Sejak pagi buta, Ibu TTKL telah menempuh perjalanan lebih dari 100 km dari Lam Dong untuk membawa cucunya, TAP (5 tahun), mengunjungi putrinya yang merupakan tahanan NMKH. Pada saat reuni, ia memeluk putrinya, tanpa bisa berkata-kata. Pelukan erat dan mata yang berkaca-kaca mengungkapkan kesabaran dan cinta tanpa syarat seorang ibu kepada putrinya yang berusia 23 tahun yang telah melakukan kesalahan.
Sementara itu, putranya, TAP, menyiapkan hadiah untuk ibunya, yang dibuat sendiri dengan bimbingan gurunya, beserta kata-kata "Selamat 20 Oktober. Aku sangat mencintaimu, Bu". Menerima hadiah spiritual yang tak ternilai itu, H. terharu, memeluk putranya erat-erat, dan tersenyum bahagia dan penuh kasih sayang.
Begitu bertemu dengan kedua putranya, BTH dan BGP, narapidana BDT (bangsal Buon Ma Thuot) berlari menghampiri, memeluk mereka dengan penuh kasih sayang, dan mendengarkan celoteh mereka. BDT mengatakan bahwa ia berada di sini karena mengorganisir perjudian dan akan segera menyelesaikan hukumannya. Selama di penjara, ia diizinkan dikunjungi oleh keluarganya dan kedua anaknya sesuai peraturan. Namun, pada pertemuan keluarga narapidana ini, ia memiliki lebih banyak waktu untuk berbicara dengan istri dan anak-anaknya, dalam suasana yang lebih dekat dan intim. Itu adalah dukungan spiritual baginya untuk merasa aman dalam rehabilitasinya dan segera kembali untuk membangun kembali hidupnya.
![]() |
| Suasana pada pertemuan keluarga narapidana. |
Adapun Bapak NTH (komune Ea H'leo), pagi-pagi sekali beliau membawa ibu dan anaknya untuk mengunjungi istrinya, TTQN. Ini juga merupakan kali pertama Bapak H. menghadiri Konferensi Keluarga Narapidana. Selama makan yang hangat dan penuh kasih sayang, beliau tidak lupa mengingatkan istrinya untuk belajar dan bekerja dengan giat agar segera kembali kepada keluarganya.
Kolonel Tran Van Dung, Kepala Penjara Dak Trung, mengatakan bahwa untuk meningkatkan peran anggota keluarga dalam memotivasi dan mendorong narapidana untuk aktif belajar dan bekerja, penjara menyelenggarakan konferensi keluarga narapidana secara rutin. "Kasih sayang, perhatian, dan dorongan keluarga adalah obat spiritual yang ampuh yang membantu narapidana mengenali kesalahan mereka, mendapatkan motivasi lebih untuk berusaha, dan secara bertahap berintegrasi kembali ke masyarakat," tegas Kolonel Tran Van Dung.
Dalam kerangka konferensi tersebut, petugas penjara melaporkan hasil kerja pendidikan ulang dan implementasi kebijakan serta rezim untuk narapidana, dan berdiskusi dengan keluarga tentang situasi pendidikan ulang dan pelatihan narapidana. Pada saat yang sama, kerabat memahami pemikiran para narapidana untuk mengkoordinasikan dan meningkatkan efektivitas kerja pendidikan. "Menghadiri konferensi dan mempelajari kondisi kehidupan dan kerja di penjara, saya merasa aman dan yakin bahwa lingkungan pendidikan di sini akan segera membantu suami saya menyadari kesalahannya dan kembali kepada keluarganya," kata Ibu NTKh. (Kelurahan Buon Ma Thuot), yang suaminya sedang menjalani pendidikan ulang di penjara.
Seorang narapidana NTP berbagi: “Dengan mengikuti konferensi keluarga narapidana, saya jadi menghargai dan sepenuhnya memahami makna sakral dari kata keluarga. Ini adalah jembatan penghubung, membantu kita untuk mengesampingkan pikiran negatif dan menyimpang, untuk merasa aman dalam bekerja, belajar, bercocok tanam, dan berlatih sehingga ketika diintegrasikan kembali ke masyarakat, kita akan menjadi warga negara yang berguna bagi masyarakat.”
Dapat dikatakan bahwa Konferensi Keluarga Narapidana bukan sekadar pertemuan biasa, tetapi nyala api kemanusiaan yang menerangi jalan bagi mereka yang telah berbuat salah, sehingga mereka percaya bahwa setelah berbulan-bulan melakukan perubahan yang baik, selalu ada rumah hangat yang menunggu, dengan tangan terbuka, dan kesempatan untuk memulai kembali.
Sumber: https://baodaklak.vn/xa-hoi/202510/thap-sang-niem-tin-cho-nhung-phan-doi-lam-lo-2fb193b/











Komentar (0)