Universitas RMIT akan menggunakan investasi di bawah dana strategis senilai 250 juta AUD untuk Vietnam, yang pertama kali diumumkan pada tahun 2023 selama kunjungan resmi Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Vietnam.
Komitmen baru ini bertujuan untuk memperluas program beasiswa doktoral, mendukung mahasiswa pascasarjana untuk meraih gelar berstandar internasional langsung di Vietnam. Hal ini dianggap sebagai langkah penting dalam membangun sumber daya manusia berkualitas tinggi di bidang sains , teknologi, dan inovasi, serta berkontribusi pada implementasi tujuan Resolusi 57-NQ/TW tentang pengembangan sumber daya manusia.

"Kami telah memberikan dampak nyata selama 25 tahun terakhir, meluluskan hampir 25.500 mahasiswa yang siap berkontribusi bagi kemakmuran negara," ujar Ketua RMIT Peggy O'Neal. "Investasi ini menggarisbawahi komitmen kami untuk memperkuat kolaborasi riset di Vietnam."
Menurut Profesor Scott Thompson-Whiteside, Direktur Umum RMIT Vietnam, investasi tersebut tidak hanya mempromosikan aktivitas penelitian dalam negeri tetapi juga menciptakan peluang untuk menghubungkan para ahli Vietnam dengan jaringan ahli internasional, membentuk lingkungan untuk berbagi pengetahuan dan inovasi.

Gubernur Jenderal Australia Sam Mostyn AC juga menilai bahwa pendidikan menjadi fokus hubungan Vietnam-Australia, dan menyambut baik kerja sama erat melalui unit pendidikan yang ada di kedua negara.
Dengan lebih dari 12.000 mahasiswa, 1.300 dosen, dan hampir 25.500 alumni, RMIT Vietnam kini menjadi kampus terbesar universitas Australia di luar negeri. Tonggak sejarah 25 tahun ini menandai arah perluasan riset, yang terkait dengan misi untuk memberikan kontribusi yang lebih mendalam bagi pembangunan Vietnam.
Sumber: https://nhandan.vn/rmit-dau-tu-hon-430-ti-dong-thuc-day-nghien-cuu-dao-tao-tien-si-tai-viet-nam-post907913.html
Komentar (0)