Rencana tersebut diumumkan pada 26 Juni. Pendanaan tersebut merupakan bagian dari Program Akses dan Penerapan yang Adil Broadband, dan didistribusikan berdasarkan peta cakupan yang baru-baru ini dirilis oleh Komisi Komunikasi Federal AS (FCC).
Texas dan California, dua negara bagian terpadat penduduknya, menduduki puncak daftar penerima, masing-masing menerima $3,1 miliar dan $1,9 miliar. Negara bagian lain yang kurang padat penduduknya, seperti Virginia, Alabama, dan Louisiana, juga masuk 10 besar penerima dana karena kurangnya akses internet. Semua negara bagian ini memiliki wilayah terpencil yang luas dengan akses internet yang lebih sedikit dibandingkan kota-kota besar.
Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa ini adalah investasi internet berkecepatan tinggi terbesar dalam sejarah. Ia menilai akses internet sama pentingnya dengan listrik, air, dan layanan dasar lainnya. Jumlah minimum yang dapat diterima suatu negara adalah 107 juta dolar AS.
Pemerintahan Biden memperkirakan 8,5 juta lokasi di Amerika Serikat tidak memiliki akses internet pita lebar. Wakil Presiden Kamala Harris mengatakan 24 juta warga Amerika tidak memiliki akses internet berkecepatan tinggi karena mereka tidak mampu membayar biaya bulanan atau tinggal di daerah yang tidak sepenuhnya terhubung dengan jaringan fiber.
Perusahaan broadband seperti Verizon, Comcast, Charter Communications, dan AT&T enggan menyediakan layanan ke daerah-daerah terpencil dan berpenduduk rendah karena tingginya biaya investasi dan kurangnya pelanggan. Situasi ini telah menarik perhatian sejak pandemi Covid-19, ketika para siswa harus tinggal di rumah dan belajar daring.
Negara-negara bagian akan menyerahkan rencana awal pada akhir tahun untuk menerima 20% dana. Setelah rencana tersebut difinalisasi, pemerintah akan menyediakan sisa dananya.
(Menurut Reuters, Tomshardware)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)