Kapan harga tanah dihitung?
Pada konferensi pers, media tertarik pada sejumlah isu seperti dampak Keputusan 79 terhadap masyarakat dan bisnis ketika diterapkan serta informasi tentang ketentuan transisi.
Dengan demikian, Keputusan 79 berlaku mulai 31 Oktober 2024 hingga 31 Desember 2025. Bagaimana masyarakat akan memenuhi kewajiban keuangan dan perpajakannya hingga Keputusan ini berlaku?
Menanggapi hal tersebut, Direktur Departemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Bapak Nguyen Toan Thang mengatakan bahwa Keputusan No. 79/2024/QD-UBND secara jelas menetapkan waktu penerapan daftar harga tanah untuk menghitung biaya penggunaan tanah.
Secara spesifik, apabila masyarakat menyerahkan dokumen lengkap ke pelayanan terpadu satu pintu pada waktu tertentu, maka sejak saat itu akan dihitung pajak dan kewajiban keuangannya:
"Waktu yang dihitung adalah waktu penyerahan berkas ke Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten, bukan waktu berkas dilimpahkan ke otoritas pajak. Misalnya, waktu penyerahan berkas ke Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten dihitung pada saat itu juga. Pengalihan 2-3 hari merupakan urusan internal instansi pemerintah. Kami mengambil tanggal penerimaan berkas yang dilimpahkan ke otoritas pajak sebagai waktu tersebut. Isi pengalihan diatur dengan jelas," ujar Direktur Dinas Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
Hindari membiarkan sewa tanah menjadi beban bagi bisnis
Bapak Nguyen Ngoc Thao, Wakil Direktur Dinas Keuangan Kota, menyampaikan informasi mengenai harga sewa lahan. Berdasarkan daftar harga lahan yang diumumkan pemerintah kota, sewa lahan dihitung dengan persentase terendah 0,25%, dan tertinggi 3%, tergantung pada tujuan penggunaan lahan.
Saat ini, Komite Rakyat Kota sedang menginstruksikan Departemen Keuangan untuk berkonsultasi dengan departemen, cabang, dan distrik mengenai tarif yang berlaku. Dalam rapat-rapat tersebut, terdapat banyak pendapat tentang penerapan tarif sewa tanah pada daftar harga tanah dari perspektif "menghindari pengaruh terhadap biaya input industri produksi".
"Pemerintah kota telah merencanakan dan menyesuaikan daftar harga tanah khusus sehingga ketika diterapkan pada tanah untuk keperluan produksi dan bisnis, harganya akan berada di angka 0,5%. Ini merupakan tingkat yang stabil, menghindari dampak dan fluktuasi pada biaya input perusahaan guna menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan produksi dan bisnis di kota," tambah Bapak Thao.
Menutup konferensi pers, Wakil Ketua Komite Rakyat Kota Ho Chi Minh, Bui Xuan Cuong, mengatakan bahwa penyesuaian daftar harga tanah merupakan isu penting dan sensitif, yang memengaruhi banyak organisasi dan individu. Semangat daftar harga tanah kota ini adalah untuk secara bertahap mendekati harga pasar, menghindari kemacetan dalam proses pengurusan dokumen... Pelaksanaannya di Kota Ho Chi Minh sangat hati-hati, membatasi dampaknya terhadap kepentingan sah masyarakat.
Di masa mendatang, kota akan terus memperkuat propaganda, transparansi, spesifisitas, ketelitian, memastikan stabilitas dan pembangunan; menciptakan konsensus di antara masyarakat dan pelaku bisnis.
"Setelah 31 Desember 2025, yaitu mulai 1 Januari 2026, Kota Ho Chi Minh wajib menerapkan daftar harga tanah, daftar harga tanah pertama berdasarkan Undang-Undang Pertanahan 2024, dengan semangat keadilan penuh sesuai harga pasar selama proses penerapannya. Ini merupakan langkah bagi kami untuk bergeser dan berfokus, di satu sisi pada pengembangan kota, di sisi lain pada persiapan penyusunan daftar harga tanah sesuai dengan semangat Undang-Undang Pertanahan 2024," ujar Bapak Bui Xuan Cuong.
Pada pagi hari tanggal 22 Oktober, Komite Rakyat Kota Ho Chi Minh secara resmi mengumumkan Keputusan 79/2024/QD-UBND yang mengubah dan melengkapi Keputusan No. 02/2020/QD-UBND tanggal 16 Januari 2020 dari Komite Rakyat Kota yang mengatur daftar harga tanah di wilayah tersebut. Keputusan ini berlaku mulai 31 Oktober 2024 hingga 31 Desember 2025.
[iklan_2]
Sumber: https://vov.vn/kinh-te/thoi-diem-nao-ap-dung-bang-gia-dat-moi-tai-tphcm-post1130184.vov
Komentar (0)