(CLO) Mahkamah Agung AS telah setuju untuk mempertimbangkan undang-undang tahun 2019 yang akan memungkinkan warga Amerika untuk menuntut Otoritas Palestina atas serangan yang menyebabkan korban di Israel dan di tempat lain.
RUU tersebut, yang disebut "Undang-Undang Peningkatan Keamanan dan Keadilan bagi Korban Terorisme", memungkinkan para korban untuk menuntut Otoritas Palestina (PA) dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) jika mereka beroperasi di AS atau membayar orang untuk melakukan serangan terhadap warga negara AS.
Di luar Gedung Mahkamah Agung AS, di Washington, 5 Desember 2024. Foto: REUTERS/Evelyn Hockstein
Namun, pengadilan yang lebih rendah telah memutuskan bahwa undang-undang tersebut melanggar Konstitusi AS dengan melanggar hak-hak organisasi Palestina atas peradilan yang adil. Pemerintahan Biden dan sekelompok keluarga korban telah mengajukan banding dan membawa kasus ini ke Mahkamah Agung.
Selama bertahun-tahun, pengadilan AS telah memperdebatkan apakah mereka memiliki yurisdiksi untuk mengadili kasus-kasus yang melibatkan tindakan PA dan PLO yang terjadi di luar Amerika Serikat.
Sebelumnya, pada tahun 2015, pengadilan AS memutuskan bahwa Otoritas Palestina dan PLO harus membayar kompensasi sebesar $655 juta kepada keluarga korban serangkaian pengeboman dan penembakan di Yerusalem dari tahun 2002 hingga 2004. Namun, putusan ini dibatalkan pada tahun 2016 karena pengadilan tersebut tidak memiliki yurisdiksi.
Kemudian, pada tahun 2019, Kongres mengesahkan undang-undang yang mengizinkan gugatan baru untuk diajukan. Salah satu gugatan tersebut melibatkan keluarga Ari Fuld, seorang warga Amerika yang ditikam hingga tewas di Tepi Barat pada tahun 2018.
Pada tahun 2022, seorang hakim New York menyatakan undang-undang tersebut inkonstitusional, karena Kongres AS tidak dapat memaksa Otoritas Palestina dan PLO untuk "menyetujui" yurisdiksi pengadilan AS. Putusan ini mendorong banding lebih lanjut dari keluarga korban.
Keluarga korban berharap Mahkamah Agung akan memulihkan hak mereka untuk menuntut dan memberikan keadilan. "Kami sangat berharap dengan putusan ini karena memberikan kesempatan bagi para korban dan keluarga mereka untuk mendapatkan keadilan," ujar Kent Yalowitz, pengacara keluarga korban.
Mahkamah Agung AS diperkirakan akan mengadakan sidang dan mengeluarkan putusan pada akhir Juni 2025.
AS telah berulang kali memveto pengakuan Negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan juga telah menyediakan senjata kepada Israel dalam serangan yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina di Gaza dan wilayah lain di Timur Tengah.
Cao Phong (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/toa-an-toi-cao-my-sap-kien-chinh-quyen-palestine-post324514.html
Komentar (0)