AS Resmi Masuki Proses Transisi Kekuasaan, Rumor Sebut Tim Trump Ingin Lakukan Ini dengan Korea Utara

Gedung Putih telah menandatangani nota kesepahaman dengan tim transisi Presiden terpilih AS Donald Trump, yang secara resmi memungkinkan Trump untuk memulai proses transisi dengan pemerintahan Presiden Joe Biden saat ini.

Presiden AS Joe Biden (kanan) dan penggantinya Donald Trump saat bertemu di Gedung Putih pada 13 November. (Sumber: Getty Images)

"Keterlibatan ini memungkinkan para calon kabinet kami untuk memulai persiapan penting, termasuk mengerahkan tim pendahuluan ke semua departemen dan lembaga, serta menyelesaikan transisi kekuasaan yang tertib," ujar Susie Wiles, calon kepala staf Gedung Putih, dalam sebuah pernyataan pada 26 November.

Menurut Radio Publik Nasional AS NPR , langkah di atas akan memungkinkan tim Trump untuk bekerja secara langsung dengan lembaga-lembaga federal dan mengakses dokumen-dokumen departemen, termasuk dokumen-dokumen non-publik.

Serah terima ini terjadi setelah penundaan berminggu-minggu sejak pemilihan presiden AS 5 November. Penundaan yang tidak biasa dalam penandatanganan perjanjian pengalihan kekuasaan ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi masalah dalam operasional pemerintahan baru atau risiko konflik kepentingan.

Tim Presiden terpilih Donald Trump sebelumnya menolak permintaan pemerintahan Biden untuk segera menandatangani nota kesepahaman, dan keberatan dengan beberapa ketentuan perjanjian pengalihan kekuasaan. Trump diperkirakan akan menjabat pada 20 Januari 2025.

Sementara itu, pada 27 November, kantor berita Yonhap melaporkan bahwa tim Trump sedang mempertimbangkan untuk "melakukan negosiasi langsung" dengan Presiden Korea Utara Kim Jong Un dengan harapan dapat meminimalkan risiko konflik bersenjata.

Menurut Yonhap , beberapa anggota tim Presiden terpilih AS percaya bahwa pendekatan langsungnya kemungkinan besar akan memecahkan kebekuan hubungan dengan pemimpin Korea Utara, namun, Tn. Trump belum membuat keputusan akhir tentang masalah ini.

Selama kampanye presidensial keduanya, Tn. Trump menyinggung kebijakan untuk menjalin hubungan langsung dengan pemimpin Korea Utara dan menyebutkan hubungan pribadi antara keduanya.

Meskipun demikian, beberapa pihak menyatakan skeptis terhadap prospek dimulainya kembali pertemuan puncak antara Trump dan Kim, dengan menyebutkan program nuklir dan rudal Pyongyang yang berkembang pesat, hubungan dekat Korea Utara dengan Rusia, dan kekhawatiran keamanan AS yang lebih mendesak – seperti konflik di Ukraina.

Sumber: https://baoquocte.vn/my-chinh-thuc-vao-qua-trinh-chuyen-giao-quyen-luc-phong-thanh-tin-nhom-ong-trump-muon-lam-dieu-nay-voi-trieu-tien-295245.html