AS menegaskan bahwa Rusia menerima rudal dari Iran dan memberlakukan sanksi baru.

Pada konferensi pers di London sebelum mengunjungi Kyiv bersama Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington telah mengirim pesan kepada Iran yang memperingatkan bahwa memasok rudal balistik ke Rusia akan dianggap sebagai "eskalasi serius."

Mengutip informasi intelijen, Blinken menyatakan: "Rusia telah menerima beberapa paket rudal balistik ini dan mungkin akan menggunakannya terhadap Ukraina dalam beberapa minggu mendatang."

Di situs web Departemen Keuangan AS, pemerintah AS menyebutkan sembilan kapal berbendera Rusia, dan menyatakan bahwa kapal-kapal ini terlibat dalam pengangkutan senjata dari Iran ke Rusia, serta menetapkannya sebagai "target terlarang" berdasarkan kebijakan sanksi Washington.

Pemerintah juga telah memberlakukan sanksi tambahan terhadap Iran Air, serta perusahaan dan individu yang terkait dengan kerja sama militer antara Iran dan Rusia.

Blinken mengatakan bahwa Iran telah melatih puluhan personel militer Rusia untuk menggunakan sistem rudal balistik jarak pendek Fath-360, sebuah sistem dengan jangkauan 121 km.

Bulan lalu, Reuters melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia diduga menandatangani kontrak pada Desember 2023 dengan pejabat Iran untuk membeli Fath-360 dan sistem rudal balistik lainnya dari Iran.

Iran sebelumnya memasok drone Shahed yang digunakan Rusia dalam konflik Ukraina, tetapi membantah tuduhan bahwa mereka memasok rudal balistik ke Rusia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, dalam sebuah artikel di X pada hari Selasa, menggambarkan laporan tersebut sebagai "propaganda jahat" yang bertujuan untuk menyembunyikan bantuan militer Barat kepada Israel.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Senin menolak untuk mengkonfirmasi laporan tersebut, tetapi mengatakan Rusia bekerja sama dengan Iran dalam berbagai isu, termasuk beberapa isu yang "sangat sensitif".

Setelah dua setengah tahun berperang, pasukan Ukraina kewalahan menghadapi kemajuan Rusia yang terus berlanjut di Ukraina timur. Bulan lalu, Kyiv melancarkan serangan skala besar pertamanya terhadap wilayah Rusia.

Blinken berpendapat bahwa rudal Iran dapat digunakan untuk menyerang target jarak dekat, sehingga Rusia dapat memanfaatkan persenjataan yang dimilikinya untuk sasaran jarak jauh.

Blinken mengatakan bahwa Rusia, negara yang telah meratifikasi sanksi PBB terhadap Iran, juga berbagi beberapa teknologi yang ingin diperoleh Teheran. "Ini adalah kolaborasi yang saling menguntungkan, baik di bidang nuklir maupun dalam beberapa aspek intelijen medan perang."

Perjalanan melintasi Laut Kaspia

Departemen Keuangan AS mengumumkan bahwa mereka dan Departemen Luar Negeri telah menjatuhkan sanksi kepada 10 individu dan 9 entitas di Iran dan Rusia.

Foto: Kantor Presiden Iran/WANA/Via Reuters/Foto arsip.

Sanksi ini akan membekukan aset AS milik individu dan organisasi tersebut, dan secara umum akan melarang individu dan organisasi AS untuk melakukan bisnis dengan mereka.

Di antara target sanksi yang dikeluarkan pada hari Selasa adalah beberapa kapal yang secara rutin mengangkut kargo melalui Laut Kaspia antara Iran dan Rusia, termasuk Port Olya-3, sebuah kapal milik perusahaan Rusia MG-FLOT yang digunakan untuk mengangkut rudal balistik jarak pendek.

Berdasarkan data pelacakan kapal, kapal ini melakukan beberapa pelayaran melalui Laut Kaspia antara pelabuhan Olya di Rusia dan pelabuhan Amirabad di Iran antara bulan Mei dan Agustus tahun ini.

Departemen Luar Negeri AS juga menyatakan bahwa Iran Air dikenai sanksi karena memfasilitasi pengadaan barang-barang sensitif dari Barat dan mengangkut material untuk program pesawat tak berawak Iran.

Prancis, Jerman, dan Inggris mengumumkan pembatalan perjanjian layanan udara dengan Iran dan berjanji untuk menjatuhkan sanksi kepada Iran Air, individu, atau entitas yang terkait dengan program rudal balistik Iran atau memasok senjata ke Rusia.

Inggris telah mengumumkan tujuh sanksi baru terhadap Iran dan tiga sanksi baru terhadap Rusia.

Uni Eropa (UE) juga telah berjanji untuk memberikan "respons yang tegas".

David Albright, Direktur Institut Sains dan Keamanan Internasional, mengatakan bahwa ia yakin sanksi tidak akan banyak berpengaruh dalam menghambat kerja sama antara Iran dan Rusia, karena Teheran memandang membangun hubungan yang kuat dengan Moskow dan Beijing sebagai keputusan yang paling menguntungkan secara politik dan ekonomi bagi rezimnya.

Kunjungan Tuan Blinken

Ukraina menyatakan bahwa mereka mungkin akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran jika Rusia menggunakan senjata Iran, sebagian menyambut baik sanksi tersebut tetapi juga menegaskan bahwa sanksi itu tidak cukup.

Andriy Yermak, kepala kantor kepresidenan Ukraina, menegaskan kembali bahwa Kyiv berharap Washington akan mengizinkan penggunaan senjata pasokan AS untuk menyerang target jauh di dalam wilayah Rusia.

Pentagon telah menegaskan bahwa Ukraina diizinkan menggunakan senjata yang dipasok AS untuk membalas serangan dari Rusia, sebuah kebijakan yang secara teoritis memungkinkan Ukraina untuk menyerang rudal Iran yang sedang dipersiapkan untuk diluncurkan.

Blinken mengatakan bahwa ia akan mengunjungi Ukraina pada hari Rabu untuk mendapatkan informasi langsung tentang kebutuhan dan tugas kepemimpinan Ukraina serta untuk menguraikan tindakan yang dapat diambil AS untuk membantu.

Tuan Blinken dan Lammy akan mengunjungi Kyiv bersama-sama untuk menunjukkan dukungan Barat kepada pemerintah. Tuan Blinken juga akan mengunjungi Polandia pada hari Kamis.

Nguyen Quang Minh (Menurut Reuters)

Sumber: https://www.nguoiduatin.vn/my-khang-dinh-nga-nhan-ten-lua-tu-iran-dua-ra-lenh-trung-phat-moi-204240911082904092.htm