Pertandingan-pertandingan kunci yang akan menentukan final Thailand - Vietnam.
Báo Lao Động•05/01/2025
Gaya bermain Vietnam dan Thailand sama-sama terungkap di leg pertama final, membuat leg kedua menjadi semakin sulit diprediksi.
Kesulitan melancarkan serangan awal : Pada leg pertama, tim Vietnam memulai dengan proaktif, tetapi hanya mampu mempertahankan tekanan selama 10 menit pertama. Koneksi antar lini tidak sebaik yang diharapkan, dan satu-satunya cara untuk berkomunikasi dengan Xuan Son adalah melalui umpan panjang. Para pemain di sekitar Xuan Son kurang tajam untuk menciptakan peluang yang konsisten. Thailand, meskipun tidak menciptakan banyak situasi berbahaya seperti Vietnam, memiliki strategi yang jelas. Kualitas pemain mereka yang konsisten memungkinkan koordinasi yang lancar dan pertahanan yang efektif. Di kandang sendiri di Viet Tri, pelatih Kim Sang-sik kesulitan melancarkan serangan awal. Mengejutkan lawan dengan cara yang sama di laga tandang akan jauh lebih sulit. Oleh karena itu, tim Vietnam perlu mendekati pertandingan dengan persiapan yang matang, baik secara psikologis maupun taktis, untuk menghindari kewalahan oleh lebih dari 40.000 penonton di Stadion Rajamangala. Tim nasional Vietnam akan kesulitan melancarkan serangan awal melawan Thailand di kandang mereka sendiri. Foto: Minh DanOpsi dukungan untuk Xuan Son: Pada leg pertama, Thailand mencoba menghentikan Xuan Son, dengan menugaskan bek tengah Pansa Hemviboon untuk menjaganya dengan ketat. Namun, dua golnya di babak kedua menunjukkan betapa bagusnya striker kelahiran 1997 itu dalam menahan bek dan lolos dari penjagaan mereka. Setiap kali ia maju ke depan, Xuan Son menarik perhatian bek, menciptakan ruang di sisi lapangan. Pada leg kedua, tim Thailand tentu akan mencoba menjaga Xuan Son lebih ketat. Jika ia berhasil dinetralisir, tim Vietnam akan membutuhkan opsi serangan lain. Memasangkan Tien Linh dengan Xuan Son juga merupakan ide yang patut dipertimbangkan. Nguyen Xuan Son telah mencetak 7 gol di Piala ASEAN 2024 setelah hanya tampil 4 kali. Foto: Minh Dan Dalam pertandingan sebelumnya, Tien Linh biasanya baru masuk di babak kedua. Ketika pertahanan tim lawan terlalu fokus pada Xuan Son, Tien Linh akan memiliki lebih banyak ruang untuk menunjukkan kemampuannya. Di leg pertama, striker dari Binh Duong itu baru masuk di waktu tambahan, sehingga ia berpotensi memulai leg kedua dalam kondisi fisik prima. Meskipun kemampuan menyerang Xuan Son secara mandiri lebih unggul, ia tetap membutuhkan dukungan dan kerja sama dari gelandang di sekitarnya. Pertarungan lini tengah antara Hoang Duc dan Doan Ngoc Tan merupakan pasangan kunci di leg pertama. Ketika Hoang Duc maju untuk mendukung serangan, Ngoc Tan memainkan peran sebagai pemain bertahan di belakangnya. Menurut statistik dari Sofascore, ia melakukan 13 tekel sukses, tertinggi di lapangan. Hoang Duc mulai bermain lebih baik sejak semifinal melawan Singapura dan melanjutkan performa ini melawan Thailand. Sebaliknya, trio gelandang Thailand yang terdiri dari William Weidersjo, Akarapong Pumwisat, dan Benjamin Davis tidak bermain bagus, sering kehilangan penguasaan bola. Doan Ngoc Tan dan Hoang Duc berpadu dengan baik di posisi gelandang tengah. Foto: Minh Dan Pada leg kedua, pelatih Masatada Ishii mungkin akan kembali menurunkan Weerathep Pomphan dan kapten Peeradon Chamratsamee. Benjamin Davis kemungkinan akan mempertahankan posisinya, karena ia tampil sangat impresif di pertandingan sebelumnya. Mentalitas menyerangnya yang tajam dan penguasaan bolanya menjadikan bintang kelahiran 2000 ini ancaman yang tangguh bagi tim Thailand. Gelandang muda kelahiran Inggris ini juga paling banyak berlari di leg pertama (11,2 km), terus bergerak untuk mendukung rekan-rekan setimnya baik dalam bertahan maupun menyerang. Ia akan menjadi nama yang perlu diwaspadai tim Vietnam di leg kedua.
Komentar (0)