Bapak Ho Tan Minh - Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Pelatihan Kota Ho Chi Minh - menjelaskan beberapa kekhawatiran guru, orang tua, dan siswa tentang Surat Edaran 29 yang mengatur pengajaran dan pembelajaran tambahan, yang mulai berlaku sejak 14 Februari.
Bapak Ho Tan Minh - Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Pelatihan Kota Ho Chi Minh - Foto: THAO LE
Pada sore hari tanggal 13 Februari, pada konferensi pers sosial -ekonomi, Bapak Ho Tan Minh - Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Pelatihan Kota Ho Chi Minh - menginformasikan tentang beberapa isi Surat Edaran 29 yang mengatur pengajaran dan pembelajaran tambahan, yang berlaku mulai tanggal 14 Februari.
Bapak Minh menegaskan bahwa surat edaran ini tidak melarang kegiatan belajar mengajar tambahan, melainkan menempatkan kegiatan belajar mengajar tambahan ke dalam suatu kerangka kerja dan menerapkannya sesuai dengan peraturan. Kegiatan belajar tambahan untuk pengembangan dan pembelajaran sepanjang hayat memang diperlukan, tetapi harus dipastikan bahwa kegiatan belajar tersebut sepenuhnya bersifat sukarela.
Saat ini, Departemen Pendidikan dan Pelatihan Kota Ho Chi Minh sedang mengirimkan dokumen untuk meminta pendapat dari departemen dan cabang tentang manajemen pengajaran dan pembelajaran tambahan di Kota Ho Chi Minh dan akan segera mengeluarkan instruksi.
"Guru diperbolehkan mengajar kelas tambahan, tetapi hanya di tempat yang terdaftar sesuai peraturan. Di sini, saya tidak bisa mengatakan saya mengajar 2-3 siswa atau mengajar sekelompok siswa. Jika saya mengajar kelas tambahan di luar sekolah, saya harus mematuhi peraturan," kata Bapak Minh.
Selain itu, surat edaran tersebut juga mengatur bahwa guru sekolah negeri tidak diperbolehkan menyelenggarakan pengajaran tambahan.
Selain itu, guru tidak diperbolehkan memberikan kelas tambahan berbayar kepada siswa yang telah mengikuti kelas reguler. Jika siswa berada di kelas reguler, guru harus mengajarkan semua materi, mengembangkan kemampuan belajar mandiri mereka, tidak menyisakan materi untuk pelajaran tambahan atau siswa yang mengambil kelas tambahan untuk ujian.
Menurut Bapak Minh, informasi tersebut juga dengan jelas menyatakan bahwa sekolah hanya menyelenggarakan kelas tambahan tanpa memungut biaya apa pun.
"Sebelumnya, sekolah masih diperbolehkan memungut biaya untuk les tambahan, tetapi belakangan beredar cerita bahwa alih-alih menghabiskan waktu mengajar, mereka malah menabung waktu untuk les tambahan.
Namun, ada tiga kelompok siswa yang wajib mengikuti pelatihan di sekolah: siswa yang belum memenuhi standar pengetahuan dan keterampilan, pelatihan untuk siswa berprestasi, dan siswa tingkat akhir. "Tidak dapat dikatakan bahwa karena adanya surat edaran tersebut, sekolah lalai dalam menyelenggarakan sesi evaluasi bagi siswa," ujar Bapak Minh, seraya menambahkan bahwa Kota Ho Chi Minh akan memiliki instruksi terkait hal ini, dan akan ada dana untuk mendukung guru dalam melatih siswa tingkat akhir dan siswa kurang mampu...
Sekolah dasar tidak menawarkan kelas tambahan tetapi menyelenggarakan klub sepulang sekolah.
Dalam konferensi pers, para wartawan menanyakan tentang larangan kelas tambahan di sekolah dasar. Kenyataannya, banyak guru sekolah dasar kini menjaga siswa sepulang sekolah dan memberikan bimbingan belajar sambil menunggu orang tua menjemput mereka. Larangan kelas tambahan ini menyulitkan orang tua untuk menjemput anak-anak mereka sepulang sekolah.
Terkait hal tersebut, Kepala Kantor Dinas Pendidikan dan Pelatihan Kota Ho Chi Minh menegaskan, dalam surat edaran tersebut, disebutkan tidak ada les tambahan di jenjang pendidikan dasar, kecuali les keterampilan dan bakat, seperti bermain alat musik, menyanyi, menggambar, berenang, kaligrafi, serta klub olah raga dan kesenian.
Untuk siswa sekolah dasar, dua sesi di sekolah sudah cukup. Mereka harus mempelajari keterampilan berbakat untuk dikembangkan secara komprehensif, alih-alih hanya berfokus pada matematika dan bahasa Vietnam.
Guru SD yang tidak mengajar kelas tambahan tidak mengajar mata pelajaran utama di kelas. Namun, jika mereka mampu menyelenggarakan kelas pelatihan keterampilan dan bakat bagi siswa, tidak ada yang akan menghentikan mereka. Sekolah juga harus menyelenggarakan klub bagi siswa untuk berpartisipasi setelah jam sekolah, sehingga memudahkan orang tua untuk menjemput anak-anak mereka sepulang kerja. Banyak sekolah telah melakukan hal ini secara efektif," ujar Bapak Minh.
[iklan_2]
Sumber: https://tuoitre.vn/so-giao-duc-va-dao-tao-tp-hcm-ly-giai-mot-so-quy-dinh-ve-day-them-hoc-them-20250213165646984.htm
Komentar (0)