Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Độc lập - Tự do - Hạnh phúc

Risiko diabetes akibat penyalahgunaan minuman manis

VnExpressVnExpress29/11/2023

[iklan_1]

Konsumsi minuman manis yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular, termasuk diabetes.

Minuman manis yang mengandung gula, sebagaimana didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), adalah semua minuman yang mengandung gula bebas (gula tambahan), termasuk minuman ringan non-alkohol berkarbonasi atau non-karbonasi; jus buah dan sayur; minuman buah dan sayur dalam bentuk minuman; konsentrat cair dan bubuk, air beraroma, minuman energi dan minuman olahraga; teh siap minum; kopi siap minum dan minuman susu beraroma.

Menurut WHO, pada tahun 2002, rata-rata penduduk Vietnam mengonsumsi 6,04 liter minuman manis. Pada tahun 2021, angka ini mencapai 55,78 liter, meningkat 10 kali lipat. Konsumsi gula yang berlebihan, terutama minuman manis, merupakan penyebab utama obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.

Dr. Ngo Thi Ha Phuong, dari Institut Gizi Nasional, mengatakan gula dalam minuman mengubah metabolisme tubuh, memengaruhi insulin, kolesterol, dan metabolit, yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan peradangan. Perubahan ini meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, kerusakan gigi, sindrom metabolik, dan penyakit hati.

"Ada hubungan positif antara konsumsi minuman manis dan peningkatan resistensi insulin pada anak-anak dan remaja," ujar Dr. Phuong, seraya menambahkan bahwa penelitian menunjukkan bahwa untuk setiap tambahan 250 gram (atau 250 ml) minuman manis yang dikonsumsi, penanda resistensi insulin (penanda HOMA-IR) pada anak-anak dan remaja meningkat sebesar 5%.

Selain itu, minuman manis meningkatkan jumlah gula dan karbohidrat yang diserap dengan cepat, sehingga meningkatkan kadar gula darah. Hal ini pada gilirannya menyebabkan faktor risiko diabetes tipe 2 seperti peradangan, resistensi insulin, dan gangguan fungsi sel beta—sel pankreas yang mensekresi hormon insulin untuk menurunkan gula darah.

Di sisi lain, gula bebas dalam minuman manis (fruktosa, sukrosa...) dapat menyebabkan perlemakan hati dan peningkatan gula darah setelah makan, yang mengakibatkan peningkatan peradangan, resistensi insulin, penurunan fungsi sel beta di pankreas, yang menyebabkan diabetes tipe 2.

Hasil survei menunjukkan bahwa Vietnam memiliki sekitar 7 juta penderita diabetes. Dari jumlah tersebut, lebih dari 55% pasien mengalami komplikasi kardiovaskular, mata, saraf, dan ginjal. Pasien diabetes dengan komplikasi tidak hanya meningkatkan biaya medis tetapi juga menurunkan kualitas hidup.

WHO merekomendasikan agar setiap orang mengonsumsi kurang dari 25 gram gula per hari (termasuk minuman), setengah dari jumlah rata-rata yang dikonsumsi orang Vietnam saat ini. Orang dewasa dan anak-anak sebaiknya mengurangi jumlah gula bebas hingga kurang dari 10% dari total asupan energi harian. Rasio ini, yang setara dengan 25 gram atau 5 sendok teh, akan lebih bermanfaat bagi kesehatan.

Minuman manis meningkatkan risiko diabetes. Foto: Freepik

Minuman manis meningkatkan risiko diabetes. Foto: Freepik

Dalam hal kebijakan, WHO juga merekomendasikan agar negara-negara menerapkan kombinasi tiga solusi: edukasi media, pembatasan iklan minuman manis kepada anak-anak, dan pengenaan pajak atas minuman manis. Dari ketiga solusi tersebut, pengenaan pajak atas minuman manis dianggap sebagai kebijakan yang paling efektif, yang saat ini diterapkan di 115 negara/wilayah, dan membantu mengurangi konsumsi minuman jenis ini untuk mencegah penyakit tidak menular terkait.

Menurut Dr. Phuong, mengenakan pajak pada minuman manis bisa menjadi strategi yang menguntungkan semua pihak, yakni menguntungkan kesehatan masyarakat (menahan biaya perawatan kesehatan), menguntungkan pendapatan pemerintah , dan menguntungkan pemerataan kesehatan.

Senada dengan itu, Bapak Mark Goodchild, ekonom WHO di Jenewa, juga merekomendasikan penerapan pajak konsumsi khusus untuk minuman manis. Serupa dengan tembakau dan alkohol, menaikkan pajak untuk produk-produk tidak sehat ini merupakan langkah paling efektif untuk mengurangi konsumsi.

Menurut Bapak Goodchild, dengan mengenakan pajak pada minuman manis, baik konsumen maupun pelaku bisnis akan diuntungkan. Konsumen akan beralih ke produk yang lebih sehat. Hal ini dapat merangsang industri makanan dan minuman, menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan pertumbuhan yang serupa dengan sektor ekonomi lainnya.

Rancangan Undang-Undang Pajak Konsumsi Khusus diperkirakan akan diajukan kepada Majelis Nasional untuk mendapatkan masukan pada masa sidang ke-7 (Mei 2024) dan disetujui pada masa sidang ke-8 (Oktober 2024). Khususnya, Kementerian Keuangan akan mengkaji penerapan pajak konsumsi khusus untuk produk-produk yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, termasuk minuman manis.

Le Nga


[iklan_2]
Tautan sumber

Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

21 putaran tembakan meriam, membuka parade Hari Nasional pada tanggal 2 September
10 helikopter mengibarkan bendera Partai dan bendera nasional di atas Lapangan Ba ​​Dinh.
Kapal selam dan fregat rudal yang megah memamerkan kekuatan mereka dalam parade di laut
Lapangan Ba ​​Dinh menyala sebelum dimulainya acara A80

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Berita

Sistem Politik

Lokal

Produk