Perubahan pada doktrin nuklir Rusia telah dirancang dan akan diformalkan bila diperlukan, kata Kremlin pada 19 November, menyusul laporan bahwa Amerika Serikat telah mencabut semua pembatasan penggunaan senjata jarak jauh oleh Ukraina.
| Langkah terbaru AS untuk mencabut pembatasan senjata ofensif jarak jauh bagi Ukraina menimbulkan kekhawatiran besar. (Sumber: Gzero Media) |
Menurut kantor berita TASS , juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan: "Amandemen telah dikembangkan tetapi belum diformalkan. Amandemen tersebut akan diformalkan bila diperlukan."
Namun, menurut Tn. Peskov, Rusia siap untuk menormalisasi hubungan dengan AS, tetapi "kita tidak bisa berdansa sendirian...", sambil mencatat bahwa bukan Moskow, melainkan Washington yang memulai "perlombaan sanksi".
Pernyataan Tn. Peskov sekali lagi mencerminkan kekhawatiran Moskow tentang keputusan terbaru AS yang mengizinkan Ukraina menggunakan senjata yang disediakan oleh Washington untuk menyerang jauh di dalam wilayah Rusia.
Doktrin nuklir Rusia yang direvisi menetapkan bahwa Moskow berhak menggunakan senjata nuklir jika terjadi agresi, bahkan jika musuh menggunakan senjata konvensional tetapi menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan nasional negara tersebut.
Pada tanggal 18 November, setelah media Barat melaporkan bahwa Presiden AS Joe Biden telah memutuskan untuk mencabut pembatasan yang mencegah Kiev menggunakan senjata jarak jauh yang disediakan oleh Washington untuk menyerang jauh ke Rusia, Kremlin menyebut tindakan tersebut sembrono dan terlibat langsung dalam konflik, dan memperingatkan bahwa Moskow akan menanggapi.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menegaskan bahwa keterlibatan langsung negara-negara Barat dalam konflik Ukraina akan mengubah sifat konflik ini dan Moskow akan dipaksa untuk membuat keputusan berdasarkan ancaman terhadap Rusia.
Sumber bahkan mengatakan bahwa serangan pertama jauh ke wilayah Rusia kemungkinan besar akan dilakukan dengan rudal balistik jarak pendek taktis (ATACMS).
Menekankan perubahan besar dalam kebijakan AS terhadap konflik Rusia-Ukraina, New York Times mengutip sumber yang mengatakan bahwa langkah ini tidak akan berdampak jangka panjang pada perkembangan konflik di Ukraina tetapi hanya dapat membantu tentara negara Eropa Timur itu dalam jangka pendek.
Para ahli mengatakan: "Tentara Ukraina saat ini hanya memiliki rudal jenis ini dalam jumlah terbatas. Menembakkan beberapa rudal ke sasaran di Rusia tidak akan banyak berpengaruh."
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/my-cho-phep-ukraine-tan-cong-sau-vao-nga-chang-phai-la-chia-khoa-van-nang-moscow-con-vu-khi-nong-van-san-long-cung-nhay-dieu-tango-294270.html






Komentar (0)