ANTD.VN - Harga emas telah lolos dari level terendah dalam beberapa minggu, tetapi logam mulia tersebut masih menghadapi kendala dari pernyataan baru pejabat Fed, yang membuat ekspektasi tentang waktu pemotongan suku bunga menjadi tidak pasti.
Di pasar domestik, setelah sesi pemulihan kemarin, harga emas pagi ini cenderung tetap stabil.
Saigon Jewelry Company (SJC) mempertahankan harga emas batangan pada 71,50 - 74,52 juta VND/tael.
Grup DOJI sedikit meningkat sebesar 100 ribu VND per tael pada kedua arah pembelian dan penjualan, menjadi 71,55 - 74,55 juta VND/tael. Grup Phu Quy tetap tidak berubah pada 71,60 - 74,40 juta VND/tael; Bao Tin Minh Chau 71,65 - 74,35 juta VND/tael...
Demikian pula, emas non-SJC juga sedikit berfluktuasi. Khususnya, cincin SJC 99,99 tercatat pada harga 61,95-63,00 juta VND/tael; Emas PNJ tercatat pagi ini pada harga 61,90-62,95 juta VND/tael; Emas Thang Long Dragon Bao Tin Minh Chau berada pada harga 62,73-63,83 juta VND/tael...
Harga emas pulih tetapi tidak dapat menembus level tertingginya |
Di pasar dunia , harga emas juga pulih dari level terendah dalam hampir 3 minggu, saat ini diperdagangkan sekitar 2.030 USD/ons.
Menurut para ahli, perubahan positif pada logam mulia ini terutama disebabkan oleh penurunan ekspektasi inflasi konsumen AS, yang telah meningkatkan spekulasi pasar bahwa Federal Reserve dapat mulai memangkas suku bunga paling cepat pada bulan Maret.
Laporan terkini dari Fed New York menunjukkan ekspektasi inflasi jangka pendek konsumen AS turun ke level terendah sejak Januari 2021, memperkuat ekspektasi dovish.
Namun, berbagai data menunjukkan bahwa ketidakpastian mengenai waktu peta jalan pemotongan suku bunga Fed membuat emas berada dalam kondisi netral, tidak mampu menembusnya.
Membangun ketahanan pasar tenaga kerja AS dan harapan akan ekonomi yang stabil adalah salah satunya.
Selain itu, komentar hawkish dari beberapa pejabat The Fed juga memperumit skenario. Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, dan Gubernur The Fed, Michelle Bowman, tampaknya masih ragu-ragu mengenai pemangkasan suku bunga yang akan segera dilakukan.
Hal ini mendukung imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar AS, sehingga menekan logam mulia. Di saat yang sama, sentimen positif terhadap saham Asia juga membatasi daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Para pedagang kini berhati-hati, menunggu data inflasi konsumen AS terbaru yang akan dirilis pada hari Kamis. Data-data ini diperkirakan akan memengaruhi dinamika harga USD secara signifikan dan selanjutnya memberikan arah baru bagi harga emas.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)