Tinjauan umum perjalanan kerja Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam ke Amerika Serikat

VOV.VN - Sejak 21 September, Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam menghadiri Future Summit, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-79, dan bekerja di Amerika Serikat.

Pada sore hari tanggal 21 September (waktu setempat), pesawat yang membawa Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam beserta istrinya dan delegasi tinggi Vietnam mendarat di Bandara Internasional JFKenedy untuk memulai kegiatan menghadiri Future Summit, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-79, dan bekerja di Amerika Serikat.

Pada pagi hari tanggal 22 September (waktu setempat), KTT Masa Depan dibuka secara khidmat di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York dengan partisipasi banyak pemimpin negara, organisasi internasional dan regional, serta perwakilan lembaga swadaya masyarakat, ilmuwan , lembaga keuangan, dan bisnis. Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam memimpin delegasi tingkat tinggi Vietnam untuk menghadiri konferensi tersebut.

Sebagai pembicara yang diundang pada sesi pleno pertama konferensi, Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam mengatakan bahwa kecerdasan manusia telah membantu mengubah dunia dan kehidupan manusia, tetapi manusia juga merupakan penyebab banyak tantangan seperti perubahan iklim, epidemi, penipisan sumber daya atau produksi senjata pemusnah massal... Menekankan bahwa pilihan di masa sekarang akan membentuk masa depan.

Pada pagi hari tanggal 22 September, selama perjalanan kerjanya untuk menghadiri Pekan Tingkat Tinggi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-79 di New York, Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam mengadakan pertemuan persahabatan dengan sekelompok intelektual Vietnam dari berbagai generasi yang tinggal di Houston (Texas, AS).

Sekretaris Jenderal dan Presiden berharap bahwa kaum intelektual Vietnam di Amerika Serikat dan di seluruh dunia akan bersatu dan menggabungkan kekuatan untuk terus memberikan kontribusi bagi pembangunan masa depan, menuju era baru bagi negara tersebut.

Pada pagi hari tanggal 22 September (waktu setempat), Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam bertemu dengan Perdana Menteri Vatikan, Kardinal Pietro Parolin. Kedua pemimpin menyatakan bahwa menjaga pertukaran delegasi tingkat tinggi dan mekanisme pertemuan Kelompok Kerja Gabungan Vietnam-Vatikan memainkan peran penting dalam mendorong rasa saling menghormati dan pengertian. Perdana Menteri Vatikan, Kardinal Petro Parolin, menegaskan bahwa Perwakilan Tetap Takhta Suci secara aktif bekerja sama dengan Vietnam dan mengatakan bahwa Paus Fransiskus berharap dapat segera mengunjungi Vietnam, berkontribusi dalam memajukan hubungan antara Takhta Suci dan Gereja Katolik di Vietnam, yang selanjutnya akan memperkuat hubungan Vietnam-Vatikan.

Pada sore hari tanggal 22 September (waktu setempat), di New York, Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam mengadakan pertemuan dengan Bapak Brendan Nelson, Presiden Boeing Global, perusahaan penerbangan terbesar di dunia. Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam menyarankan agar Boeing terus berkoordinasi erat dengan mitra-mitra Vietnam untuk menyelesaikan dan mentransfer pesanan pembelian pesawat yang telah ditandatangani sebelumnya. Boeing juga harus segera melakukan riset dan berinvestasi di pabrik-pabrik manufaktur komponen, serta membangun pusat-pusat perawatan peralatan dan mesin pesawat regional yang terhubung dengan bandara-bandara utama di Vietnam.

Pada sore hari tanggal 22 September (waktu setempat) di New York City, Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam menghadiri dan berbicara di sebuah seminar bertema "Memperkuat Kerja Sama Vietnam - AS dalam Pengembangan Industri Semikonduktor dan Kecerdasan Buatan". Menanggapi dan mengapresiasi pernyataan antusias tersebut, yang langsung membahas peluang kerja sama Vietnam - AS di bidang industri semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI), Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam menyatakan bahwa Vietnam bertekad untuk membangun negara dengan cepat dan berkelanjutan berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Partai dan Negara Vietnam juga mengidentifikasi tiga terobosan strategis untuk pembangunan sosial-ekonomi negara pada tahun 2030: pengembangan kelembagaan, infrastruktur, dan sumber daya manusia yang terkait dengan restrukturisasi ekonomi dan inovasi model pertumbuhan; mendorong pembangunan yang berbasis pada ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi, dan nilai-nilai budaya masyarakat Vietnam.

Pada malam tanggal 22 September (waktu setempat), Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam menghadiri dan menyampaikan pidato di acara peringatan satu tahun peningkatan hubungan menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif, menjelang peringatan 30 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Vietnam dan Amerika Serikat. Acara ini dihadiri oleh mantan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Senator Dan Sullivan, banyak pejabat tinggi dan mantan pejabat pemerintahan, serta banyak sahabat Amerika dan komunitas Vietnam di Amerika Serikat.

Menjelang peringatan 30 tahun terjalinnya hubungan diplomatik Vietnam-AS pada tahun 2025, Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam menyarankan agar kedua pihak terus memperkuat koordinasi yang erat guna melaksanakan secara efektif Pernyataan Bersama Vietnam-AS pada tahun 2023, sehingga semakin berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan dan dunia.

Pada pagi hari tanggal 23 September (waktu setempat), saat berpidato di Universitas Columbia, universitas tertua dan paling bergengsi ke-5 di Amerika Serikat dan tersohor di seluruh dunia, Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam menekankan: "Kita hidup di dunia yang berubah dengan cepat. Namun bagi Vietnam, satu hal tetap sama: Di bawah kepemimpinan Partai Komunis Vietnam, kita terus konsisten menerapkan kebijakan luar negeri yang mandiri, berdikari, multilateralisasi, diversifikasi, menjadi sahabat, mitra terpercaya, serta anggota aktif dan bertanggung jawab dari komunitas internasional." Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam juga menegaskan bahwa Vietnam akan bergandengan tangan dengan sahabat dan mitra untuk mengatasi tantangan global yang mendesak seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, ketahanan kesehatan, ketahanan air, dll., serta mendorong pembangunan tatanan internasional yang adil dan setara, berdasarkan prinsip-prinsip dasar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional.

Pada sore hari tanggal 23 September (waktu setempat), Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di New York. Sekretaris Jenderal dan Presiden menyarankan agar kedua pihak terus berkoordinasi secara erat, melaksanakan secara efektif hasil kunjungan, perjanjian tingkat tinggi, dan Program Aksi untuk mengimplementasikan Kemitraan Strategis Komprehensif periode 2024-2028, terus memperdalam hubungan, secara substantif dan efektif di segala bidang, serta mempromosikan potensi dan kekuatan masing-masing negara, terutama di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, keamanan-pertahanan, budaya, pariwisata, penerbangan, dan pertukaran antarmasyarakat. Kedua negara yakin bahwa target perdagangan bilateral kedua negara akan segera tercapai, yaitu mencapai 20 miliar dolar AS per tahun dan meningkat menjadi lebih dari 30 miliar dolar AS pada tahun 2030, dua kali lipat dari tahun 2023.

Pada sore hari tanggal 23 September (waktu setempat), Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam mengadakan pertemuan dengan anggota Jaringan Inovasi Vietnam dan para pakar Vietnam di Amerika Serikat. Meyakini bahwa bidang ini akan menciptakan terobosan besar, yang tidak hanya akan memperkuat posisinya di kancah internasional tetapi juga berpartisipasi lebih efektif di pasar sains dan teknologi global, Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden menyarankan agar Jaringan Inovasi Vietnam di Amerika Serikat terus mempromosikan peran penghubungnya, memperluas partisipasi anggota baru, dan meningkatkan kerja sama antara para pakar dan intelektual Vietnam dan internasional.

Pada sore hari tanggal 23 September (waktu setempat), Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam menghadiri diskusi dengan para pelaku bisnis terkemuka AS yang diselenggarakan oleh Dewan Bisnis AS-ASEAN (USABC), Kamar Dagang AS (USCC), dan Dewan Bisnis untuk Pemahaman Bersama (BCIU) yang dikoordinasikan dengan Kementerian Perencanaan dan Investasi dan Kedutaan Besar Vietnam di Amerika Serikat.

Pada pagi hari tanggal 24 September (waktu setempat), Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam menerima Ibu Kristalina Georgieva, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF). Dalam pertemuan tersebut, Direktur Pelaksana IMF menegaskan bahwa Vietnam dan ASEAN merupakan titik terang pertumbuhan ekonomi global, terutama di masa-masa sulit ketika ekonomi dunia mengalami guncangan. Direktur Pelaksana IMF mengatakan bahwa ketahanan, adaptasi, dan pemeliharaan pertumbuhan ekonomi Vietnam didasarkan pada dua pilar kokoh yang terus diperkuat selama beberapa dekade terakhir. Keduanya adalah lembaga yang kuat dan semakin lengkap, serta pendekatan yang memprioritaskan pertumbuhan sekaligus memastikan inklusivitas dalam penyusunan kebijakan ekonomi makro.

Dalam rangka menghadiri KTT Masa Depan dan Debat Umum Tingkat Tinggi Sidang ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat, pada 24 September (waktu setempat), Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam bertemu dengan Presiden Bulgaria Rumen Radev, Presiden Finlandia Alexander Stubb, dan Putra Mahkota Kuwait Sheikh Sabah Al-Khaled Al-Sabah. Dalam foto, Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam bertemu dengan Presiden Bulgaria Rumen Radev (Foto: VNA)

Melanjutkan kegiatan dalam rangka kunjungan kerjanya ke New York, Amerika Serikat, pada sore hari tanggal 24 September (waktu setempat), Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymir Zelensky. Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi konflik saat ini; menyerukan diakhirinya konflik, pemulihan perdamaian, perlindungan keamanan dan keselamatan rakyat serta infrastruktur penting; dan menegaskan kembali sikap konsisten Vietnam bahwa semua sengketa harus diselesaikan dengan cara damai, sesuai dengan prinsip-prinsip dasar hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Foto: VNA

Dalam pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa (KE), Ibu Ursula von de Layern, Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam, menyarankan agar kedua belah pihak terus melaksanakan EVFTA secara efektif, dengan memprioritaskan penghapusan hambatan dalam membuka pasar bagi barang kedua belah pihak, termasuk penghapusan kartu kuning oleh Komisi Eropa (KE) dan dukungan berkelanjutan bagi Vietnam dalam menerapkan solusi untuk memerangi penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU). Foto: VNA

Melanjutkan kegiatannya dalam rangka kunjungan kerjanya ke New York, Amerika Serikat, Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, Presiden Majelis Umum PBB ke-79 Philemon Yang, Direktur Jenderal Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) Achim Steiner, dan Direktur Eksekutif Dana Anak-Anak Internasional (UNICEF) Catherine Russel. Foto menunjukkan pertemuan antara Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (Foto: VNA)

Melanjutkan kegiatan dalam rangka kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat, pada pagi hari tanggal 25 September waktu setempat, Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam menerima pimpinan beberapa perusahaan besar AS di bidang energi, satelit antariksa, dan teknologi, termasuk AES, Pacifico Energy, SpaceX, dan Google. Sekretaris Jenderal dan Presiden menekankan bahwa Partai, Negara, dan rakyat Vietnam berkomitmen untuk menciptakan semua kondisi yang menguntungkan, sesuai dengan ketentuan hukum, bagi investor AS untuk berinvestasi dan berbisnis secara efektif dan berkelanjutan di Vietnam. Dalam foto: Sekretaris Jenderal dan Presiden menerima Bapak Karan Bhatia, Wakil Presiden Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Corporation.

Menyambut Presiden Bank Dunia (WB) Ajay Banga, Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden menegaskan bahwa Vietnam senantiasa memprioritaskan penguatan dan konsolidasi hubungan dengan WB, dan menyarankan agar kedua belah pihak mempercepat penyatuan Kerangka Kerja Kemitraan Negara (CPF) antara Vietnam dan WB, sebagai dasar orientasi kerja sama kedua belah pihak di masa mendatang. Sekretaris Jenderal menyarankan agar WB terus mendukung sumber daya bagi Vietnam untuk melaksanakan proyek-proyek potensial, kunci, dan terobosan, terkait tugas-tugas pembaruan model pertumbuhan, restrukturisasi ekonomi, konversi energi, respons perubahan iklim, dan peningkatan ketahanan ekonomi terhadap fluktuasi, risiko, dan perubahan tak terduga di lingkungan internasional.

Pada tanggal 25 September, Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam menerima Senator Chris Coons, seorang Demokrat, Ketua Subkomite Urusan Luar Negeri, Operasi Luar Negeri, dan Program Terkait (Komite Alokasi), Ketua Subkomite Kekayaan Intelektual (Komite Kehakiman), dan Ketua Komite Khusus Etika, serta anggota Komite Urusan Luar Negeri Kongres AS. Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam menyampaikan penilaiannya terhadap hubungan istimewa antara Vietnam dan AS, menganggapnya sebagai model upaya untuk memperbaiki dan membangun hubungan pascaperang. Dengan peningkatan hubungan menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif, hubungan Vietnam-AS benar-benar memasuki babak baru. Foto: VNA

Pada tanggal 25 September, Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam bertemu dengan Presiden AS Joe Biden. Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam mengapresiasi Presiden Biden yang berbagi pelajaran dari Amerika Serikat dan Vietnam dalam mendorong pemulihan dan membangun hubungan pascaperang dengan dunia pada sesi pembukaan Majelis Umum PBB. Presiden Biden menegaskan bahwa Amerika Serikat mendukung Vietnam yang "kuat, mandiri, berdikari, dan sejahtera" dan akan terus mempromosikan kemitraan antara kedua negara atas dasar saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, integritas wilayah, dan institusi politik masing-masing, sehingga hubungan AS-Vietnam terus menjadi model pemulihan dan kerja sama untuk membangun masa depan. Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam menekankan bahwa Vietnam berada di titik awal sejarah yang baru, sebuah era baru – era kebangkitan bangsa Vietnam, dan Vietnam akan terus dengan teguh menjalankan kebijakan luar negerinya yang mandiri, berdikari, multilateralisasi, diversifikasi, menjadi sahabat, mitra yang dapat diandalkan, anggota komunitas internasional yang aktif dan bertanggung jawab, di mana Amerika Serikat dianggap sebagai mitra yang memiliki kepentingan strategis. Foto: VNA

vov.vn

Sumber: https://vov.vn/chinh-tri/toan-canh-chuyen-cong-tac-hoa-ky-cua-tong-bi-thu-chu-tich-nuoc-to-lam-post1123981.vov