Sebelum gencatan senjata berlaku, tentara Israel menghancurkan terowongan besar Hamas di area rumah sakit Al-Shifa di Jalur Gaza.
| Bangunan-bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Palestina di Jabalia, Kota Gaza, 11 November. (Sumber: Getty) |
Pada tanggal 24 November, Presiden AS Joe Biden menghargai langkah-langkah diplomatik AS setelah Hamas membebaskan 24 sandera pada hari itu.
Presiden Biden juga menekankan bahwa ini hanyalah awal dari apa yang ia harapkan berupa pembebasan sandera lainnya dari Hamas dalam beberapa hari mendatang.
"Mulai pagi ini, sebagai hasil diplomasi Amerika yang ekstensif, termasuk beberapa panggilan telepon yang telah saya lakukan dari Ruang Oval kepada para pemimpin di seluruh kawasan, akan ada jeda selama empat hari dalam pertempuran di Gaza," ujar pemimpin AS tersebut dalam konferensi pers.
Presiden Biden menolak untuk memprediksi berapa lama perang antara Israel dan Hamas akan berlangsung, tetapi mengatakan ia yakin peluang untuk memperpanjang gencatan senjata yang sedang berlangsung adalah "nyata".
Dalam perkembangan lain pada hari yang sama, kantor berita Keystone-SDA mengutip keputusan Dewan Federal Swiss yang mengatakan bahwa Bern mengambil langkah untuk mengakhiri hubungan dengan tiga lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Palestina.
Menurut pengumuman tersebut, pemerintah Swiss menuduh tiga LSM, termasuk Pusat Hak Asasi Manusia Palestina (PCHR), Jaringan LSM Palestina (PNGO), dan Al-Shabaka/Jaringan Kebijakan Palestina, "melanggar kode etik dan ketentuan antidiskriminasi".
Pada hari yang sama, Kementerian Luar Negeri negara Eropa mengonfirmasi informasi di atas.
Bern sebelumnya telah mengaudit enam organisasi Palestina dan lima organisasi Israel setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Delapan dari 11 LSM tetap menjadi mitra dalam program kerja sama Swiss di Timur Tengah.
Pada tanggal 24 November, surat kabar Yeni Şafak Turki mengutip Ofir Gendelman, juru bicara Perdana Menteri Israel Netanyahu, yang mengatakan bahwa tentara negara itu telah "menyelesaikan pengerahan taktis di sepanjang garis gencatan senjata sementara dengan gerakan Hamas."
Juru bicara Gendelman juga mengatakan bahwa sebelum gencatan senjata berlaku, tentara Israel menghancurkan terowongan besar lawan di area rumah sakit Al-Shifa di Gaza.
Gencatan senjata sementara antara tentara Israel dan gerakan Hamas berlaku mulai pukul 7 pagi tanggal 24 November di seluruh Jalur Gaza. Oleh karena itu, kedua belah pihak akan menghentikan semua serangan untuk melakukan pertukaran tahanan dan mengangkut barang-barang bantuan.
Sementara itu, pada tanggal 24 November, kantor berita Xinhua mengutip pemimpin gerakan Islam Hamas Ismail Haniyeh yang mengatakan bahwa gerakan tersebut menyambut baik upaya yang sedang berlangsung untuk mengakhiri pengepungan Israel di Jalur Gaza, mempromosikan pertukaran tahanan, menghentikan serangan terhadap Masjid Al-Aqsa, dan membantu Palestina mendirikan negara merdeka.
Pernyataan itu muncul saat pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengomentari gencatan senjata kemanusiaan pertama sejak pecahnya konflik Israel-Hamas pada 7 Oktober.
Bapak Ismail Haniyeh juga menekankan bahwa Hamas tidak akan menyerahkan posisinya sebelum, selama dan setelah konflik, dan menolak segala campur tangan luar dalam pengelolaan Gaza.
Selain itu, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh juga mengatakan bahwa pasukan ini akan mematuhi gencatan senjata dan perjanjian pembebasan sandera selama Israel juga mematuhi perjanjian tersebut.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)