Bahan bakar nuklir Rusia belum dikenai sanksi Uni Eropa. (Sumber: Shutterstock) |
Uni Eropa masih bergantung pada pasokan bahan bakar nuklir untuk menggerakkan reaktor VVER rancangan Rusia yang digunakan oleh Bulgaria, Republik Ceko, Finlandia, Hongaria, dan Slovakia. Kelima negara tersebut membeli 30% lebih banyak layanan konversi dari Rusia dan 22% lebih banyak pengayaan untuk reaktor mereka tahun lalu dibandingkan dengan tahun 2021, menurut laporan tersebut.
Menurut ESA, impor tahun ini kemungkinan melampaui impor tahun 2021.
"Anggota Uni Eropa yang tidak bergantung pada Rusia sedang berusaha mengurangi ketergantungan mereka lebih jauh. Di sisi lain, ada negara-negara yang sepenuhnya bergantung pada bahan bakar Rusia dan sedang meningkatkan cadangan bahan bakar mereka untuk bersiap menghadapi gangguan pasokan," ungkap perwakilan badan tersebut.
Tenaga nuklir menyumbang sekitar 10% dari konsumsi energi Uni Eropa, dengan Prancis, Swedia, dan Belgia di antara produsen terbesar di blok tersebut.
Sektor nuklir Rusia belum dikenai sanksi oleh Uni Eropa sejauh ini. Namun, beberapa negara anggota sebelumnya telah mengusulkan penambahan pembatasan impor bahan bakar nuklir dari Moskow ke putaran sanksi berikutnya.
Namun, penerapan sanksi Uni Eropa memerlukan persetujuan bulat dari seluruh 27 negara anggota, dengan Hongaria dan Slovakia telah berulang kali menekankan bahwa mereka tidak akan mendukung pembatasan pada sektor tersebut.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)