Bagian tanaman cabai seperti buah, akar, dan daunnya telah digunakan sebagai obat selama beberapa generasi. Foto: Unsplash.
Dr. Huynh Tan Vu, dari Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi, Kota Ho Chi Minh (Fasilitas 3), mengatakan bahwa cabai adalah tanaman kecil yang dapat hidup selama beberapa tahun, dengan batang bawah berkayu. Tanaman ini memiliki banyak cabang yang halus. Daunnya tumbuh berselang-seling, memanjang, dan berujung runcing. Bunganya tumbuh tunggal di ketiak daun. Buahnya menggantung ke tanah, tetapi pada tanaman cabai, buahnya menjulang ke langit. Bagian-bagian tanaman cabai seperti buah, akar, dan daun telah digunakan sebagai obat selama beberapa generasi.
Kegunaan cabai
Menurut pengobatan tradisional, cabai memiliki rasa pedas dan panas. Cabai memiliki efek menenangkan perut, mengusir flu, memperkuat limpa, melancarkan pencernaan, meredakan nyeri, dan mengobati kanker. Orang-orang sering menggunakannya untuk mengobati sakit perut akibat flu, pencernaan yang buruk, nyeri sendi, dan untuk mengobati gigitan ular. Selain digunakan sebagai obat, orang juga sering menggunakan daun cabai untuk memasak sup.
Penelitian medis modern juga sependapat dengan pengobatan tradisional mengenai efek pengobatan cabai. Cabai mengandung beberapa bahan aktif seperti capsicain, suatu alkaloid dengan proporsi sekitar 0,05-2%. Struktur kimianya telah diidentifikasi sebagai asam isodexenat vanililamit, yang memiliki karakteristik menguap pada suhu tinggi, menyebabkan bersin-bersin hebat.
Selain itu, cabai juga mengandung capsaicin, zat merah pedas yang hanya muncul saat buah matang, dengan kadar 0,01-0,1%. Menariknya, capsaicin merangsang otak untuk memproduksi endorfin, sejenis morfin endogen, dengan khasiat yang mirip dengan obat pereda nyeri, terutama bermanfaat bagi penderita artritis kronis dan kanker.
Selain itu, cabai juga membantu mencegah penyakit jantung karena mengandung beberapa bahan aktif yang membantu darah bersirkulasi dengan baik, menghindari penggumpalan trombosit yang dapat dengan mudah menyebabkan kecelakaan kardiovaskular.
Cabai juga membantu mencegah tekanan darah tinggi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cabai berkulit hijau dan berbuah kecil memiliki kandungan capsaicin yang lebih tinggi. Selain itu, cabai juga mengandung banyak vitamin seperti vitamin C, B1, B2, asam sitrat, asam malat, beta karoten...
Selain digunakan sebagai makanan, cabai juga telah lama digunakan oleh masyarakat kita sebagai obat. Dalam khazanah pengobatan tradisional, terdapat banyak obat-obatan berharga yang mengandung cabai.
Efek lain dari cabai:
Kendalikan penyakit kardiovaskular: Dibandingkan jeruk, cabai lebih kaya akan vitamin C, zat besi, kalsium, fosfor, dan vitamin B. Setiap 100g cabai segar mengandung hingga 144mg vitamin C, tertinggi di antara sayuran segar. Kandungan vitamin C yang tinggi ini dapat mengendalikan penyakit kardiovaskular, arteriosklerosis, dan menurunkan kolesterol.
Menurut pengobatan tradisional, cabai memiliki rasa pedas dan panas. Cabai berkhasiat meredakan nyeri, mengusir flu, memperkuat limpa, melancarkan pencernaan, meredakan nyeri, dan mengobati kanker. Foto: Bulbul Ahmed.
Pencegahan kanker: Para ilmuwan di Universitas Pittsburgh (AS) telah membuktikan bahwa cabai dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker, terutama kanker pankreas. Hal ini berkat efek zat pedas capsaicin, yang bertindak sebagai katalis, yang menyebabkan sel kanker menghancurkan dirinya sendiri tanpa membahayakan sel normal.
Mencegah penyakit kardiovaskular: Penelitian menunjukkan bahwa cabai mengandung bahan aktif yang membantu melancarkan sirkulasi darah, sehingga mencegah risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu, cabai juga membantu menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol dalam tubuh. Kandungan vitamin C yang tinggi dalam cabai dapat mengendalikan arteriosklerosis dan menurunkan kolesterol.
Antiseptik: Penelitian oleh ilmuwan Amerika menunjukkan bahwa cabai memiliki sifat antiseptik, anti-pembusukan, anti-dingin dan mengandung beberapa nutrisi yang membantu orang mencegah dan menyembuhkan beberapa penyakit.
Meningkatkan daya tahan: Untuk penyakit seperti flu, pilek, dan penyakit pernapasan, cabai dan makanan pedas merupakan "pencegah" yang efektif.
Pencegahan pilek: Cabai rawit mengandung hingga 1.390 mg beta-karoten - salah satu sumber karoten, lutein terbaik, yang efektif dalam mencegah pilek dan flu.
Mengatasi sakit kepala: Saat Anda menggigit cabai, rasa pedasnya yang kuat akan memicu otak untuk mengeluarkan zat kimia yang mengurangi rasa sakit dan menghasilkan sedikit rasa senang. Baru-baru ini, seseorang mencoba menggunakan cabai untuk mengatasi sakit kepala parah yang bersifat neurologis dan hasilnya sangat memuaskan.
Menurunkan lemak darah: Cabai rawit tidak hanya bermanfaat bagi penderita pilek, tetapi juga sangat efektif dalam mengatur lemak darah. Penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa setelah tikus diberi makanan cabai, kadar kolesterol dalam darah mereka menurun secara signifikan.
Pembakar lemak: Cabai rawit mengandung zat khusus yang dapat mempercepat metabolisme untuk mencapai efek pembakaran lemak dalam tubuh. Zat ini juga dapat meningkatkan sekresi hormon, sehingga juga memiliki efek mempercantik kulit.
Pereda nyeri: Saat ini, orang menggunakan capsicain dalam cabai untuk membuat plester atau krim guna meredakan nyeri yang disebabkan oleh efek samping herpes zoster, yang juga sangat efektif.
Obat mujarab dari cabai
Mengatasi rambut rontok akibat kemoterapi: Rendam 100 gram cabai dalam anggur putih selama 10-20 hari. Oleskan anggur ini ke kulit kepala untuk merangsang pertumbuhan rambut.
Mengobati gangguan pencernaan akibat kanker: 100 gram cabai, 100 gram kacang hitam, giling hingga menjadi bubuk dan makan setiap hari.
Menyembuhkan gangguan pencernaan: Cabai digunakan sebagai bumbu dan dimakan setiap hari.
Mengobati sakit perut karena masuk angin: 1-2 cabai rawit, 20 gram kunyit, dihaluskan hingga halus, diminum 2-3 kali sehari.
Menyembuhkan radang sendi kronis: 1-2 cabai, tanaman obat nyeri tulang, dan temulawak (curcuma zedoaria) masing-masing 30 g. Rebus dan minum satu dosis per hari.
Mengobati eksim: Segenggam daun cabai segar dan sesendok nasi asam. Haluskan kedua bahan, bungkus dengan kain bersih, lalu tempelkan pada area eksim yang telah dibersihkan dengan air garam.
Obat stroke: Haluskan daun cabai (cabai kecil), tambahkan air dan sedikit garam, peras airnya untuk diminumkan kepada pasien, ampasnya tempelkan pada gigi untuk membangunkan.
Mengobati gigitan ular: Haluskan daun cabai, tempelkan pada bagian yang terluka, lalu balut. Lakukan 1-2 kali sehari hingga nyeri mereda, dan tunggu 2-3 jam untuk penyembuhan.
Mengobati psoriasis: Segenggam besar daun cabai rawit (segenggam dan sangrai hingga matang tetapi tidak gosong), semangkuk rebung yang dikeruk, 7-9 lembar daun Kalanchoe (daun obat luka bakar), sekitar 300 g clematis Cina. Masukkan semuanya ke dalam panci berisi 2 liter air, didihkan hingga mendidih, minum perlahan sebagai pengganti teh, dan minum sekitar 3 teko.
Sakit perut kronis: Akar cabai, akar lemon, dan akar royal jelly, masing-masing sekitar 10 g. Panggang hingga berwarna cokelat keemasan, rebus, dan minum satu dosis per hari.
Atasi sakit punggung dan nyeri sendi: 15 cabai rawit matang, 3 lembar daun pepaya, 80 g akar bidara cina. Haluskan semua bahan dan rendam dalam alkohol dengan perbandingan 1/2. Gunakan untuk pijat agar cepat sembuh.
Mengobati bisul: Hancurkan daun cabai dengan sedikit garam lalu tempelkan pada bisul yang bernanah untuk mengurangi rasa sakit, membantu mengeluarkan nanah, dan mempercepat penyembuhan.
Mengobati suara serak: Gunakan cabai sebagai obat kumur (dalam bentuk tingtur).
Sumber Zing
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)