Mempromosikan perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan

Dalam rangka KTT ASEAN ke-43 dan konferensi terkait yang diselenggarakan di Jakarta, Indonesia, negara-negara ASEAN menyaksikan upacara penandatanganan dokumen aksesi Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC) oleh tiga negara: Kuwait, Serbia dan Panama, sehingga jumlah total anggota Perjanjian menjadi 54.

Pada KTT ASEAN ke-43, upacara penandatanganan dokumen aksesi Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC) dilakukan oleh tiga negara, yaitu Kuwait, Serbia, dan Panama, sehingga jumlah total anggota Perjanjian tersebut menjadi 54. (Foto: Anh Son)

TAC ditandatangani pada KTT ASEAN Pertama di Indonesia tahun 1976. Tujuan TAC adalah untuk mendorong perdamaian abadi, persahabatan, dan kerja sama di antara masyarakat Pihak-Pihak Perjanjian, dan untuk memberikan kontribusi pada kekuatan, solidaritas, dan hubungan yang lebih erat.

Prinsip dasar TAC adalah saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan , kesetaraan, integritas wilayah, dan identitas nasional semua negara; hak setiap negara untuk hidup bebas dari campur tangan, subversi, atau paksaan eksternal; tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing; penyelesaian perbedaan atau perselisihan dengan cara damai; penolakan terhadap ancaman atau penggunaan kekuatan; dan kerja sama yang efektif satu sama lain.

Dengan bergabungnya Serbia, Panama, dan Kuwait, ASEAN telah memperluas daftar kerja samanya di Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Tengah. Serbia, Panama, dan Kuwait masing-masing menjadi negara ke-52, ke-53, dan ke-54 yang menandatangani Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara.

Arab Saudi sebelumnya telah menandatangani perjanjian tersebut pada Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-56 (AMM-56) bulan Juli lalu. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno mengatakan bahwa semakin banyaknya penandatangan perjanjian tersebut mencerminkan minat para mitra terhadap ASEAN dan bermanfaat untuk mendorong stabilitas di kawasan dan sekitarnya.

“Dalam konteks persaingan dan konflik global saat ini, kita harus lebih memperkuat nilai-nilai Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara untuk memperkuat kepercayaan.

ASEAN dan mitranya perlu meningkatkan dialog dan meningkatkan kerja sama untuk mengatasi tantangan bersama, seperti krisis iklim dan kejahatan terorganisir transnasional, sekaligus mendorong perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik,” ujar Menlu RI.

Upacara penandatanganan Nota Kesepahaman antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Asosiasi Negara-Negara Lingkar Samudra Hindia (IORA) serta antara ASEAN dan Forum Kepulauan Pasifik (PIF). (Foto: Anh Son)

Dalam rangka konferensi tersebut, ASEAN juga menandatangani Nota Kesepahaman untuk meningkatkan kerja sama dengan Asosiasi Negara-Negara Lingkar Samudra Hindia (IORA) dan Forum Kepulauan Pasifik (PIF).

Pada upacara penandatanganan, kedua negara menegaskan bahwa ASEAN dan negara-negara di Samudra Hindia dan Pasifik menghadapi tantangan dan peluang yang serupa. Oleh karena itu, ASEAN dan negara-negara di Samudra Hindia dan Pasifik harus bekerja sama untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.

Indo-Pasifik seharusnya tidak menjadi ajang persaingan kekuatan besar atau konflik yang berasal dari tempat lain. Hal ini hanya akan mungkin terjadi jika semua pihak menjunjung tinggi nilai-nilai dan prinsip bersama, yaitu model kerja sama alih-alih persaingan, mentalitas saling menguntungkan.

ASEAN - Ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia dengan suara dan posisi yang semakin meningkat menunjukkan daya tarik dan nilai ASEAN bagi para mitra yang berkomitmen untuk bekerja sama guna memajukan kawasan yang damai dan sejahtera dengan mekanisme yang dipimpin ASEAN.

Sumber: https://baoquocte.vn/asean-43-mo-rong-hiep-uoc-than-thien-va-hop-tac-o-dong-nam-a-tac-thuc-day-hoa-binh-on-dinh-va-thinh-vuong-o-khu-vuc-240886.html