Perjalanan hening itu dimulai pada tahun 2019, ketika Ibu Thoan menyaksikan pantai di kota kelahirannya—yang dulu indah dan bersih—semakin tercemar oleh sampah wisatawan. Dari rasa kesal yang awalnya muncul, ia pun bertindak. Awalnya, ia memungut sampah sendirian. Kemudian, ia membagikan foto tersebut di media sosial dengan pesan sederhana: "Jangan buang sampah sembarangan". Tanpa slogan-slogan besar, tanpa seruan keras, tetapi tindakan praktisnya menciptakan dampak yang kuat. Orang-orang mulai memperhatikannya, bertanya, dan kemudian... berpartisipasi.
Pada Maret 2024, kelompok "Pejuang Pemberantasan Sampah" resmi dibentuk—berawal dari gagasan untuk bergandengan tangan dan menyebarkan tanggung jawab kemasyarakatan. Saat itu, kelompok tersebut hanya beranggotakan 5-6 orang. Hingga kini, jumlahnya telah bertambah menjadi sekitar 30 anggota dengan beragam latar belakang usia, mulai dari mahasiswa berusia 21 tahun hingga pensiunan. Mereka semua memiliki kesamaan: mereka tidak menunggu pengingat, tidak menunggu festival, dan hanya datang di akhir pekan.
Setiap Sabtu dan Minggu pagi, dari pukul 05.15 hingga hampir pukul 08.00, rombongan berkumpul di Pantai Bai Chay, tempat banyak wisatawan berkumpul, untuk mengumpulkan dan memunguti sampah bersama. “Biasanya, dari Senin hingga Jumat, pantainya cukup bersih, dengan sedikit sampah. Namun, di akhir pekan, jumlah wisatawan begitu banyak sehingga pantai tampak seperti "medan perang". Ada kaleng, popok, karton susu, sisa kotak makan siang... berserakan di pasir. Melihat pantai saat itu, hati saya sakit. Kami bercanda menyebutnya "medan perang" - dan kami adalah para pejuangnya. Membuang sampah adalah cara kami melestarikan keindahan kota,” ujar Ibu Thoan.
Yang membuat orang kagum bukan hanya karena Ibu Thoan yang memprakarsai kelompok ini, tetapi juga karena dedikasinya yang gigih. Dari Senin hingga Jumat, beliau tetap memungut sampah sendirian, secara rutin setiap pagi pukul 17.15 hingga 18.30, terlepas dari cuaca. Berbekal sarung tangan, keranjang, dan rasa tanggung jawab yang tinggi, beliau dengan gigih memungut sampah, menciptakan citra yang menginspirasi bagi masyarakat sekitar. Dedikasi dan ketekunan inilah yang membuat gerakan ini terus menyala dan menyebar dengan kuat.
Di dalam kelompok tersebut, Ibu Nguyen Thi Nhung (Kelurahan Hoanh Bo) adalah contoh khas dari pengaruh gerakan ini. Rumahnya hampir 10 kilometer dari Bai Chay, tetapi setiap Minggu pagi ia datang lebih awal. "Saya merasa senang karena bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat. Melihat pantai yang bersih dan rapi setelah kelompok selesai bekerja, saya merasa sangat terbantu. Saya hanya berharap orang-orang berhenti membuang sampah sembarangan agar kita... tidak perlu lagi memungutnya," ujarnya dengan nada bercanda.
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun dari kelompok ini yang merupakan petugas sanitasi lingkungan atau diberi tugas khusus. Mereka bekerja bukan karena imbalan atau permintaan dari siapa pun, melainkan semata-mata karena mereka menganggap menjaga kebersihan laut sebagai hal yang benar. Mereka sangat menyadari bahwa pengembangan pariwisata harus sejalan dengan perlindungan lingkungan, dan sebuah kota wisata sejati tidak hanya harus indah dalam foto iklan tetapi juga bersih dalam kehidupan sehari-hari penduduknya.
Tak berhenti di situ, Ibu Thoan kini tengah menggagas ide kemanusiaan lainnya: Memasang dispenser air minum gratis di area pemandian di sepanjang pantai. "Saya berharap jika wisatawan tahu ada air minum gratis di sini, mereka tidak akan membawa botol plastik, sehingga mengurangi jumlah sampah plastik. Ini perubahan kecil, tetapi bisa membuat perbedaan besar," ujarnya.
Di era di mana banyak orang masih acuh tak acuh terhadap lingkungan, aksi kelompok "Trash Warriors" menjadi pengingat yang lembut namun mendalam: Perubahan tidak selalu dimulai dengan hal-hal besar. Jika setiap orang mengurangi sampah, atau bersedia membungkuk untuk memunguti tempat sampah yang dibuang... maka pantai akan lebih bersih, kota akan lebih indah, dan kehidupan akan lebih ramah.
Sumber: https://baoquangninh.vn/nhung-chien-binh-diet-rac-3360637.html
Komentar (0)