Undang-Undang yang mengubah dan melengkapi sejumlah pasal dalam Undang-Undang Jaminan Kesehatan 2024 ini resmi berlaku mulai 1 Juli 2025. Salah satu poin penting dalam undang-undang baru ini adalah perluasan cakupan penerima dukungan APBN untuk iuran jaminan kesehatan, sehingga totalnya menjadi 9 kelompok, dengan penambahan 4 kelompok dibandingkan peraturan sebelumnya.
Masyarakat perlu secara proaktif memeriksa informasi kepesertaan asuransi kesehatan mereka untuk memahami dengan jelas manfaat yang akan mereka terima mulai 1 Juli 2025. |
Secara spesifik, menurut Pasal 12 Pasal 4 Undang-Undang Jaminan Kesehatan yang telah diamandemen tahun 2024, kelompok subjek yang didukung oleh APBN untuk iuran jaminan kesehatan meliputi: Masyarakat dari rumah tangga hampir miskin; pelajar; dan masyarakat yang berpartisipasi dalam pasukan keamanan dan ketertiban di tingkat akar rumput.
Penduduk rumah tangga yang bekerja di bidang pertanian, kehutanan, perikanan, dan produksi garam dengan standar hidup rata-rata sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; kelompok etnis minoritas yang tinggal di komunitas yang telah ditetapkan tidak lagi berada di wilayah dengan kondisi sosial ekonomi sulit atau sangat sulit; tenaga kesehatan desa dan dusun; bidan desa dan dusun. (baru ditambahkan)
Pekerja paruh waktu di desa dan kelompok pemukiman sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang (baru ditambahkan); orang yang dianugerahi gelar Pengrajin Rakyat atau Pengrajin Berjasa sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang tentang Warisan Budaya (baru ditambahkan); korban sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perdagangan Manusia tahun 2011 (baru ditambahkan)
Dengan demikian, jika dibandingkan dengan ketentuan Pasal 12 Undang-Undang Jaminan Kesehatan Tahun 2008 dan Pasal 4 Undang-Undang Perubahan dan Penambahan Beberapa Pasal dalam Undang-Undang Jaminan Kesehatan Tahun 2014, maka dalam Undang-Undang yang baru ini terdapat penambahan 4 kelompok subjek penerima bantuan iuran jaminan kesehatan dari negara.
Penambahan ini bertujuan untuk memperluas manfaat dan menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi masyarakat, terutama yang kurang mampu, untuk mengakses layanan perawatan kesehatan.
Berdasarkan peraturan baru, pasien yang ditanggung asuransi kesehatan kemungkinan akan mendapatkan 100% biaya pemeriksaan medis dan perawatan yang ditanggung, terutama dalam kasus penyakit serius, penyakit yang memerlukan pembedahan atau penggunaan teknik medis canggih.
Menurut statistik dari Jaminan Sosial Vietnam, pada awal tahun 2025, terdapat sekitar 95,52 juta jiwa peserta asuransi kesehatan di negara tersebut, mencapai tingkat cakupan sebesar 94,2% dari total populasi. Diperkirakan hingga akhir Mei 2025, industri asuransi telah membayarkan biaya pemeriksaan dan pengobatan asuransi kesehatan kepada hampir 80 juta jiwa, meningkat 8,59% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Total pembayaran mencapai sekitar VND 63,324 miliar, meningkat 15,59% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tercatat, hingga kini 100% fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia telah menerapkan pemeriksaan dan pengobatan jaminan kesehatan dengan menggunakan kartu tanda penduduk berbasis chip.
Hingga Juni 2025, terdapat lebih dari 214 juta pencarian informasi kartu asuransi kesehatan yang menggunakan kode identifikasi pribadi atau kartu identitas warga negara untuk keperluan pemeriksaan dan perawatan medis.
Perubahan Undang-Undang tentang Jaminan Kesehatan ini dianggap sebagai langkah maju yang penting untuk memastikan jaminan sosial, meningkatkan kualitas perawatan kesehatan bagi seluruh rakyat, dan bergerak menuju tujuan jaminan kesehatan universal yang berkelanjutan.
Berdasarkan peraturan baru, orang yang telah menjadi peserta asuransi kesehatan selama 5 tahun berturut-turut diizinkan untuk berhenti hingga 3 bulan dan akan menikmati sejumlah manfaat luar biasa yang belum pernah tersedia sebelumnya.
Manfaat pertama dan paling penting adalah bahwa dana asuransi kesehatan akan menanggung 100% biaya pemeriksaan medis dan perawatan dalam banyak kasus, termasuk pemeriksaan medis dan perawatan di luar jaringan.
Secara spesifik, sesuai dengan Pasal 17 UU Jaminan Kesehatan yang telah diubah, pasien akan menerima seluruh biaya pemeriksaan dan pengobatan apabila memenuhi tiga kondisi berikut secara bersamaan: Telah menjadi peserta jaminan kesehatan selama 5 tahun berturut-turut atau lebih; jumlah iuran bersama dalam setahun melebihi 6 kali lipat dari jumlah acuan (yang ditetapkan Pemerintah sebagai pengganti upah minimum sebelumnya); dan termasuk dalam kondisi pemeriksaan dan pengobatan yang sah, termasuk pemeriksaan dan pengobatan yang tidak dilakukan di tempat terdaftar semula dalam keadaan tertentu.
Kasus yang dianggap layak untuk mendapatkan manfaat 100% meskipun diperiksa di luar wilayah yang ditentukan meliputi: pemeriksaan medis di fasilitas dasar atau khusus saat menangani penyakit berat, penyakit langka, penyakit yang memerlukan pembedahan atau teknologi tinggi sesuai dengan peraturan Kementerian Kesehatan; menjadi orang dari etnis minoritas, orang dari rumah tangga miskin yang tinggal di daerah yang sulit atau di komunitas kepulauan atau distrik kepulauan; perawatan rawat inap di fasilitas tingkat distrik atau fasilitas yang setara sebelum 1 Januari 2025; perawatan darurat di fasilitas medis mana pun; pemeriksaan di tempat pendaftaran awal; dan pemindahan ke rumah sakit sesuai dengan peraturan.
Poin penting lainnya dalam Undang-Undang Jaminan Kesehatan yang direvisi tahun 2024 adalah penghapusan masa tunggu 180 hari untuk menikmati layanan berteknologi tinggi bagi peserta asuransi kesehatan baru atau berkala. Berdasarkan peraturan yang berlaku saat ini, peserta asuransi kesehatan baru atau berkala harus menunggu 180 hari untuk menikmati layanan berteknologi tinggi.
Namun, mulai 1 Juli 2025, berdasarkan peraturan baru dalam Klausul 3 Pasal 16, masyarakat yang baru pertama kali menjadi peserta asuransi kesehatan atau mengalami gangguan lebih dari 90 hari hanya perlu menunggu 30 hari sejak tanggal pelunasan agar kartunya berlaku dan dapat menikmati semua manfaat, termasuk teknologi canggih. Perubahan ini membantu masyarakat mengakses layanan medis modern lebih cepat tanpa perlu khawatir akan kendala waktu.
Selain itu, UU ini juga mengubah cara penghitungan manfaat dan iuran dengan memperkenalkan konsep "tingkat acuan" menggantikan konsep sebelumnya "upah minimum".
Ini adalah dasar baru untuk menghitung manfaat asuransi kesehatan, sekaligus memastikan fleksibilitas dan lebih sesuai dengan kondisi sosial ekonomi saat ini.
Dengan demikian, apabila jumlah total uang yang dibayarkan pasien melebihi 6 kali lipat dari jumlah acuan dalam setahun, maka dana asuransi kesehatan akan membayarkan semua biaya pemeriksaan medis dan perawatan dalam lingkup manfaat, tanpa memperhatikan apakah pasien tersebut online atau offline, jika mereka termasuk dalam kasus yang diizinkan.
Dengan penyesuaian yang penting dan bermanfaat bagi masyarakat, Undang-Undang Jaminan Kesehatan 2024 yang direvisi merupakan langkah maju yang besar dalam memperluas cakupan jaminan kesehatan, mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam jangka panjang dan berkelanjutan, serta mengurangi beban biaya medis bagi kelompok rentan.
Menurut rekomendasi badan kesehatan, masyarakat perlu secara proaktif memeriksa informasi keikutsertaan asuransi kesehatan mereka untuk memahami dengan jelas manfaat yang akan mereka nikmati mulai 1 Juli 2025.
Sumber: https://baodautu.vn/them-nhieu-doi-tuong-duoc-nha-nuoc-ho-tro-dong-bao-hiem-y-te-d299710.html
Komentar (0)