Dalam lokakarya "Vietnam Green Real Estate 2025, tren ESG, dan kategori klasifikasi keuangan hijau" yang diselenggarakan pada 13 November sore, yang diselenggarakan oleh Vietnam Green Building Council (VGBC) dan Global Real Estate Sustainability Benchmark (GRESB), para ahli mengakui bahwa proses penerapan ESG dalam industri real estat membawa banyak manfaat luar biasa.
Ibu Luu Thi Thanh Mau, Wakil Presiden Tetap Asosiasi Bisnis Hijau Kota Ho Chi Minh (HGBA) dan Direktur Jenderal Phuc Khang Corporation, mengatakan bahwa pada akhir tahun 2024, Vietnam akan memiliki lebih dari 559 bangunan hijau dengan total luas lantai sekitar 13,6 juta m², sementara Singapura telah menutupi 61% dari luas lantainya dengan tanaman hijau dan bertujuan untuk mencapai 80% pada tahun 2030. Perbedaan ini menunjukkan potensi pengembangan yang sangat besar untuk pasar hijau di Vietnam, dan juga merupakan kekuatan pendorong yang kuat bagi perusahaan-perusahaan pengembang bangunan hijau perintis seperti Phuc Khang.
Bapak Douglas Snyder, Direktur Eksekutif VGBC, mengatakan bahwa saat ini, pasar real estat Vietnam dapat menerapkan tiga skenario investasi hijau: membangun gedung baru, merenovasi gedung yang sudah ada, dan menggabungkan atau mengembangkan proyek baru. Standar-standar ini membantu mendefinisikan secara jelas apa yang dimaksud "hijau", mulai dari pemasangan tenaga surya, sistem pengolahan air, hingga penggunaan material ramah lingkungan. Pada saat yang sama, memastikan transparansi dalam pengelolaan arus kas dan sertifikasi hijau.

Pembicara berbagi di lokakarya
Bapak Trey Archer, Direktur Pengembangan Bisnis di GRESB, mengatakan manfaat real estat hijau tidak hanya ramah lingkungan. Bangunan bersertifikasi hijau biasanya meningkatkan valuasinya sebesar 5–10%, menarik penyewa yang bersedia membayar 7–15% lebih mahal, dan membantu bisnis meningkatkan citra merek, reputasi, dan kemampuan mereka untuk mengumpulkan modal. Hal ini merupakan faktor kunci seiring Vietnam bergerak menuju target nol emisi bersih pada tahun 2050.
Menurut CBRE Vietnam, kantor bersertifikasi hijau memiliki harga sewa sekitar 6-7% lebih tinggi dan tingkat hunian 4-6% lebih tinggi daripada gedung konvensional. Bahkan di masa pasar yang sulit, gedung-gedung ini mempertahankan kinerja sewa yang baik berkat biaya operasional yang rendah, efisiensi energi, dan pengalaman pengguna yang lebih baik. Selain itu, 80% penyewa baru di Hanoi dan Kota Ho Chi Minh memilih gedung hijau, yang mencerminkan tren bisnis yang memprioritaskan keberlanjutan.
Sumber: https://nld.com.vn/bat-dong-san-xanh-duoc-nguoi-thue-san-sang-tra-phi-cao-hon-co-the-len-toi-15-196251113194321478.htm






Komentar (0)