Sejak 2009, istilah " ekonomi berbagi" mulai muncul secara luas di dunia dengan munculnya perusahaan rintisan teknologi seperti Uber dan Airbnb. Pada tahun 2014, Vietnam meluncurkan model bisnis percontohan yang menerapkan teknologi untuk menghubungkan transportasi. Setelah 10 tahun, model ekonomi ini mulai dikenal di Vietnam dengan munculnya perusahaan rintisan seperti Grab dan Be.
Ide ekonomi berbagi adalah menemukan sumber daya yang terbuang, lalu membantu memodifikasi dan menyesuaikannya untuk menghasilkan manfaat. Sumber daya ini biasanya sepenuhnya gratis, tetapi ketika dibagikan, akan menghasilkan keuntungan yang dapat diinvestasikan kembali kepada pemiliknya.
Uber bergerak di industri taksi, Airbnb di industri homestay, kami di industri Wi-Fi," ujar Co-founder dan CEO perusahaan rintisan AWING Nguyen Tien Dung dalam upacara penandatanganan kerja sama investasi baru-baru ini dengan NTT e-Asia Group. Baru-baru ini, grup teknologi terbesar di Jepang, NTT, menginvestasikan puluhan juta dolar AS.
AWING adalah perusahaan rintisan teknologi yang didirikan pada tahun 2017 di Vietnam. Perusahaan ini mengembangkan platform teknologi untuk mendistribusikan iklan merek kepada pengguna melalui layar masuk Wi-Fi gratis. Perusahaan rintisan ini memiliki 35 karyawan.
Ide model operasional AWING lahir ketika para pendiri menyadari bahwa "tambang emas" Wi-Fi gratis di Vietnam terbuang sia-sia. Memanfaatkan iklan melalui Wi-Fi akan menguntungkan semua pihak yang terlibat.
Perusahaan rintisan Vietnam memperoleh pendanaan puluhan juta USD dari perusahaan teknologi terbesar di Jepang (Foto: Huyen Trang).
Pelanggan dapat menggunakan Wi-Fi gratis berkualitas tinggi. Misalnya, bisnis seperti Highlands Coffee, 7-Eleven, Trung Nguyen, dan restoran lainnya memiliki saluran pemasaran tambahan, dan pendapatan dibagi dari kampanye iklan merek. Merek yang perlu mengiklankan merek mereka dapat menjangkau jutaan pelanggan di lokasi konsumen yang sebenarnya di seluruh negeri.
Perwakilan perusahaan rintisan tersebut mengatakan bahwa teknologi ini diciptakan dan dikembangkan sepenuhnya oleh orang Vietnam. Setelah lulus dari Universitas Politeknik, Bapak Dung berkesempatan bekerja di sektor teknologi semikonduktor di IBM Jepang. Beberapa waktu kemudian, Bapak Dung menerima beasiswa magister di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi dari pemerintah Korea di bidang industri nirkabel dan optimasi sumber daya.
Sekembalinya ke tanah air, ia bekerja diFPT Software. Tak lama kemudian, CEO ini memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan memulai bisnis sendiri ketika melihat peluang di bidang teknologi yang pernah dipelajarinya di Korea.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)