Sebelumnya, pada tanggal 27 Mei, pemerintahan Trump memerintahkan misi-misi untuk menghentikan penjadwalan penunjukan baru bagi pelamar visa pelajar dan pertukaran budaya.
Kabel baru ini memungkinkan petugas konsuler untuk meminta pemohon mengungkapkan semua akun media sosial mereka. "Harap dicatat bahwa pembatasan akses dapat diartikan sebagai upaya untuk menyembunyikan atau menghindari aktivitas tertentu," demikian pernyataan kabel tersebut.
Menunggu dalam antrean untuk permohonan visa yang ditinjau di Kedutaan Besar AS di Seoul, Korea Selatan, akhir Mei 2025. Foto: NEWS1
Menurut kabel tersebut, semua aktivitas daring kandidat akan diperiksa, bukan hanya media sosial, dan pejabat didorong untuk menggunakan "mesin pencari atau sumber daring lain yang sesuai".
"Misalnya, jika seorang pemohon diketahui secara terbuka mendukung Hamas atau aktivitasnya di media sosial, hal itu bisa menjadi alasan penolakan visa," kata kabel tersebut.
Menteri Rubio mengatakan dia telah mencabut visa ratusan, bahkan mungkin ribuan orang, termasuk pelajar, karena terlibat dalam aktivitas yang menurutnya bertentangan dengan prioritas kebijakan luar negeri AS, termasuk dukungan terhadap Palestina dan kritik terhadap tindakan Israel dalam konflik Gaza.
Para kritikus mengatakan pemerintahan Trump telah "menyerang kebebasan berbicara" yang dilindungi oleh Amandemen Pertama Konstitusi AS.
Selain itu, arahan baru tersebut memperingatkan bahwa jumlah penunjukan mungkin perlu dikurangi karena perlunya pemeriksaan yang lebih menyeluruh. Prosedur pemeriksaan ini, menurut telegram tersebut, akan dilaksanakan dalam waktu lima hari kerja.
Arahan tersebut juga mengharuskan misi untuk memprioritaskan wawancara dengan dokter asing yang berpartisipasi dalam program medis dengan visa pertukaran serta pelamar mahasiswa yang ingin belajar di universitas AS di mana mahasiswa internasional berjumlah kurang dari 15 persen dari seluruh badan mahasiswa.
Di Harvard, universitas tertua dan terkaya di Amerika Serikat, mahasiswa internasional akan mencapai sekitar 27% dari total mahasiswa pada tahun 2024. Harvard telah menerima miliaran dolar bantuan dan pendanaan yang dibekukan oleh pemerintah federal.
Sumber: https://nld.com.vn/noi-lai-lich-hen-phong-van-thi-thuc-sinh-vien-my-chu-trong-kiem-tra-gi-196250619134524315.htm
Komentar (0)