Guru Dinh Sao Mai (26 tahun, Hanoi ) saat ini adalah dosen di Fakultas Bahasa Jepang (Praktik Bahasa) Universitas Hanoi. Perempuan kelahiran tahun 1998 ini pernah menempuh pendidikan di luar negeri dan lulus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Waseda, Jepang. Hanya dalam 2 tahun berkarier, dosen perempuan ini telah menunjukkan keterampilan profesional yang mengesankan.

Guru Dinh Sao Mai, dosen Jurusan Bahasa Jepang Universitas Hanoi.

Pada tahun ajaran 2023-2024, dosen perempuan tersebut adalah orang yang "membuka jalan" bagi seorang mahasiswa untuk memenangkan Beasiswa Pemerintah Jepang (Beasiswa MEXT). Ia secara langsung membimbing mahasiswa untuk menjawab pertanyaan yang sering diajukan dan bersikap selama wawancara. "Dengan pengalaman saya sendiri, saya ingin membantu mahasiswa memahami bahwa tidak hanya perlu menjawab secara linguistik tetapi juga menunjukkan pemahaman budaya, bahkan dalam menyapa," ungkap dosen perempuan tersebut. Ia juga merupakan dosen yang membimbing mahasiswa dari Universitas Hanoi untuk berpartisipasi dan memenangkan juara pertama dalam Lomba Menulis Esai Bahasa Jepang untuk Bahasa Vietnam. Lomba ini merupakan kompetisi berskala besar yang telah diadakan di banyak negara tetapi baru pertama kali diselenggarakan di Vietnam. Esai-esai mahasiswa yang dibimbingnya dipilih dan diberikan penghargaan oleh Duta Besar Jepang untuk Vietnam, Ito Naoki. Dosen muda tersebut juga merasa terhormat menerima penghargaan "Instruktur Berprestasi".

Ibu Dinh Sao Mai menerima penghargaan "Instruktur Luar Biasa" dari panitia penyelenggara Kontes Penulisan Esai Jepang untuk Bahasa Vietnam.

Yang paling ia banggakan adalah esai mahasiswanya dievaluasi oleh Duta Besar Jepang sendiri sebagai "pengalaman yang menunjukkan pemahaman, pertukaran budaya, dan hubungan dengan generasi muda". "Sebagai dosen muda yang masih sangat baru di Departemen Bahasa Jepang, dipercaya oleh mahasiswa dan mampu membantu mereka meraih hasil yang tinggi, saya merasa senang dan sedikit bangga", ujar Ibu Sao Mai. Baru-baru ini, dosen muda tersebut juga diundang oleh Universitas Nihon Fukushi di Jepang untuk menjadi salah satu dari dua pembicara utama dalam sebuah konferensi tentang pendidikan bahasa Jepang yang diadakan di Provinsi Aichi. Kesempatan ini datang dari kenyataan bahwa dosen perempuan tersebut meninggalkan kesan yang kuat kepada seorang rekan dari negara lain ketika ia terus-menerus berdiri untuk bertanya, berdiskusi lebih lanjut... dengan para pembicara di sebuah konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Hanoi. "Setelah konferensi itu, dosen tersebut datang untuk berbicara dan mengundang saya untuk menjadi pembicara utama. Saya sangat senang telah meninggalkan kesan yang baik kepada rekan-rekan saya dari negara lain. Berpartisipasi dalam konferensi-konferensi ini juga merupakan kesempatan bagi saya untuk belajar dan memperluas pengetahuan saya", ujar Ibu Mai. Topik yang dibahas oleh dosen perempuan tersebut dalam lokakarya tersebut adalah pendidikan bahasa Jepang untuk anak-anak Vietnam. “Berdasarkan konteks banyaknya anak muda Vietnam yang bekerja atau belajar di luar negeri, menikah di Jepang, dan melahirkan di sana, saya mengangkat topik pendidikan bahasa Jepang dan bahasa ibu bagi anak-anak ini, situasi terkini, dan solusi untuk memperbaikinya,” ujar Ibu Sao Mai.

Guru muda itu tidak hanya memiliki penampilan yang cantik tetapi juga menunjukkan kemampuan yang mengesankan.

Selain kuliah, dosen ini juga berpartisipasi dalam berbagai acara sebagai pembawa acara atau penerjemah bahasa Jepang. Ia aktif berpartisipasi dalam konferensi ilmiah internasional dan berbagai kesempatan kolaborasi riset. "Saya berharap dapat menyampaikan pesan positif kepada generasi muda tentang upaya belajar, bekerja, dan peluang yang terbuka bagi Anda ketika mempelajari bahasa baru," ujarnya.

Guru muda itu sedang mempersiapkan diri untuk mempertahankan dan lulus dengan gelar master dalam Bahasa Jepang.

Sebagai dosen muda, menurut Sao Mai, tekanan terbesar sekaligus motivasinya adalah untuk selalu memperbarui ilmu dan menimba pengalaman agar tetap konsisten di podium. Namun, ia tak pernah merasa lelah dalam bekerja, selalu memiliki banyak inspirasi dan energi positif saat mempersiapkan materi maupun saat mengajar. Dosen perempuan ini mengatakan bahwa hal yang paling membahagiakannya setiap hari adalah mendapatkan kasih sayang dari mahasiswa, dan hal ini pula yang menjadi motivasinya untuk lebih berkomitmen pada profesi keguruan.

Guru muda itu juga membuka kelas bahasa Jepang dan menyelenggarakan pengalaman pertukaran budaya Jepang, termasuk upacara minum teh, memasak, seni origami...

Selain mengajar di Jurusan Bahasa Jepang Universitas Hanoi, dosen perempuan tersebut sedang mempersiapkan langkah akhir untuk mempertahankan dan lulus dengan gelar master dalam Bahasa Jepang.

Vietnamnet.vn

Sumber: https://vietnamnet.vn/nu-giang-vien-xinh-dep-duoc-truong-dai-hoc-nhat-moi-lam-dien-gia-2332953.html