
Salah dan perjalanannya untuk menciptakan sejarah.
Pada upacara PFA Awards 2025 yang diadakan pada malam tanggal 19 Agustus (waktu Inggris), Mohamed Salah dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Tahun Ini, mengalahkan sejumlah pesaing tangguh seperti Bruno Fernandes (Man Utd), Alexander Isak (Newcastle), Cole Palmer (Chelsea), Declan Rice (Arsenal) dan rekan setimnya Alexis Mac Allister.
Di usia 33 tahun, Salah telah mencapai sesuatu yang belum pernah dicapai orang lain: tiga penghargaan PFA – sebuah prestasi yang melampaui legenda seperti Cristiano Ronaldo, Thierry Henry, Gareth Bale, Kevin De Bruyne, dan Mark Hughes.
Striker asal Mesir ini pertama kali menerima penghargaan tersebut pada musim 2017/18, untuk kedua kalinya pada musim 2021/22, dan kini telah mencetak rekor bersejarah dengan kemenangan ketiganya.
Hebatnya, Salah memenangkan penghargaan ini di musim yang sama ketika Liverpool memenangkan Liga Primer pada musim 2024/25.
Pada kemenangan PFA musim sebelumnya di musim 2019/20, penghargaan tersebut diberikan kepada Kevin De Bruyne (Man City).
Ini adalah kali pertama Salah berhasil menggabungkan gelar liga dan penghargaan individu – sebuah titik balik dalam kariernya.

Musim yang gemilang dan ambisi meraih Ballon d'Or.
Pada musim 2024/25, Salah menunjukkan performa yang brilian, memimpin Liga Premier dengan 29 gol dan 18 assist.
Ia menjadi kekuatan pendorong di balik kampanye perebutan gelar Liverpool, membantu tim Arne Slot mengalahkan Arsenal dalam persaingan ketat antara dua tim.
Tidak hanya itu, Salah juga memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Liga Premier musim ini dan Pemain Terbaik Asosiasi Penulis Sepak Bola (FWA). Dengan tiga penghargaan individu ini, Salah telah menjadi kandidat utama untuk Ballon d'Or 2025.
Namun, peluang Salah tidak sepenuhnya pasti. Tersingkirnya Liverpool lebih awal dari Liga Champions dan kegagalan di Piala Carabao dapat membuatnya berada di bawah tekanan untuk bersaing dengan rival dari Real Madrid, Bayern Munich, dan PSG.
Namun, menurut para ahli, jika kita hanya mempertimbangkan Inggris, prestasi Salah musim lalu layak menjadikannya "ikon dominan" di liga tersebut.
“Saya selalu bermimpi menjadi pemain profesional dan mengharumkan nama keluarga saya. Seiring bertambahnya usia, Anda melihat tujuan yang lebih besar dan memiliki ambisi yang lebih tinggi. Ini adalah momen yang membanggakan dalam karier saya,” ujar Salah setelah upacara penghargaan.

Liverpool, Salah, dan perebutan kekuasaan baru.
Kemenangan Salah menandai tonggak penting bagi Liverpool, tim yang sebelumnya selalu berada di bawah bayang-bayang Manchester City. Selama 10 tahun terakhir, Liverpool dan Man City mendominasi penghargaan PFA, tetapi Liverpool secara bertahap mulai membuat perbedaan.
• Liverpool: 5 gelar PFA dari musim 2012/13 hingga saat ini.
• Manchester City: 4 gelar dalam periode yang sama.
• Secara total sejak tahun 1974: Liverpool telah memiliki 10 pemain yang memenangkan penghargaan ini – terbanyak dalam sejarah.
Yang perlu diperhatikan, Salah juga mematahkan dominasi Manchester City, karena tim tersebut sebelumnya memiliki pemenang penghargaan PFA selama lima musim berturut-turut (Phil Foden dan Erling Haaland).
Hal ini dipandang sebagai konfirmasi bahwa Liverpool siap memasuki siklus baru persaingan perebutan gelar juara bersama Manchester City, Arsenal, dan bahkan Aston Villa – tim yang sedang bangkit pesat dengan Morgan Rogers, Pemain Muda Terbaik Tahun Ini.
Jejak dan warisan pribadi Salah
Salah bukan hanya tentang mencetak gol, memberikan assist, atau memenangkan trofi; dia juga mewakili ketekunan dan keinginan yang membara untuk sukses. Perjalanannya dari sebuah desa kecil di Mesir hingga menjadi legenda hidup di Liverpool adalah bukti tekadnya yang luar biasa.
Setelah menghabiskan lebih dari tujuh musim di Anfield, Salah telah:
• Mencetak 221 gol di semua kompetisi.
• Menduduki peringkat ke-5 dalam daftar pencetak gol terbanyak Liverpool sepanjang sejarah.
• Membantu klub memenangkan Liga Premier, Liga Champions, Piala FA, Piala Carabao, Piala Super UEFA, dan Piala Dunia Antarklub FIFA.
Lebih dari sekadar ikon olahraga , Salah juga merupakan panutan bagi generasi pesepakbola Timur Tengah, yang menginspirasi ketekunan, profesionalisme, dan kemampuan untuk menaklukkan puncak tertinggi di Eropa.
Dengan penghargaan PFA 2025, Mohamed Salah tidak hanya mencetak rekor pribadi tetapi juga menandai babak baru dalam sejarah Liverpool dan Liga Premier. Meskipun persaingan untuk Ballon d'Or 2025 masih terbuka, Salah telah mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain terbaik dekade ini.
Musim baru telah dimulai, tetapi perjalanan Salah menuju status legenda tentu masih jauh dari selesai. Dengan performanya saat ini, ia pasti dapat menambahkan lebih banyak pencapaian gemilang, membantu membentuk kembali peta kekuatan sepak bola Eropa.
Sumber: https://baovanhoa.vn/the-thao/salah-lap-ky-luc-ngoai-hang-anh-dau-an-cua-mot-huyen-thoai-song-162425.html






Komentar (0)