Meskipun industri ini kurang fluktuatif dan seringkali "dibayangi" oleh bidang-bidang menarik lainnya, potensi pasar gula-gula Vietnam sangat besar. Negara ini telah lama menjadi ladang investasi bernilai miliaran dolar bagi "raksasa" domestik dan asing – dan kini negara ini bersiap menyambut produsen besar lainnya dari Indonesia.
Taman bermain bernilai miliaran dolar ini akan menyambut "orang besar" lainnya, Indonesia
Menurut Statista, pendapatan pasar gula-gula Vietnam pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 1,77 miliar USD dan diharapkan mempertahankan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 6,81% dalam periode 2025-2030.
Statista memperkirakan bahwa seiring pertumbuhan ekonomi dan peningkatan standar hidup, permintaan akan produk gula-gula akan meningkat. Selain itu, kebijakan pemerintah yang preferensial—seperti insentif pajak dan investasi infrastruktur—menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bisnis untuk memperluas pangsa pasar mereka.
Selain itu, perubahan selera konsumen, terutama tren yang lebih menyukai camilan mewah, juga berkontribusi terhadap laju pertumbuhan industri gula-gula. Hal ini terlihat jelas dalam gambaran bisnis perusahaan-perusahaan yang terdaftar. Statistik laporan keuangan Bibica (BBC), Huu Nghi (HNF), Kinh Do (KDC), Hai Ha (HHC)... menunjukkan pertumbuhan yang stabil selama beberapa kuartal.

Laporan pertumbuhan pasar manisan Vietnam (Foto: Statista).
Sebagai contoh, pada kuartal ketiga, Bibica mencatat pendapatan hampir VND506 miliar, naik 5,4% dibandingkan periode yang sama; laba setelah pajak mencapai VND44,6 miliar, naik 31%. Selama 9 bulan pertama tahun 2025, pendapatan Bibica mencapai VND1.127 miliar dan laba setelah pajak mencapai VND70,9 miliar, naik masing-masing 25,5% dan 17,4%.
Kinh Do juga mencatat hasil positif dengan pendapatan bersih pada kuartal ketiga mencapai VND2.429 miliar, naik 8% dibandingkan periode yang sama; laba setelah pajak mencapai VND67 miliar, 3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama. Selama 9 bulan, pendapatan mencapai VND6.586 miliar dan laba setelah pajak VND127 miliar, masing-masing naik 14% dan 135%.
Di grup bisnis asing, Orion Group mengumumkan hasil bisnis 9 bulannya yang menunjukkan bahwa pasar Vietnam tumbuh sebesar 14%, mencapai sekitar 1.800 miliar VND—lebih tinggi daripada Rusia dan India. Pendapatan di Vietnam telah mempertahankan pertumbuhan dua digit sejak 2020.
Investor domestik dan asing berinvestasi besar-besaran untuk “memenangkan” konsumen
Pasar yang subur selalu berjalan beriringan dengan persaingan sengit antara kekuatan domestik dan asing. Laporan Statista menunjukkan bahwa, selain perusahaan-perusahaan Vietnam, banyak merek yang mendominasi pangsa pasar permen dan camilan domestik dimiliki oleh raksasa asing. Ini termasuk Oshi dari Liwayway Holdings Company Limited (Filipina), Lay's dari PepsiCo , Nestlé (Swiss), dan Orion (Korea)...
Dalam perkembangan terbaru, pasar akan segera menyambut kehadiran grup barang konsumsi Indonesia, Sari Murni Abadi (SMA). SMA adalah perusahaan besar di Indonesia yang memiliki merek makanan ringan Momogi. Melalui akuisisi Bibica, CFO SMA mengatakan bahwa akuisisi ini merupakan langkah dalam ambisinya untuk memperluas jangkauan internasional dan mengonsolidasikan posisinya di pasar barang konsumsi cepat saji (FMCG) global.
Entri ini mencerminkan potensi pertumbuhan besar pasar kembang gula Vietnam, sekaligus menciptakan tekanan persaingan yang lebih kuat pada bisnis yang sudah ada.
Dalam konteks tersebut, bisnis terpaksa menerapkan strategi baru: mendiversifikasi produk, menyempurnakan desain, dan beradaptasi dengan tren konsumen karena pengguna semakin peduli terhadap kesehatan, pengalaman, dan emosi.
Menurut pengamatan, tren yang menonjol dalam industri saat ini adalah konsumen beralih ke produk yang ramah lingkungan, alami, rendah gula, dan sehat. Tren "rendah gula namun tetap lezat" telah menjadi prioritas bagi banyak keluarga. Oleh karena itu, bisnis terus berinovasi dengan produk yang mengurangi gula hingga 50%.

Tren konsumsi hijau dan sehat juga membuka peluang baru bagi pasar (Foto: DT).
Survei Coc Coc menunjukkan bahwa 4/5 konsumen mengatakan mereka lebih tertarik pada produk sehat, rendah gula, bebas pengawet atau terbuat dari bahan alami.
Menurut laporan Coc Coc, tingkat minat ini meningkat 3% dibandingkan tahun 2024. Ini bukan sekadar angka, tetapi juga sinyal yang jelas bahwa industri gula-gula harus berinovasi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Selain itu, kedewasaan perilaku konsumen terlihat jelas: Kaum muda mengutamakan kelezatan dan keterjangkauan, sementara orang yang lebih tua menghargai keamanan, keandalan, dan nilai jangka panjang.
Sumber: https://dantri.com.vn/kinh-doanh/them-doi-thu-ngoai-canh-tranh-thi-truong-banh-keo-ty-usd-cua-viet-nam-20251120103509960.htm






Komentar (0)