Terkait kekurangan vaksin dalam program imunisasi yang diperluas, Menteri Kesehatan Dao Hong Lan, dalam keterangan pers pada 14 Juni, mengatakan bahwa saat ini hanya terdapat kekurangan vaksin "5 in 1" untuk mencegah penyakit, antara lain: difteri, batuk rejan, tetanus, meningitis/pneumonia yang disebabkan oleh bakteri HiB, dan hepatitis B.
Ibu Lan mengatakan bahwa melalui peninjauan sumber vaksin yang ditransfer dari tahun 2022, untuk vaksin produksi dalam negeri, program imunisasi yang diperluas telah menyediakan cukup vaksin untuk tahun 2022 dan hingga Juli 2023.
Vaksin hepatitis B dan tuberkulosis akan digunakan hingga Agustus 2023. Vaksin ensefalitis Jepang, campak, dan rubella akan mencukupi hingga kuartal kedua dan ketiga tahun 2023. Selain itu, vaksin tetanus dan polio akan mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun 2023.
Hanya vaksin impor "5 in 1", karena pada tahun 2022, proses lelang dan pengadaan dilakukan sesuai ketentuan, tetapi tidak ada kontraktor yang berpartisipasi, sehingga terjadi kelangkaan sejak Februari 2023 hingga sekarang.
Menteri Kesehatan Dao Hong Lan.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan, Pemerintah telah memutuskan untuk menugaskan Kementerian Kesehatan untuk secara proaktif menyusun rencana penetapan harga dan mengirimkannya kepada Kementerian Keuangan untuk evaluasi awal. Hal ini menjadi dasar pemesanan vaksin "5 in 1".
Ibu Lan menyampaikan: "Mulai sekarang hingga kami dapat membeli vaksin dari anggaran pusat, bagaimana memastikan vaksin diberikan kepada anak-anak adalah hal yang sangat kami perhatikan. Para pimpinan Kementerian, saya, dan unit-unit terkait telah bekerja sama dengan para mitra. Hal ini sungguh sulit bagi para mitra, tetapi atas permintaan Kementerian, mereka telah berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan dukungan bagi Vietnam."
Menurut Ibu Lan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Pasifik Barat, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), dan WHO di Vietnam telah sepakat untuk memberikan dukungan darurat kepada Vietnam berupa lebih dari 200.000 dosis vaksin "5-in-1" untuk anak-anak.
"Selain itu, dengan lebih dari 65.000 dosis vaksin "5 in 1" yang didanai di dalam negeri, vaksin akan dijamin prioritasnya bagi anak-anak di daerah terpencil—yang sulit mengakses layanan vaksin "5 in 1". Kementerian Kesehatan sedang berupaya mengakses sumber bantuan ini," tambah kepala sektor kesehatan tersebut.
Kementerian Kesehatan diberi sumber anggaran dari anggaran pusat untuk melaksanakan pembelian bagi program pengadaan vaksin, dipastikan pada tahun 2021 dan 2022.
Lebih dari 200.000 dosis vaksin 5-in-1 akan segera diberikan kepada anak-anak dari sumber dukungan.
Namun pada tahun 2023, karena program sasaran kesehatan penduduk akan dialihkan menjadi program belanja rutin daerah, maka berdasarkan ketentuan Undang-Undang Penanaman Modal Umum, maka Kementerian Kesehatan tidak diperkenankan lagi mengalokasikan anggaran pendapatan dan belanja negara untuk melaksanakan tugas tersebut.
Kepala sektor kesehatan juga menegaskan bahwa tidak ada fenomena Kementerian Kesehatan yang "melemparkan" tanggung jawab kepada daerah atau wabah ketakutan akan tanggung jawab yang merembet ke Kementerian Kesehatan. Dengan tanggung jawab sektor ini, Kementerian Kesehatan sangat bersemangat untuk terus menjalankan tugas ini guna memastikan vaksinasi di seluruh negeri, serta menjamin keadilan bagi perempuan dan anak.
Menteri Kesehatan menambahkan bahwa beliau telah meminta pendapat mengenai kelanjutan alokasi anggaran pusat untuk melanjutkan pelaksanaan Program Imunisasi Perluasan guna memastikan efektivitas dan konsistensi di seluruh negeri. Hal ini memerlukan Resolusi Majelis Nasional.
Rancangan Resolusi telah dikonsultasikan dengan anggota Pemerintah. Menteri Kesehatan berharap Resolusi tersebut dapat segera diterbitkan .
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)