Pada tahun 1980-an, seorang petani di Desa Thi Vien, Kota Vinh Thanh, Provinsi Ha Nam , Tiongkok, sedang menambang batu di gunung terdekat. Sekitar tengah hari, ketika hendak pulang untuk makan malam setelah menyelesaikan pekerjaannya, ia melihat sebuah kawah besar di lereng gunung yang baru saja dibom. Ia dengan berani berjalan mendekat untuk melihat isinya.
Ia berpikir, tempat ini berada di Pegunungan Mang Dang, tempat terjadinya "Pemberontakan Tebas Ular" Liu Bang. Ada banyak makam terkenal di dekatnya, seperti makam Raja Han Liang dan Chen Sheng. Berdasarkan pengalamannya, ia merasa mungkin telah meledakkan sebuah makam kuno. Ia segera melaporkan kejadian tersebut ke departemen peninggalan sejarah dan budaya setempat.
Pemilik makam tersebut segera diidentifikasi sebagai tempat pemakaman Liu Man, yang juga dikenal sebagai Raja Liang Gong, seorang raja dari Dinasti Han Barat. (Foto: Sohu)
Setelah menerima pemberitahuan tersebut, para ahli segera pergi ke lokasi kejadian untuk melakukan survei dan penelitian. Tak lama kemudian, para ahli menemukan sebuah makam di bawahnya. Pertanyaan pun muncul, dari dinasti mana makam tersebut berasal dan siapa pemiliknya.
Setelah mengumpulkan semua dokumen dan informasi, identitas pemilik makam segera diketahui. Makam itu adalah makam Liu Man, yang juga dikenal sebagai Liang Gong Wang, seorang raja dari Dinasti Han Barat.
Setelah menemukan identitas pemilik makam, pekerjaan arkeologi dilanjutkan. Salah satu ahli menyorotkan senter ke atas makam dan menemukan lukisan naga yang tampak seperti aslinya, panjangnya setidaknya tiga meter.
Setelah mengamati dengan saksama, para ahli yang hadir sangat antusias. Ternyata ada mural di atas makam, dan naga ini hanyalah sebagian kecil dari lukisan tersebut. Selain itu, terdapat pula ukiran Burung Vermilion (burung merah), Kura-kura Hitam, dan Harimau Putih, sehingga para ahli menyebutnya "Lukisan Awan dan Qi Empat Dewa".
(Foto: Sohu)
Untuk melindungi "Lukisan Awan Empat Dewa", para ahli menggunakan teknologi canggih untuk memotong lukisan ini, membawanya ke Museum Henan untuk dilestarikan dan mengubahnya menjadi salah satu harta nasional.
Thu Hien (Sumber: Sohu)
Berguna
Emosi
Kreatif
Unik
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)