Presiden AS Joe Biden mengunjungi Vietnam: Harapan peningkatan kerja sama ekonomi

Pada tanggal 29 Agustus, secara resmi diumumkan bahwa Presiden AS Joe Biden akan mengunjungi Vietnam September mendatang.

Kementerian Luar Negeri Vietnam

Presiden AS Joe Biden - Foto: AFP

Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Pham Thu Hang, kunjungan Presiden Joe Biden akan berlangsung pada 10 dan 11 September atas undangan Sekretaris Jenderal Nguyen Phu Trong.

Amerika menghargai Vietnam

Berbicara kepada Tuoi Tre, Dr. Pooja Bhatt, seorang peneliti di New Delhi (India), mengatakan bahwa kunjungan Bapak Biden menunjukkan keterlibatan strategis Amerika Serikat dengan kawasan ini, khususnya Vietnam. Kunjungannya ke Vietnam tepat setelah pertemuan terkait G20 di India "menunjukkan pentingnya Hanoi dalam memperkuat keterlibatan Amerika Serikat di kawasan ini di berbagai tingkatan."

Menurut jadwal, Bapak Biden akan tiba di Hanoi pada 10 September, tepat setelah menghadiri KTT G20 di India. Awal September juga merupakan periode yang sibuk bagi Bapak Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris.

Ibu Harris akan menghadiri KTT AS-ASEAN dan KTT Asia Timur (EAS) di Indonesia pada 4-7 September. Setelah mengunjungi Vietnam, Bapak Biden akan kembali ke Alaska untuk menghadiri peringatan 22 tahun serangan teroris 11 September.

Menurut Dr. Nguyen Thanh Trung (Universitas Fulbright Vietnam), jadwal kerja presiden AS membuktikan bahwa Vietnam memainkan peran penting dalam strategi Indo-Pasifik, menunjukkan bahwa AS sangat serius dalam mempromosikan hubungan bilateral dengan Vietnam.

"Pengaturan ini juga menunjukkan bahwa kemungkinan besar Bapak Biden tidak hanya melakukan kunjungan diplomatik, tetapi juga bertujuan untuk mencapai hasil tertentu," ujarnya.

Dr. Le Hong Hiep (Institut Studi Asia Tenggara - ISEAS - Institut Yusof Ishak, Singapura) mencatat: "Bapak Biden tidak akan menghadiri pertemuan dengan ASEAN, tetapi akan menghadiri KTT G20 dan datang ke Vietnam. Hal ini sebagian menunjukkan bahwa beliau memprioritaskan Vietnam."

Harapan kerjasama ekonomi

Dalam pengumuman tentang acara tersebut, baik Vietnam maupun AS menekankan prioritas untuk lebih memperdalam hubungan bilateral.

"Kami yakin kunjungan para pemimpin senior kedua negara akan semakin mempererat hubungan Vietnam-AS, membawa hubungan bilateral ini menuju pembangunan yang stabil, substantif, dan berjangka panjang di segala bidang, serta berkontribusi dalam menjaga perdamaian, stabilitas, kerja sama, dan pembangunan di kawasan maupun di dunia," ujar juru bicara Thu Hang.

Di pihak AS, Gedung Putih menyatakan bahwa para pemimpin kedua negara akan "mencari peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Vietnam yang berfokus pada teknologi dan inovasi, memperluas hubungan antarmasyarakat melalui pertukaran pendidikan dan program pengembangan sumber daya manusia, memerangi perubahan iklim, serta mendorong perdamaian, kemakmuran, dan stabilitas di kawasan."

Dr. Nguyen Thanh Trung berkomentar bahwa Vietnam dan AS memiliki banyak prioritas bersama dalam mengembangkan hubungan kerja sama, misalnya di bidang ekonomi hijau dan ekonomi digital, terutama dalam konteks Washington yang mencurahkan banyak sumber daya untuk strategi "friend-shoring" - mempromosikan hubungan produksi dan rantai pasokan antara AS dan negara-negara yang memiliki hubungan baik.

Selain itu, menurut Dr. Bhatt, Vietnam dan AS melihat banyak kepentingan bersama, termasuk prioritas yang disebutkan Washington dalam strategi ekonomi barunya saat ini. "Kesehatan, energi, sains, teknologi, keamanan maritim... semua kepentingan ini semakin terkait dan membutuhkan hubungan kerja sama yang sesuai," ujarnya kepada Tuoi Tre.

Dalam analisisnya tentang masalah ini, Dr. Le Hong Hiep mencatat bahwa AS adalah pasar ekspor terbesar Vietnam dan mitra dagang terbesar kedua, dengan perdagangan dua arah mencapai 124 miliar USD pada tahun 2022.

Tuoitre.vn