terbangun. Tanah ini tidak menyambut musim banjir dengan cemas, melainkan menyambut musim banjir sebagai sahabat karib, mengubah ladang-ladang gersang menjadi lautan aluvial yang subur, memulai siklus kehidupan baru yang semarak.
Musim banjir: Anugerah alam
Berbeda dengan banyak tempat lain, musim banjir di sini adalah musim kelahiran kembali. Air membawa aluvium yang berharga, menyuburkan ladang, menghanyutkan tawas dan garam pahit, mempersiapkan panen yang melimpah. Ini juga merupakan musim "berkah surga" ketika alam menganugerahkan udang dan ikan yang tak terhitung jumlahnya, terutama ikan linh, beserta sayuran khas seperti bunga sesban dan lili air, yang menjadi sumber penghidupan penting bagi penduduk setempat.

Benamkan diri Anda dalam ritme kehidupan di sungai
Datang ke Muong Du musim ini, pengunjung akan berkesempatan untuk menyelami gaya hidup unik penduduknya. Alat transportasi utamanya adalah sampan yang menyusuri sawah yang tergenang air. Pengunjung dapat mengikuti penduduk setempat menebar jala untuk menangkap ikan linh, memetik bunga dien dien, atau sekadar duduk di atas sampan, merasakan luasnya daratan dan langit.
Ciri khas budaya sungai di sini adalah perahu kayu dengan haluan yang runcing dan melengkung, menyerupai perahu tradisional Ngo, yang menunjukkan kecerdikan dan semangat penduduk setempat.

Saat air surut, suasana kembali ramai. Derap dayung dan teriakan orang-orang di ladang menandakan dimulainya musim panen baru. Sukacita dan harapan terpancar di setiap wajah, menciptakan gambaran kerja keras yang penuh semangat.

Jiwa Muong Du: Manusia dan Rumah Panggung
Masyarakatlah yang telah menciptakan jiwa Muong Du. Di hamparan luas, lagu-lagu daerah dan deru dayung menciptakan harmoni yang sederhana namun mendalam. Ibu Thach Srey Ny, seorang warga di tempat ini, berbagi dengan senyum lembut: "Ketika air kembali, sungguh menyenangkan! Udang dan ikan kembali, bunga-bunga kuning sesban liar bermekaran, dan langit dipenuhi bunga lili air ungu."
Menyusuri desa-desa suku Khmer, pengunjung akan menemukan rumah-rumah panggung kokoh yang telah beradaptasi dengan kehidupan di musim banjir. Bayangan atap yang terpantul di air yang berkilauan, dengan beberapa perahu yang ditambatkan di depan beranda, telah menjadi simbol kedamaian negeri ini.

Momen matahari terbenam yang ajaib
Salah satu pengalaman yang tak boleh dilewatkan di Muong Du adalah menyaksikan matahari terbenam. Saat matahari perlahan terbenam, seluruh laut diwarnai oranye-kuning cerah. Di kejauhan, tampak siluet deretan pohon palem yang menjulang tinggi, asap biru senja mengepul di atas atap-atap, menciptakan pemandangan yang indah. Di tempat yang tenang ini, pengunjung dapat sepenuhnya merasakan kedamaian dan ritme kehidupan yang lambat, terlepas dari kebisingan kota.

Musim banjir datang dan pergi, meninggalkan lapisan aluvium yang subur dan kenangan mendalam di hati para pengunjung. Muong Du bukan hanya sebuah destinasi, tetapi juga lagu cinta tanah dan masyarakat Selatan, di mana kesederhanaan, ketulusan, dan keramahan selalu menyambut mereka yang ingin kembali ke jiwa kampung halaman sungai.
Sumber: https://baolamdong.vn/muong-du-mua-nuoc-noi-kham-pha-ban-tinh-ca-mien-tay-401445.html






Komentar (0)