Mantan penasihat Gedung Putih Amy Pope, 49, akan menjadi kepala wanita pertama Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah menerima mayoritas suara dalam pemilihan yang diperebutkan ketat untuk memimpin badan tersebut.
Dengan demikian, Ibu Pope menang melawan Direktur Jenderal saat ini, António Vitorino. Ibu Pope akan memulai masa jabatan 5 tahunnya mulai 1 Oktober. Di Twitter, Ibu Pope menegaskan: "Saya siap bekerja sama dengan semua negara anggota dan mitra global untuk membuka peluang migrasi yang efektif, tertib, dan manusiawi."
Menurut kantor berita DW, Ibu Pope telah menghabiskan sebagian besar kariernya berfokus pada isu-isu migrasi, termasuk di pemerintahan mantan Presiden AS Barack Obama. Ia pernah menjabat sebagai penasihat migrasi senior untuk Presiden AS Joe Biden pada periode awal setelah ia menjabat pada tahun 2021.
Ibu Amy Pope memiliki pengalaman luas dalam isu imigrasi. Foto: AP |
Sebelumnya, dari tahun 2015 hingga 2017, beliau menjabat sebagai Wakil Penasihat Keamanan Dalam Negeri. Beliau mulai bekerja di IOM pada September 2021. Tahun lalu, setelah mengumumkan pencalonannya sebagai Direktur Jenderal IOM, Ibu Pope mengambil cuti tanpa gaji.
IOM didirikan pada tahun 1951 untuk menangani migrasi di Eropa pasca Perang Dunia II dan bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa hanya tujuh tahun yang lalu. Menurut AP, delapan dari 10 direktur jenderal IOM sejak didirikan adalah orang Amerika. Organisasi ini memiliki hampir 19.000 staf yang bekerja di 171 negara untuk memastikan migrasi yang manusiawi dan tertib.
Perebutan kepemimpinan IOM terjadi di saat yang krusial, dengan melonjaknya jumlah migran di seluruh dunia. Menurut statistik, saat ini lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia terpaksa meninggalkan rumah mereka. Meskipun Direktur Jenderal Vitorino saat ini, mantan Komisioner Uni Eropa untuk Urusan Dalam Negeri dan Kehakiman, mendapat dukungan kuat dari negara-negara Eropa, Ibu Pope juga mendapat dukungan tinggi dari negara-negara di kawasan lain.
Ia mengatakan IOM membutuhkan visi baru. "Kita masih terjebak dalam cara pandang lama terhadap migrasi. Perlu ada lebih banyak fokus pada dampak perubahan iklim terhadap migrasi," ujar Pope kepada AFP.
Dengan pengalamannya yang luas dalam isu migrasi, Ibu Pope diharapkan dapat membawa angin segar bagi IOM. Menurut AP, dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menekankan: "Terpilihnya Ibu Pope mencerminkan dukungan luas dari negara-negara anggota atas visinya untuk menempatkan masyarakat sebagai pusat misi IOM, sekaligus melaksanakan reformasi tata kelola dan anggaran yang penting untuk memastikan IOM siap menghadapi tantangan."
LAM NGUYEN
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)