Catat nomor seri untuk melacak asal emas
Terkait rancangan amandemen Keputusan Presiden Nomor 24 tentang Pengelolaan Kegiatan Perdagangan Emas, Kementerian Keamanan Publik menyatakan bahwa Bank Negara Vietnam (SBV) belum memiliki regulasi khusus tentang pengelolaan nomor seri emas batangan, termasuk nomor seri emas batangan produksi baru, emas batangan hasil pengolahan ulang, nomor seri dalam transaksi jual beli, atau nomor seri saat emas batangan diolah menjadi bahan baku.
Oleh karena itu, Kementerian Keamanan Publik mengusulkan agar Bank Negara menambahkan peraturan wajib untuk mencatat informasi nomor seri emas batangan pada dokumen transaksi.
Kementerian Keamanan Publik mengusulkan agar Bank Negara Vietnam menambahkan peraturan yang mengharuskan pencatatan nomor seri batangan emas pada dokumen transaksi.
Berbicara kepada wartawan dari Surat Kabar Nguoi Lao Dong, Ibu Nguyen Thi Phuong, mantan Wakil Direktur Jenderal Bank Pertanian dan Pembangunan Pedesaan ( Agribank ), mengatakan bahwa mulai 30 Juni 2024, Bank Negara Vietnam telah mengizinkan empat bank komersial utama (Agribank, Vietcombank, VietinBank, BIDV) dan Saigon Jewelry Company (SJC) untuk berpartisipasi langsung di pasar ritel emas.
Semua transaksi di sini tercatat lengkap, mulai dari nomor seri emas batangan hingga Kartu Tanda Penduduk (KTP) pembeli. Artinya, setiap emas batangan teridentifikasi dengan jelas, sehingga memudahkan lembaga pengelola untuk melacaknya bila diperlukan.
Namun, pada kenyataannya, hal ini hanya dilakukan di bank-bank besar dan unit-unit yang ditunjuk oleh Bank Negara. Di banyak perusahaan perdagangan emas swasta, situasi tidak tercatatnya nomor seri atau identitas pembeli masih umum terjadi. Celah ini menyulitkan pemeriksaan dan pengawasan oleh pihak berwenang, terutama ketika diperlukan untuk memverifikasi asal emas atau arus kas dalam transaksi dengan tanda-tanda yang tidak lazim.
Oleh karena itu, Ibu Phuong setuju dengan usulan Kementerian Keamanan Publik untuk menambahkan peraturan wajib pencatatan nomor seri emas batangan pada faktur dan dokumen transaksi. Beliau berpendapat bahwa nomor seri, khususnya untuk emas SJC, harus dianggap sebagai "kode identifikasi" yang terkait dengan informasi pribadi pembeli. Dengan demikian, penyimpanan nomor seri lengkap dan kartu identitas pelanggan akan membantu pasar menjadi lebih transparan, sekaligus secara efektif mendukung proses investigasi, pencegahan pencucian uang, dan pengendalian aliran uang ilegal.
Menerapkan model "akun emas"
Tidak berhenti pada identifikasi fisik batangan emas, solusi jangka panjang yang diusulkan oleh Ibu Phuong adalah menerapkan model "rekening emas", serupa dengan rekening efek, di bank dan perusahaan perdagangan emas.
Transaksi emas akan dilakukan melalui bursa yang terhubung langsung dengan Bank Negara, di mana semua informasi didigitalkan dan disimpan secara terpusat. Jika diperlukan, pihak berwenang hanya perlu mengakses kartu identitas nasabah untuk memahami dengan jelas riwayat transaksi, nomor seri, waktu, dan nilai setiap pembelian dan penjualan.
Pandangan ini telah didukung oleh para pelaku bisnis. Bapak Tran Huu Dang, Direktur Jenderal Perusahaan Saham Gabungan Emas dan Permata Asia (AJC), mengatakan bahwa model rekening emas tidak hanya membantu Bank Negara mengendalikan pasokan dan permintaan pasar secara transparan, tetapi juga menciptakan fondasi untuk intervensi dan regulasi yang tepat waktu ketika terjadi fluktuasi yang tidak biasa. Hal ini juga merupakan langkah yang tak terelakkan untuk memodernisasi aktivitas perdagangan emas di Vietnam, sejalan dengan tren perkembangan pasar keuangan yang maju di dunia .
Sumber: https://nld.com.vn/de-xuat-trien-khai-mo-hinh-tai-khoan-vang-196250718103034276.htm
Komentar (0)