Pada tanggal 4 Agustus, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengumumkan bahwa negaranya tidak akan secara sepihak memberikan konsesi kepada Barat untuk menyelesaikan konflik di Ukraina.
| Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov . (Sumber: TASS) |
Kantor berita TASS melaporkan bahwa diplomat Rusia tersebut membuat pernyataan di atas dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Rossiya 1, dengan menyatakan : "Periode konsesi sepihak Moskow telah berakhir secara permanen."
Menurut Bapak Ryabkov, tidak akan pernah di masa depan, "bahkan dalam skenario terbaik sekalipun dalam hubungan kita dengan Organisasi Pakta Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa (UE), tidak akan ada konsesi sepihak dari pihak kita kepada Barat."
Jika AS mencoba memaksakan sesuatu kepada Rusia yang menguntungkan Washington secara sepihak, satu-satunya jalan keluar adalah "tidak ada kesepakatan sama sekali", dan "tidak akan ada bantuan, hadiah, konsesi, atau isyarat lain untuk menenangkan lawan".
Mencatat bahwa Moskow dan Barat baru-baru ini telah menyelesaikan "beberapa masalah", terutama masalah kemanusiaan, merujuk pada pertukaran 24 tahanan antara Rusia dan AS serta sekutunya, Bapak Ryabkov menegaskan bahwa hal ini "tidak mengubah gambaran keseluruhan."
Selain itu, ia "tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa akan tiba saatnya ketika perlu" mengerahkan rudal berhulu ledak nuklir sebagai tanggapan terhadap tindakan serupa oleh negara-negara Barat, tetapi keputusan tersebut harus dibuat oleh Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Rusia (VS RF) dan para pemimpin militer senior.
Merujuk pada percakapan antara Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov dan mitranya dari AS, Lloyd Austin, pada tanggal 12 Juli, Bapak Ryabkov mengatakan bahwa Moskow telah mengirimkan sinyal "tidak hanya kepada Washington tetapi juga kepada sejumlah ibu kota lainnya."
Seorang diplomat Rusia memperingatkan bahwa Jam Kiamat menunjukkan "kurang dari dua menit" – waktu yang dibutuhkan Rusia untuk mengerahkan rudal berhulu ledak nuklir sebagai respons terhadap tindakan serupa oleh negara-negara Barat.
Hal ini “tidak berarti bahwa waktu tidak dapat diputar kembali”, tetapi Rusia perlu mendekati apa yang terjadi dengan “tanggung jawab penuh” sementara militer harus “selalu siap karena skenario dapat sangat berbeda”.
Sumber: https://baoquocte.vn/nga-tuyen-bo-khong-bao-gio-don-phuong-nhuong-bo-phuong-tay-ca-nh-bao-co-the-se-den-luc-pha-i-dung-ten-lu-a-hat-nhan-281381.html










Komentar (0)