Parade angkatan bersenjata Myanmar di Naypyidaw.
Pemerintah militer Myanmar telah mengumumkan wajib militer bagi semua pemuda dan pemudi berusia 18 tahun ke atas, dengan masa सेवा minimum dua tahun, seiring pemerintah berupaya mengatasi meningkatnya jumlah kelompok bersenjata yang menuntut otonomi di berbagai wilayah.
Menurut Reuters pada 11 Februari, semua pria berusia 18-35 tahun dan wanita berusia 18-27 tahun wajib menjalani wajib militer selama dua tahun, sementara para profesional seperti dokter wajib menjalani wajib militer selama tiga tahun hingga usia 45 tahun. Masa wajib militer dapat diperpanjang hingga lima tahun di bawah keadaan darurat saat ini.
Myanmar telah mengalami ketidakstabilan yang cukup besar sejak militer melakukan kudeta, menggulingkan pemerintahan militer pada tahun 2021.
Sejak Oktober 2023, militer Myanmar telah menderita korban jiwa saat menghadapi serangan terkoordinasi oleh koalisi tiga kelompok minoritas pemberontak, serta para pejuang yang mendukung pemerintahan sipil sebelumnya.
Seorang jenderal Myanmar tewas ditembak oleh penembak jitu saat berada di dalam helikopter.
Ini dianggap sebagai tantangan terbesar yang dihadapi militer sejak pertama kali mengambil alih kekuasaan dari bekas koloni Inggris pada tahun 1962. Para analis memperkirakan bahwa militer Myanmar kesulitan merekrut tentara dan telah mengerahkan pasukan non-tempur ke garis depan.
"Tugas membela negara bukan hanya untuk tentara tetapi untuk setiap warga negara. Oleh karena itu, saya ingin mengatakan kepada semua orang untuk bangga mematuhi hukum wajib militer ini," kata juru bicara pemerintah Myanmar, Zaw Min Tun.
Undang-undang tentang wajib militer diberlakukan pada tahun 2010 tetapi belum diterapkan. Undang-undang tersebut menetapkan bahwa mereka yang gagal mematuhinya akan menghadapi hukuman penjara hingga lima tahun.
Tautan sumber






Komentar (0)