Pada tanggal 21 Juli, para pemimpin tinggi Rusia dan Suriah bertukar pesan dalam rangka peringatan 80 tahun terjalinnya hubungan diplomatik kedua negara.
| Rusia dan Suriah telah saling mendukung selama delapan dekade dan tetap teguh dalam komitmen mereka terhadap nilai-nilai dan martabat . (Sumber: Reuters) |
Menurut kantor berita negara Suriah SANA , dalam pesan tersebut, Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan bahwa meskipun ada tekanan dan upaya terus-menerus untuk melemahkan tekad kedua negara, Damaskus dan Moskow telah saling mendukung selama delapan dekade dan tetap teguh dalam komitmen mereka terhadap nilai-nilai dan martabat.
Menegaskan bahwa kebijakan Rusia mencerminkan posisinya sebagai kekuatan perdamaian dan menghormati kedaulatan negara lain, Tn. Assad menekankan bahwa sikap teguh Moskow akan membuka jalan bagi dunia multipolar.
"Dalam menghadapi hegemoni yang kita hadapi dan perang yang kita saksikan, respons utama adalah ketahanan, bukan mundur atau kalah," tegas presiden Suriah.
Pemimpin tersebut juga mengucapkan selamat kepada rakyat Rusia atas hubungan kuat yang telah terjalin lama serta rasa saling percaya dengan rakyat Suriah.
Sebagai tanggapan, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa negaranya akan terus mendukung Suriah dalam melindungi kedaulatannya dan memastikan keamanan nasional, persatuan dan integritas wilayah serta stabilitas politik internal.
“Pengembangan lebih lanjut dari keseluruhan hubungan Rusia-Suriah yang komprehensif sepenuhnya memenuhi kepentingan rakyat kedua negara dan sejalan dengan tujuan memperkuat perdamaian dan stabilitas di tingkat regional dan internasional,” tegasnya.
Menurut Presiden Putin, Moskow dan Damaskus telah mengumpulkan banyak pengalaman dalam kerja sama bilateral di banyak bidang selama beberapa dekade terakhir dan melalui upaya bersama, mencapai keberhasilan besar dalam memerangi terorisme internasional di wilayah Suriah.
Hubungan diplomatik antara Uni Soviet dan Suriah terjalin pada 21 Juli 1944. Uni Soviet beberapa kali menerima kunjungan presiden Republik Arab Suriah (SAR) – kunjungan pertama dilakukan oleh Presiden Shukri al-Quatli pada tahun 1956.
Pada Oktober 1980, kedua belah pihak menandatangani Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama. Pada tahun 1991, Suriah mengakui Rusia sebagai negara penerus sah Uni Soviet.
Setelah runtuhnya Uni Soviet, tingkat kerja sama antara Rusia dan Suriah menurun secara signifikan. Namun, pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an, hubungan bilateral menjadi lebih hangat.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/nga-syria-khang-dinh-moi-tham-tinh-qua-8-thap-ky-kien-dinh-voi-cam-ket-ve-cac-gia-tri-va-pham-gia-279590.html






Komentar (0)