Timnas U-22 Indonesia mengalahkan Timnas U-22 Thailand 5-2 setelah pertandingan yang berlangsung lebih dari 120 menit di ibu kota Phnom Penh, Kamboja. Meskipun pertandingan telah berakhir, gema bentrokan kedua tim di laga final SEA Games 32 masih terasa. Kedua tim dikritik oleh para penggemar, tidak hanya di tingkat regional tetapi juga internasional, atas perilaku tidak sportif mereka.
Patut dicatat, pada pagi hari tanggal 17 Mei, Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) harus meminta maaf dan mengumumkan akan membuka penyelidikan sendiri untuk menenangkan opini publik. Di saat yang sama, FAT juga mengumumkan tidak akan bersikap lunak terhadap siapa pun yang telah mencemarkan nama baik sepak bola Thailand.
AFC akan turun tangan untuk menyelidiki perkelahian tersebut
Menyaksikan apa yang terjadi di Stadion Olimpiade, AFC juga angkat bicara mengenai insiden tersebut. Pada sore hari tanggal 17 Mei, seorang juru bicara AFC mengumumkan bahwa badan tersebut akan menyelidiki insiden tersebut dan akan menjatuhkan sanksi. AFC mengumumkan: "AFC kecewa dengan hilangnya kendali di final sepak bola SEA Games. AFC menekankan pentingnya fair play, saling menghormati, dan sportivitas, serta tidak menoleransi segala bentuk kekerasan yang mengancam integritas fisik pemain dan ofisial."
Kiper Thailand U22, Sophonwit Rakyai, menerima kartu merah karena berlari ke tengah lapangan untuk meninju lawannya. Pada 16 Mei, ia dikritik keras oleh para penggemar Thailand. Pada sore hari tanggal 17 Mei, pemain muda tersebut mengunggah permintaan maaf di akun pribadinya.
Penjaga gawang U-22 Thailand berlari ke tengah lapangan untuk meninju pemain U-22 Indonesia.
Sophonwit Rakyai menulis: "Saya Sophonwit Rakyai, penjaga gawang timnas U-22 Thailand yang akan berlaga di SEA Games 2023. Jika ada foto yang mengklaim saya berkelahi dengan pemain Indonesia, saya harus mengakui bahwa itu adalah kesalahan saya yang ceroboh. Pertama-tama, saya harus meminta maaf kepada rekan satu tim, staf pelatih, dan yang terpenting, seluruh penggemar sepak bola Thailand."
Dalam kasus itu, para pemain Indonesia berlari untuk meninju rekan setim saya. Setelah memukulnya, ia berlari ke tengah kerumunan dan terus menyerang yang lain. Saya akui, ketika ia meninju teman itu, saya tidak bisa mengendalikan diri, ada banyak tekanan selama beberapa menit. Menggunakan emosi di sini adalah kesalahan pribadi saya.
Tentu saja semua orang Thailand merasa tidak puas dan kecewa. Saya ingin meminta maaf kepada keluarga dan semua orang yang telah mendukung saya. Peristiwa ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan dan pasti tidak akan terulang kembali. Namun, saya tidak tahu harus berbuat apa lagi selain meminta maaf dan mengakui kesalahan saya. Saya bersedia untuk memperbaiki diri dan berkembang lebih jauh.
Sophonwit Rakyai mengatakan dia tidak bisa berbuat apa-apa selain meminta maaf.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)