Komune Buon Don dianggap sebagai tempat lahirnya nilai-nilai budaya tradisional yang unik dari berbagai etnis minoritas, terutama Ede, M'nong, dan Lao. Namun, dalam menghadapi gelombang integrasi, banyak nilai budaya, baik yang nyata maupun yang tidak nyata, terancam punah.
Dalam konteks itu, peran orang-orang terhormat di masyarakat menjadi lebih penting dari sebelumnya.
![]() |
| Tuan Y Nhi - pemilik set gong berharga di Buon Don. |
Di Buon Don, yang saat ini merupakan bagian dari komunitas Buon Don, Tn. Y Nhi Rya (suku M'nong) tengah melestarikan harta karun yang tak ternilai harganya: seperangkat gong berharga yang diwariskan turun-temurun, bersama dengan banyak guci dan pot perunggu kuno yang memiliki nilai sejarah dan spiritual yang mendalam.
Banyak pedagang barang antik datang kepadanya berkali-kali, menawar gong dan guci dengan harga tinggi, tetapi ia dan istrinya menolak. Ia percaya bahwa gong adalah jiwa bangsa, jembatan komunikasi dengan para dewa, yang diwariskan turun-temurun dalam keluarganya. Jika gong dijual, jiwa bangsa akan hilang.
![]() |
| Tuan Y Dem Byă (kanan sampul) berbicara dengan orang-orang tentang pelestarian budaya. |
Tekad Tuan Y Nhi tidak hanya berasal dari kemauan pribadinya, tetapi juga diperkuat oleh "pendampingan" orang-orang terkemuka. Contoh tipikal adalah Tuan Y Dem Byă. Tuan Y Dem sering datang ke rumah Tuan Y Nhi Rya untuk berbincang dan berbagi cerita. Tuan Y Dem tidak hanya berbicara tentang nilai-nilai ekonomi atau hukum, tetapi juga tentang tanggung jawab para pendahulu dalam melestarikan budaya bangsa.
![]() |
| Banyak orang di Buon Don yang masih menyimpan cangkir kuno tersebut. |
Komune Buon Don saat ini dihuni oleh 15 kelompok etnis, dengan etnis minoritas yang mencakup lebih dari 76% populasi. Di komune ini, terdapat 8 tokoh terkemuka yang bekerja di desa-desa dan dusun-dusun etnis minoritas. Mereka berperan sebagai "benteng" yang kokoh untuk melestarikan identitas budaya bangsa.
![]() |
| Festival tradisional berkontribusi pada kohesi masyarakat berkelanjutan di Buon Don. |
Belakangan ini, pemerintah komune Buon Don telah memperkuat kegiatan pelestarian dan konservasi budaya dengan kegiatan-kegiatan spesifik yang dilaksanakan melalui program-program sasaran nasional. Biasanya, komune ini menerapkan model percontohan "membuka kelas untuk mengajarkan gong M'Nong", yang diikuti oleh 40 siswa, sebagian besar remaja. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih dan membina generasi penerus.
![]() |
| Banyak festival tradisional seperti festival gajah masih dipertahankan dan diadakan di komune Buon Don. |
Melalui program ini pula, komune telah mempertahankan operasional yang efektif dari sebuah kelompok seni rakyat yang mahir memainkan gong M'nong, alat musik Laos, tari xoang, tari lam vong, dan sebagainya. Dari sana, komune telah menciptakan "taman bermain" budaya, sebuah ruang bagi warisan untuk hidup dan berkembang.
Namun, pada kenyataannya, kegiatan konservasi harus melibatkan masyarakat setempat. Konsensus, advokasi, dan upaya konservasi tanpa henti dari tokoh-tokoh terkemuka di desa-desalah yang telah membantu meningkatkan kesadaran akan nilai warisan dan menciptakan lingkungan bagi masyarakat untuk dengan percaya diri melindungi "harta karun" bangsa mereka. Melestarikan budaya nasional bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi perjalanan panjang yang membutuhkan upaya bersama seluruh masyarakat.
![]() |
| Masyarakat etnis Buon Don berpartisipasi dalam pertunjukan gong tradisional, lagu daerah, dan tari di festival. |
Menegaskan peran penting tokoh-tokoh terkemuka dalam melestarikan budaya etnis lokal, Bapak Le Thanh Son, Wakil Ketua Komite Rakyat Komune Buon Don, mengatakan, "Masyarakat terkemuka di daerah ini merupakan jembatan terpenting antara pemerintah dan masyarakat. Merekalah yang mewarisi dan mengamalkan warisan, dan yang terpenting, merekalah yang meyakinkan masyarakat untuk menghargai nilai warisan tersebut."
Wakil Ketua Komite Rakyat Komune Buon Don, Le Thanh Son, juga menekankan bahwa warisan budaya ada berkat komunitas dan harus hidup di dalam komunitas. Oleh karena itu, dalam orientasi pembangunan berkelanjutan, komune selalu berupaya menjadikan komunitas sebagai subjek budaya, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, melestarikan budaya yang terkait dengan pengembangan pariwisata komunitas lokal, dan mendapatkan manfaat dari pariwisata. Selain itu, negara perlu memiliki kebijakan untuk mendukung para perajin dan pejabat yang bertanggung jawab atas keterampilan profesional, mengembangkan keahlian, dan mendukung kondisi agar mereka merasa aman dalam menciptakan dan mendidik generasi mendatang...
Source: https://baodaklak.vn/van-hoa-du-lich-van-hoc-nghe-thuat/202512/phat-huy-vai-tro-nguoi-uy-tin-trong-bao-ton-van-hoa-o-buon-don-f8b0d60/
















Komentar (0)